kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iman memulai usaha dengan modal Rp 5 juta (2)


Kamis, 03 September 2015 / 14:21 WIB
Iman memulai usaha dengan modal Rp 5 juta (2)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Membuat resep inovasi cilok bakar dan moci es krim aneka rasa melewati berbagai kegagalan. Dia butuh enam bulan untuk trial and error. Berbekal modal Rp 5 juta, dia mulai berjualan di teras rumah. Ternyata responnya positif. Keberhasilan Imanuddin mengembangkan cilok dan moci inovasi bukannya tanpa kegagalan. Pantang menyerah menjadi salah satu kunci bagi Imanuddin dalam menjalankan usaha mochilok yang dia mulai sejak 2012 silam.

Ceritanya, pria kelahiran 21 September 1981 ini mulai mencari ide untuk membuka usaha ketia dia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai desainer grafis di salah satu perusahaan periklanan. Dia mengaku tidak nyaman dengan pekerjaannya waktu itu yang selalu dikejar deadline, lembur, namun digaji seadanya.

Setelah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut, Imanuddin sempat menganggur selama tiga bulan. Pada masa itu dia rajin riset di internet dan membaca buku untuk mencari ide usaha. Kemudian suatu saat tiba-tiba kakak iparnya membawakan cilok buatan sendiri untuk dikonsumsi pribadi. "Rasanya enak, cuma saya terpikir kenapa harus dibuat dengan rasa yang umum diketahui orang yaitu pakai bumbu kacang," kata ayah satu anak ini.

Lalu di awal 2012, tercetuslah ide untuk menjajal jualan cilok namun harus yang berbeda dari biasanya. Saat itu, lulusan Desain Komunikasi Visual STISI Telkom ini mencoba menjual cilok dengan dibakar dan bumbu barberque dan mayonaise. "Waktu dicoba rasanya lumayan. Dapatlah satu menu itu," tuturnya.

Tak puas hanya menjual satu menu camilan, dia pun terpikir untuk menjajakan makanan lain yang juga memiliki pasar yang cukup potensial dan cocok untuk dijual bersama cilok yang asin. Dari situ tercetuslah untuk membuat camilan manis yakni moci yang juga diinovasi berisi es krim.

Dengan bermodal uang Rp 5 juta, Imanuddin membeli bahan baku moci dan cilok, kompor dan freezer. Dia melakukan banyak percobaan untuk menciptakan aneka rasa moci dan cilok. "Selama enam bulan, saya banyak gagal menciptakan inovasi rasa dua camilan ini," kata dia.

Saat itu terlintas dalam pikirannya bahwa usahanya akan gagal. Namun pria satu anak ini kembali memberanikan diri untuk terus membuat resep sampai berhasil. Awalnya dia melakukan tes pasar dengan menjual moci es krim dan cilok bakar inovasinya di depan teras rumah kakak iparnya di Bandung.

Lokasi usahanya ini berada di gang sempit yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan pejalan kaki. "Karena belum punya cukup uang untuk sewa tempat jadi saya pakai teras rumah kakak ipar untuk buka usaha," sebutnya.

Nyatanya, camilan yang dia beri nama Mochilok ini cukup laris. Hasil produksi 100 buah moci dan 50 buah cilok habis terbeli dalam tiga hari penjualan perdana. Sebab, wilayah itu adalah kawasan kos-kosan mahasiswa, jadi ramai. "Hingga sempat dikomplain tetangga karena area rumah dipenuhi motor dan kunjungan pembeli menimbulkan kemacetan," ujarnya.

Namun, ketika para mahasiswa sedang libur kuliah, pembeli jadi sepi. Dia mencoba memberi layanan pengantaran di sekitar Bandung untuk menggenjot penjualan.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×