Reporter: Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi
Kyaraben dan oikakiben adalah seni menghias makanan Jepang, bento. Seni ini sebenarnya bertujuan untuk membujuk anak-anak yang tidak doyan makan sayur mayur. Di Indonesia, pemainnya masih sedikit. Omzet usaha ini bisa mencapai Rp 10 juta sebulan. Mau?
Bento adalah paket makanan Jepang yang berisi nasi dengan lauk pauk dan sayur mayur. Jenis kudapan ini banyak dijual di pelbagai restoran siap saji asal Negeri Matahari Terbit itu yang tersebar di Indonesia.
Banyak orang kita suka bento, karena rasanya yang cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Apalagi, sejak setahun belakangan wajah tokoh kartun Jepang alias manga serta aneka bentuk bunga dan binatang mulai menghiasi bento.
Di negara asalnya, seni menghias bento dikenal dengan kyaraben dan oikakiben. Kyaraben identik dengan karakter kartun Jepang. Sementara, oikakiben dengan bentuk bunga atau binatang.
"Semuanya dikerjakan secara handmade," ujar Pristina C. Gosana, pemilik Little Bento House. Lantaran pengerjaannya manual, dalam sejam, Littel Bento House hanya sanggup membuat empat sampai lima boks bento kyaraben dan oikakiben saja. Tapi, hanya proses menghias saja yang lama, memasaknya tetap sama seperti bento-bento pada umumnya.
Setelah dimasak, bento dihias dengan cookie cutter atau alat pemotong kue, rice mod, sauce cap, dan food cap. "Ini sebenarnya ditujukan untuk menipu anak-anak yang tidak suka sayur. Dengan menyulap sayur menjadi bentuk tertentu, anak-anak menjadi tergugah untuk memakannya," ujar Pristina. Karena itu, bento-bento berpenampilan lucu ini banyak dicari untuk acara piknik atau perayaan ulang tahun dan Natal.
Memulai usaha delapan bulan lalu, Pristina bercerita, pada awalnya produk bento kyaraben dan oikakiben hanya ditujukan untuk teman dan kerabat dekat. Usaha itu lalu berkembang dengan pemasaran melalui situs jejaring sosial.
Sampai saat ini, Pristina mendapat minimal dua sampai tiga pesanan dalam seminggu. Dengan minimum pesanan 20 kotak, Pristina bisa mengantongi omzet sebesar Rp 10 juta per bulan. "Saat musim liburan sekolah dan Natal, pesanan bisa melonjak sampai tiga kali lipat," ungkap dia.
Pristina membanderol tiap kotak bento kyaraben dan oikakiben dengan harga Rp 38.000 sampai Rp 50.000 per kotak, tergantung lauk pauk dan sayur mayurnya. "Bento ini menjadi mahal karena seninya. Ibaratnya, orang membeli seni," katanya.
Untuk lebih mempopulerkan seni menghias bento ini, Pristina juga mulai mengadakan workshop kyaraben dan oikakiben. Contoh, bulan lalu di Grand Indonesia yang diikuti 60 ibu rumah tangga. "Minat peserta sangat banyak. Bulan depan ada lagi," ujar Pristina.
Untuk mengikuti kursus itu, tiap peserta cukup membayar Rp 100.000 dengan sistem semiprivat. Pristina sengaja membatasi jumlah peserta agar lebih fokus dalam belajar. Selain bento, ia juga menghias spageti, kentang, sandwich, burger, dan hotdog.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News