kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iming-iming laba gerai masakan Jepang


Selasa, 07 Februari 2012 / 15:04 WIB
Iming-iming laba gerai masakan Jepang
ILUSTRASI. Indofood CBP (ICBP) mengakuisisi saham Indofood Fritolay Makmur Rp 494 miliar


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Belakangan ini, berbagai pilihan masakan Asia semakin akrab di lidah masyarakat Indonesia. Salah satunya, masakan dari Jepang. Terbukti, gerai makanan yang menawarkan kuliner khas Negeri Matahari Terbit kini bertebaran di Tanah Air, mulai warung kaki lima sampai restoran di hotel bintang lima.

Menu yang ditawarkan juga bervariasi. Ada sushi, takoyaki, bento, dan yakiniku. Menjamurnya gerai makanan Jepang mengindikasikan, bahwa ceruk bisnis makanan ini cukup menjanjikan.

Itu pula yang mendorong Bhakti Desta Alamsyah tergiur menjajakan masakan Jepang. Di bawah bendera PT Bandung Era Sentra Talenta, ia mendirikan gerai masakan Jepang Tokiyo Bento. Gerai ini menjajakan bento sebagai menu utamanya.

Gerai yang berdiri tahun 2009 itu meluncur pertama kali di Bandung, Jawa Barat. Pada akhir tahun 2011 lalu, Bhakti mulai menawarkan kemitraan kepada calon investor yang berminat.

Menurut Bhakti, pasar bento di Indonesia saat ini belum tergarap maksimal. Nah, agar diterima pasar secara luas, ia menetapkan harga jual yang murah. Yakni, berkisar Rp 9.000 - Rp 17.000 per paket. "Kami membidik semua kalangan," ujarnya.

Tokiyo Bento menawarkan empat paket kemitraan. Yaitu, paket kios, ruko, mini kafe, dan resto. Nilai investasi masing-masing paket sebesar

Rp 65 juta, Rp 105 juta, Rp 165 juta, dan Rp 225 juta. "Mitra akan mendapat seluruh peralatan, promosi, dan bahan baku awal," imbuh Bhakti.

Bhakti menjanjikan, mitra dapat memperoleh omzet sebesar Rp 800.000 per hari untuk paket kios, Rp 2 juta (ruko), Rp 8 juta (mini kafe), serta Rp 12 juta (resto). "Semua paket bisa balik modal kurang dari setahun, yakni 6 - 11 bulan," janji dia.

Dari omzet tersebut, Bhakti mengutip royalty fee sebesar 4% per bulan. Jika mitra sudah balik modal, pungutan royalti naik menjadi 5%.

Lantaran kemitraan ini baru ditawarkan, Tokiyo Bento belum memiliki mitra sama sekali. Tokiyo Bento baru menjalankan dua gerai milik sendiri di Bandung.

Namun Bhakti mengklaim, saat ini, sudah ada 10 calon mitra yang berminat bekerja sama. Mereka berasal dari Muara Enim, Batam, Tangerang, Jakarta, Surabaya, Pontianak, dan Makassar. "Kami menargetkan tahun ini memiliki 50 gerai, 70% di antaranya milik mitra," ungkap dia.

Khoerussalim Ikhsan, konsultan wirausaha, menilai, Tokiyo Bento terlampau optimistis mematok target. Kendati pasar bento masih terbuka lebar, agak sulit bisa balik modal kurang dari setahun dengan investasi yang ditawarkan Tokiyo Bento. "Bisnis kuliner memang tidak pernah mati, tapi persaingannya tidak mudah juga," jelasnya.

Khoerussalim menyarankan, calon mitra mempelajari dengan cermat tawaran kemitraan ini. "Selain brand-nya belum terkenal, bento masih tergolong makanan yang cocok di perkotaan," ujarnya.

Tokiyo Bento
Graha DFI 2nd Floor Grand Surapati Core
Jl. PHH Mustofa No. 39
Bandung 40192
HP 087824588881

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×