kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ide bisnis Aliifah tersulut dari kekaguman teman


Jumat, 30 Januari 2015 / 12:05 WIB
Ide bisnis Aliifah tersulut dari kekaguman teman
ILUSTRASI. Laba Indo Tambangraya (ITMG) Turun, Cek Rekomendasi Analis


Reporter: Marantina | Editor: Tri Adi

Inspirasi berbisnis memang kerap muncul tanpa disengaja. Itulah yang dialami Aliifah Mahdy, owner Lovelyjars. Dari kecil, Aliifah memang gemar mengkreasikan stoples bekas kue milik sang ibu – yang dipanggilnya umi – menjadi wadah penyimpan multifungsi nan cantik. Kini, dia memproduksi hingga 3.000 stoples cantik saban bulan.

Dunia usaha memang bukan  dunia asing bagi Al, sapaan Aliifah. Dara kelahiran Jakarta, 18 September 1986 ini sudah mengenal seluk-beluk dunia usaha dari sang abah, alias ayah, yang memiliki perusahaan jamu dengan merek Pil Binari. Al kerap diajak abahnya ketika bernegosiasi dengan kliennya. “Dari situ saya paham proses bisnis. Memang, tidak secara serius karena hanya mengamati cara abah berbisnis,” tutur dia.

Al pun ingat, saat SD dia pernah menjual karya kerajinan tangannya pada teman-teman sekelas. Bahkan, kakaknya pernah dipanggil guru untuk mengingatkan Al agar tidak bertransaksi bisnis dengan teman ketika proses belajar berlangsung.

Ternyata, jiwa bisnis itu masih ada, bahkan, berkembang.  Meski, seusai menuntaskan kuliah di Limkokwing University di Malaysia, Al sempat bekerja sebagai graphic designer di sebuah perusahaan periklanan di Malaysia. Namun, karena tak bisa menuangkan seluruh idealismenya, Al cuma bertahan enam bulan di perusahaan itu.

Keluar dari perusahaan, Al sempat bergabung dengan perusahaan abahnya di Malaysia. Akan tetapi, Al memang ingin punya usaha sendiri. “Dari dulu saya selalu diingatkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan agar bermanfaat untuk banyak orang,” ujarnya.

Anak keempat dari lima bersaudara ini sempat tak tahu jenis usaha yang harus ia geluti. Tapi, ia berminat pada usaha yang tak jauh dari ilmu yang dia dapatkan semasa kuliah.

Butuh waktu lima bulan bagi Al hingga akhirnya menemukan ide berkreasi dengan stoples.  Ketika merayakan ulang tahunnya pada September 2012, kamar Al dikunjungi oleh teman-temannya. Semua teman mengomentari berbagai jenis stoples cantik ciptaan Al. “Mereka tertarik melihat stoples yang saya sulap jadi tempat penyimpanan alat make-up atau kerajinan tangan karena tutup stoplesnya saya kreasikan jadi sesuatu yang unik,” cerita dia.

Al pun tak menyia-nyiakan peluang untuk berbisnis. Ia menyatakan bersedia membelikan stoples yang sama, karena saat itu Al belum mengakui stoples itu merupakan hasil karyanya.

Tak lama, Al langsung mendesain stoples dengan tema shio. Tema itu ia pilih agar stoples bikinannya bisa menyasar pasar yang cukup luas. Alasan dia, tiap orang punya shio dan banyak yang tertarik mengoleksi barang yang sesuai dengan shio.

Selama 10 hari, ia memproduksi tutup stoples dari masing-masing shio berbahan tanah liat. Al bilang ia merogoh kocek senilai Rp 3 juta dari tabungannya sebagai modal awal untuk membeli stoples dan bahan baku untuk hiasan tutup stoples Lovelyjars. “Dalam waktu 15 menit, stoples yang saya pajang di akun Facebook (FB) langsung terjual. Dari situ saya semakin percaya diri mengembangkan bisnis ini,” ucapnya.

Al kemudian mengubah akun FB pribadinya menjadi akun bisnis dengan nama Alf’s Stuff. “Saya merombak akun FB saya menjadi akun profesional agar orang-orang yang tertarik membeli stoples bisa percaya, karena saya dari awal berjualan via online,” jelas dia.

Selama enam bulan pertama, Al membuat sendiri semua stoples pesanan customer. Padahal, orderan bisa datang hingga 150 stoples. Hiasan stoples pun masih terbatas pada desain yang bisa ia buat, seperti figur hewan.

