kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah profesi TI yang paling dicari


Senin, 03 September 2012 / 14:16 WIB
Inilah profesi TI yang paling dicari
ILUSTRASI. Periksa kurs dollar rupiah di BRI jelang tengah hari ini, Rabu 21 Juli 2021./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/10/2020.


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Tri Adi

Kalau ada profesi yang saat ini tengah naik daun, salah satunya adalah profesi yang terkait teknologi informasi (TI). Permintaan tenaga TI saat ini memang membludak. Sebab, dunia sudah tenggelam dalam tsunami digital. Akhir tahun 2011, misalnya, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 55 juta orang atau meningkat 30% dibanding tahun sebelumnya yang baru sebanyak 42 juta orang. Dari total pengguna itu, 29 juta di antaranya mengaku mengakses internet
dari mobile phone.

Saat ini, perusahaan di bidang usaha apa pun membutuhkan sistem informasi, paling tidak dalam hal administrasi. Apalagi, banyak perusahaan mulai membidik internet sebagai sarana usaha, promosi, dan marketing.Perusahaan rintisan baru di bidang teknologi informasi (start-up) juga terus bermunculan. Bidang usahanya bermacam-macam, mulai penyedia mobile broadband, aplikasi mobile untuk web, digital content, e-commerce, jasa jaringan komputasi awan, jasa penyedia pusat data, jasa penyedia sistem informasi manajemen risiko dan kepatuhan, asset management atau wealth management solutions, e-payment, dan masih banyak lainnya.

Tidak heran, permintaan akan tenaga TI pun meningkat. "Sekarang bahkan sudah terjadi bajak-membajak praktisi TI antar perusahaan," kata Ogi Sigit Pornawan, Direktur Jogjacamp, perusahaan penyedia jasa sistem TI untuk korporat. Ogi sendiri mengawali kariernya di dunia TI sebagai programmer.

Bajak-membajak tenaga kerja di bidang TI ini terjadi karena permintaan tenaga TI yang berpengalaman sangat besar. Sementara, pasokannya tidak sebesar permintaannya. Pasokan praktisi TI yang jago tidak banyak karena institusi pendidikan tempat para praktisi ini dididik belum mampu memenuhi permintaan dunia usaha yang menginginkan tenaga TI yang siap pakai.


Belajar sendiri

Selama ini, pelajaran yang diajarkan di bangku kuliah kebanyakan hanya logika pemrograman dan teori-teori TI. "Padahal, yang diinginkan perusahaan adalah tenaga TI yang memang sudah menguasai aspek teknis tertentu," ungkap Ogi. Jangan heran, Ogi masih harus melatih lagi tenaga TI fresh graduate yang diterimanya sebagai karyawan. "Cuma, begitu dia mahir, harus siap-siap dengan risiko dibajak," katanya, tertawa.

Soal masih adanya kesenjangan antara dunia kerja dan materi pendidikan tinggi juga diakui Tina Yuliani Ayuningsih, pendiri IT Training Centre Kembar di Klaten.

Menurut alumnus Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, untuk belajar program atau software tertentu, mahasiswa memang harus belajar sendiri. "Saya menyiasatinya dengan menjadi peneliti di Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak Comlab ITB," kata Editor Indonesia untuk majalah Inspirational Woman Magazine tersebut. Makanya, Tina memasukkan materi bahasa pemrograman di silabus lembaga kursusnya.

Natali Ardianto, Chief Operation Officer (COO) Tiket.com, juga punya pendapat yang tidak jauh berbeda. Menurut dia, yang membedakan praktisi TI yang jago dan yang tidak adalah visi inovasi. Praktisi TI yang baik memiliki inovasi dalam merancang produknya. Karena memiliki inovasi, praktisi TI yang andal biasanya memiliki serangkaian portofolio karyanya yang bisa dilihat sebagai wujud hasil kerjanya.

Misalnya, seorang web developer, tentu akan terlihat kemampuannya ketika sudah berhasil merancang dan mengembangkan sebuah situs. Portofolio hasil karya ini sangat penting dalam dunia TI untuk meyakinkan perusahaan atau pemberi kerja akan kemampuan teknis dan inovasi praktisi TI yang bersangkutan.

Seseorang yang memiliki inovasi juga mau tidak mau akan terus mempelajari perkembangan terbaru dunia TI. "Praktisi TI tidak bisa berhenti belajar dan harus punya semangat belajar sendiri," ujar Natali.


