kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Durian tembaga: Berbiji kecil dan berdaging tebal (1)


Senin, 26 September 2011 / 13:30 WIB
Durian tembaga: Berbiji kecil dan berdaging tebal (1)


Reporter: Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Walau tak sepopuler durian montong atau medan, durian tembaga memiliki karakteristik yang menarik. Dengan daging yang tebal, tidak lengket dan rasa yang legit, sampai sekarang pasar durian tembaga masih terbatas di luar Jawa.

Durian adalah buah-buahan tropis yang memiliki banyak penggemar. Memiliki nama latin Durio zibethinus, durian bisa tumbuh subur di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Buah berbau tajam namun dengan rasa legit ini memiliki berbagai jenis, seperti durian montong, bangkok, hingga durian tembaga. Durian tembaga adalah durian asli Indonesia, namun baru dikenal sejak 1990-an. "Pada prinsipnya durian tembaga tak jauh beda dengan durian lain," kata Nurholis, pemilik CV. Gema Horti Mekar Sitrun di Majalengka, Jawa Barat.

Nurholis saat ini memang fokus pada budidaya bibit durian tembaga. Menurutnya, yang menarik dan menjadi keistimewaan durian asal Kabupaten Kampar, Riau, ini ialah warna dagingnya kuning pekat layaknya tembaga.

Selain warna yang menarik, durian tembaga juga memiliki daya tarik lain, yaitu daging yang tebal dan biji nan kecil. "Harganya juga menggiurkan," katanya.

Dengan berat buah mencapai mencapai 2 kg sampai 3,5 kg, satu butir buah durian tembaga bisa dijual antara Rp 20.000 hingga Rp 100.000. Saat panen besar, satu pohon durian bisa menghasilkan 300 hingga 400 buah.

Waktu untuk panen durian juga tak terlalu lama, sekitar lima tahun. "Durian ini sebenarnya cukup prospektif untuk ditanam di Indonesia, terutama di kawasan dataran rendah," katanya.

Kendalanya, saat ini buah durian lokal kalah pamor dengan durian ekspor, sehingga pengenalan buah durian tembaga cukup susah terutama di wilayah Pulau Jawa. Saat ini pasar buah durian tembaga masih terbatas di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Walau begitu Nurholis yakin, ke depan, durian tembaga bakal menguasai pasar durian di Pulau Jawa.

Karena pasar durian tembaga banyak di Sumatra dan Kalimantan, Nurholis bilang, permintaan bibit pohon durian tembaga memang paling banyak di dua tempat itu. Sejak 2001, Nurholis mengaku bisa mengirim sekitar 5.000 sampai 10.000 bibit pohon durian tembaga per bulan.

Dari penjualan bibit seharga Rp 7.500 sampai Rp 10.000 ukuran 40 cm, Nurholis mengaku bisa mendulang omzet hingga Rp 50 juta per bulan. Dari awal pembibitan hingga siap jual, bibit durian tembaga butuh waktu selama setahun.

Selain Nurholis, ada juga Nugroho, pemilik usaha pembibitan Lembah Pinus di Bintaro, Jakarta yang menjual bibit pohon durian tembaga.

Mulai membudidayakan bibit durian tembaga setahun lalu, Nugroho mengatakan kalau permintaan bibit durian tembaga meningkat empat bulan terakhir. "Tren penjualan bibit durian ini melonjak hingga 100 bibit per bulan atau meningkat hampir 50%," katanya.

Ia mengatakan, pamor durian tembaga meningkat sejak banyak media memberitakannya. Dengan harga jual bibit lumayan mahal yakni Rp 80.000 dengan ukuran 60 cm dan Rp 120.000 untuk tinggi 70cm - 80 cm. Nugroho bisa mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per bulan.

Menurut Nugroho, banyak konsumen mencari durian tembaga karena daging buah durian ini tidak lengket dengan rasa lebih legit dibandingkan dengan durian lain. Untuk meningkatkan stok bibit, Nugroho berniat mengembangkan teknik cangkok. "Biasanya hanya bisa memakai teknik okulasi," katanya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×