Pada bulan ketujuh, orderan kian membeludak, hingga Al jatuh sakit. Dus, ia mulai mencari karyawan untuk membantunya menyelesaikan orderan. Saat ini, Al punya 12 orang karyawan untuk meringankan dalam proses produksi.


Produk eksklusif

Menurut Al, banyak orang tertarik membeli Lovelyjars karena dia merupakan produsen tutup stoples unik pertama di Indonesia. Al juga tak memberlakukan minimum order. “Kalau ada yang pesan satu item saja pasti dilayani karena memang kami mau Lovelyjars jadi produk yang eksklusif,” terangnya.

Al menambahkan, produk Lovelyars memang menyasar tiga elemen, yakni untuk dekorasi, suvenir, dan koleksi personal. Dus, pasar yang ia tuju pun sangat luas dari customer personal hingga korporasi.

Tak hanya di Indonesia, melalui akun Instagram, pesanan Lovelyjars juga merambah Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Baru-baru ini, stoples cantiknya dipesan oleh keluarga kerajaan Brunei Darussalam. Sekarang, Al bisa memproduksi hingga 3.000 stoples cantik saban bulan. Harga stoples Lovelyjars berkisar Rp 69.000–Rp 259.000 per unit.  

Hingga kini, Al turun tangan langsung dalam mendesain tutup stoples. Apalagi, saat peluncuran tema baru. Al juga yang menyeleksi semua foto yang diunggah di akun Instagram bernama lovelyjars. “Agar branding berjalan dengan baik,” ujar dia beralasan

Al juga merintis usaha lain yang masih berhubungan dengan desain, yakni On Paper Wish. Ini merupakan usaha pembuatan kartu ucapan berbentuk poster dan kartu pos. Kediaman keluarganya di daerah Jakarta Barat disulap Al menjadi studio foto yang bisa disewakan. “Studio Alf’s Stuff ini pernah digunakan untuk pre-wedding sampai klip video. Jadi tahun depan mau saya kembangkan juga,” ujar dia.

Dalam jangka panjang, Al ingin memiliki pabrik sendiri untuk memproduksi botol kaca Lovelyjars. Menyadari pendirian pabrik tidak mudah dan butuh investasi besar, Al berharap cita-citanya tercapai lima tahun lagi. “Mimpi besar saya yang lain adalah tiap rumahtangga punya satu produk Lovelyjars di rumahnya. Ini yang saya pelajari dari merek-merek besar seperti Apple dan Crocs yang dimiliki hampir semua orang,” tutup dia.  


Pengaruh kuat dari sang ayah

Ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya sangat pas untuk menggambarkan kondisi Aliifah Mahdy saat ini. Besar di keluarga pengusaha menumbuhkan keinginan Aliifah untuk mengikuti jejak  sang abah, Syarief Mahdy, menjadi pengusaha.

Sejak merintis usahanya sendiri, Al tidak terlalu melibatkan sang abah. “Waktu saya bilang mau memulai bisnis ke abah, saya minta dia tak membantu modal, tetapi cukup menjadi mentor,” tutur dia. Ayahnya juga yang mengingatkan Al, panggilan Aliifah, untuk mematenkan merek Lovelyjars.

Menariknya, dari mendengar penjelasan Al tentang bisnis yang digelutinya, ayah Al bisa menebak anaknya bakal sukses. Bahkan, sang abah bisa memperkirakan omzet yang akan dikantungi Al selama beberapa bulan pertama. “Setelah saya ja-lani, prediksi abah saya mirip seperti omzet yang saya dapat,” kenangnya.

Al mengakui media sosial jadi senjata ampuh untuk memasarkan produknya. Namun, bergelut di media sosial saja tak cukup. Ia juga harus berjualan offline agar lebih banyak orang mengenal produk Lovelyjars. Al rajin bergabung dalam bazar produk yang sesuai dengan brand Lovelyjars.

Bagi Al, meski hanya berlangsung beberapa hari, bazar sangat ampuh sebagai strategi branding. Makanya, ia selalu maksimal ketika memajang produknya saat bazar. “Pemilihan tempat serta cara menangani konsumen harus diperhatikan supaya produk punya kesan positif yang membuat pembeli betah,” ungkapnya.

Dalam setahun, ia menargetkan untuk mengikuti empat bazar.  Di samping itu, Al kerap berkolaborasi dengan brand lain sebagai wadah untuk sama-sama mengembangkan usaha. “Tujuannya untuk saling membangun dan kalau bisa brand yang berkolaborasi memang selevel sehingga bisa sama-sama maju,” jelas dia.                   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×