Harus spesifik

Selain harus memiliki inovasi dan skill aspek teknis tertentu, praktisi TI yang andal juga harus memiliki skill yang spesifik. Yang terakhir ini bisa jadi kata kunci profesi di dunia TI. "Kalau seorang praktisi TI mengaku bisa semua, malah tidak akan dipercaya. Orang akan bingung, fokus dia sebenarnya apa," kata Tri Haryoko, program instructor di PT Oracle Indonesia yang juga dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Profesi database administrator saja, misalnya, harus lebih spesifik lagi: sistem database apa yang dikuasai itu apa Oracle, SQL, atau yang lainnya. Tidak perlu menguasai semua sistem yang ada. "Cukup menguasai satu, tetapi benar-benar mendalam," kata Tri.

Profesi di dunia TI memang sangat luas, beragam, dan kompleks. Dunia TI memiliki banyak fungsi, perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software) TI yang tiap fungsi dan perangkatnya membutuhkan penguasaan khusus dari seorang ahli.

Secara umum, berbagai profesi di dunia TI dapat menjadi tiga kelompok besar. Pertama, kelompok yang menyusun perangkat lunak atau software, baik mencakup sistem operasi dan aplikasi database. Kedua, kelompok yang mengurusi perangkat keras (hardware), dan ketiga, kelompok operasional sistem aplikasi dan sistem operasi.

Adapun secara fungsi, profesi di dunia IT terbagi secara umum menjadi system analyst, programmer, administrator/ developer, dan technical.


System analyst

Biasanya perusahaan yang ingin menerapkan sistem teknologi informasi tertentu akan menyewa perusahaan penyedia jasa sistem TI. Misalnya, ada perusahaan surat kabar yang ingin membuka versi online korannya di internet. System analyst bertugas menganalisis dan merancang sistem teknologi informasi yang akan diimplementasikan oleh perusahaan tersebut, mulai menganalisa pilihan-pilihan sistem operasi yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai menggelar studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.

Singkatnya, system analyst bertugas menerjemahkan keinginan user atau pengguna sistem informasi menjadi rancangan sistem TI yang sesuai dengan proses bisnis user maupun biaya yang tersedia. Ketika menyusun sistem TI untuk perusahaan media yang ingin membuat media online, misalnya, analis sistem dituntut mengetahui sistem operasi, aplikasi dan perangkat database, perangkat lunak dan perangkat keras yang harus tersedia dan digunakan.

Yang tidak kalah penting, analis sistem juga harus mengetahui proses bisnis dari perusahaan yang bersangkutan. Mulai dari konsepsi soal produk media yang akan dibuat sampai masalah prosesnya.

Misalnya, berita dari lapangan dilaporkan oleh wartawan bagaimana dan lewat media, dieditnya di mana dan bagaimana, ada berapa jenjang pengeditan, dan seterusnya. "Sistem TI yang dibangun harus menyesuaikan proses bisnis perusahaan," ungkap Agus Surachman, system analyst sebuah perusahan konsultan penyedia jasa layanan sistem TI.

Biasanya analis sistem bekerja dalam sebuah tim yang disebut system integrator. Kalau dihadapkan proyek IT, tim akan menunjuk project manager. Adapun jenjang analis sistem tergantung pada perusahaan yang bersangkutan.

Ada yang jenjang kariernya mulai dari system analyst, lalu meningkat menjadi business analyst atau kadang disebut juga senior system analyst. Di level senior, pemahaman anggaran dan keuangan penting ketika merancang sistem TI yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Biasanya, system analyst memiliki pengalaman sebagai programmer. Cuma, ada juga analis sistem yang langsung dari fresh graduate karena di perguruan tinggi memang jurusan analis sistem sudah tersedia untuk program S-1.

Remunerasi bidang ini tergantung pada pengalaman system analyst yang bersangkutan serta sistem penggajian di perusahaan TI tempatnya bekerja. Tetapi untuk yang berpengalaman, rentang penghasilannya sekitar Rp 5 juta sampai Rp 11 juta per bulan.


Programmer

Profesi programmer bisa jadi posisi yang krusial di dunia TI. Tugasnya adalah membangun perangkat lunak sistem operasi atau aplikasi yang mau diaplikasikan perusahaan. Perumpamaannya, "Jika system analyst bisa diibaratkan desainer sistem TI, programmer adalah tukang jahit yang bertugas membangun sistem tersebut," kata Tri.

Ada beberapa jenis programmer. Pertama, mereka yang membuat desktop application untuk operasi sistem informasi di internal perusahaan. Kedua, mereka yang membuat web based application. "Pemrogram ini disebut web programmer atau web desainer," kata Tina. Mereka bertugas membuat design layout dan metode interaksi antarmuka pengguna (user interface) untuk laman di internet dan untuk fitur-fitur spesifik di situs tersebut. Ketiga, mereka yang berkutat dengan pemrograman database.

Karena berkutat dengan urusan teknis, programmer perlu memiliki kemampuan penguasaan yang spesifik akan bahasa pemrograman. Bahasa gaulnya ngoding. Pemrogram aplikasi desktop yang harus dikuasai misalnya Java, C++, dan Visual Basic. Adapun untuk web programmer yang paling sering dibutuhkan adalah mereka yang menguasai bahasa HTML/XML, PHP, ASP, Cold Fusion. Untuk lowongan database, meski saat ini banyak program yang masih memakai bahasa Delphi, permintaan untuk mereka yang menguasai SQL dan Oracle juga sudah mulai banyak.

Gaji seorang programmer tergantung pada pengalaman serta sistem penggajian di perusahaan tempatnya bekerja. Tetapi untuk yang berpengalaman, rentang penghasilannya sekitar Rp 3 juta sampai Rp 9 juta per bulan.


Administrator

Kalau analis bertugas menyusun sistem TI yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan programmer adalah mereka yang bertugas membangun sistem tersebut, administrator atau developer adalah mereka yang bertugas mengoperasikan, merawat, dan bahkan mengembangkan sistem yang sudah berjalan tersebut.

Kebanyakan posisi administrator ini ditempati oleh yang memiliki keahlian spesifik di bidangnya dan bahkan sertifikasi khusus untuk masing-masing tugas dan fungsi.

Dalam perusahaan, orang yang mengepalai administrator TI, database, dan sistem disebut sebagai manajer TI. Ada beberapa jenis administrator.

IT and Networking Administrator yang bertugas menjalankan implementasi dan perawatan administrasi jaringan TI seperti Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN) serta koneksi dial-up, firewall, proxy, dan pendukung teknis lainnya.

Tugas mereka adalah membangun dan memelihara jaringan yang dipakai di perusahaan, memberikan saran dan masukan dalam pemilihan topologi, hardware serta software operasional yang sesuai untuk jaringan di perusahaan. Mereka juga harus menjaga stabilitas dan reliabilitas jaringan

Database Administrator merupakan orang yang bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis sistem database yang menopang sistem TI perusahaan.

System Administrator sedikit mirip dengan administrator TI. Cuma bedanya, system administrator bertugas melakukan administrasi terhadap sistem dan melakukan pemeliharaan sistem. "System administrator juga biasanya memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem," ungkap Agus.

Mereka juga bertugas menyediakan rancangan sistem dan konsultasi terhadap pengguna. Selain itu, mereka juga memberikan respons terhadap permintaan bantuan teknis serta dukungan lainnya. Tugas penting administrator adalah melakukan pelatihan operasi sistem ke pelanggan.

Security Administrator. Di beberapa perusahaan besar, sistem TI menjadi nyawa layanan dan operasinya. Kalau sudah begini, keamanan menjadi sangat penting. Makanya, ada fungsi khusus untuk mengelola keamanan sistem TI. Karena penting, sesuai dengan tata kelola TI (IT governance), maka diciptakan segregation of duties atau fungsi yang terpisah untuk administrasi yang penting. Tugas security administrator antara lain sebagai pengelola konfigurasi keamanan.

Technical operator atau sering juga disebut sebagai teknisi. Mereka mengurusi pemeliharaan maupun perbaikan perangkat keras sistem TI.

EDP operator bertugas untuk mengoperasikan program-program electronik data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.


Auditor

Profesi TI lain yang menarik adalah auditor. Mereka harus orang luar yang tidak merancang dan mengoperasikan sistem TI perusahaan.

Ada beberapa jenis auditor, IT auditor misalnya, bertugas melakukan evaluasi dan rekomendasi atas lingkungan TI perusahaan. Adapun security auditor melakukan evaluasi dan rekomendasi khusus untuk keamanan sistem TI. Adapun IT compliance melakukan evaluasi atas kepatuhan lingkungan TI suatu perusahaan terhadap beberapa regulasi yang terkait dengan perusahaan tersebut, baik itu dari internal maupun eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×