kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kreativitas dari styrofoam: Biarpun enteng barangnya, jumbo untungnya


Rabu, 12 Januari 2011 / 10:51 WIB
Kreativitas dari styrofoam: Biarpun enteng barangnya, jumbo untungnya


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi

Berbekal kreativitas, styrofoam bisa menjelma menjadi produk-produk yang bisa mendatangkan keuntungan besar. Potensi pasarnya terus melar seiring maraknya aktivitas promosi korporasi dan permintaan rumah tangga. Tertarik?

Styrofoam jamak kita pakai dalam kehidupan sehari-hari kita. Salah satu manfaatnya yang paling populer sebagai wadah saat kita membeli makanan untuk dibawa pulang. Dalam berbagai perayaan, dekorasi dari bahan dasar styrofoam kerap memeriahkan suasana. Nah, berangkat dari seni dekorasi inilah, styrofoam bisa mendatangkan tumpukan uang yang cukup tebal bagi mereka yang tekun menguliknya.

Styrofoam memang gampang dibentuk dan diukir menjadi berbagai macam bentuk dekoratif dan aneka karakter. Tak cuma itu, warna dasar yang putih bersih gampang disulap menjadi benda beraneka warna. Walhasil, lewat ide kreatif dan tangan-tangan terampil, penampilan styrofoam bisa berubah menjadi sangat atraktif. Produk akhirnya bisa berupa hiasan dinding dua dimensi hingga berbagai karakter, patung, atau miniatur tiga dimensi (3D).

Lantaran berhubungan dengan cita rasa dan selera, harga produk akhir tersebut bisa sangat bervariasi, dari hanya ribuan rupiah hingga puluhan juta rupiah. “Terakhir, kami mengerjakan materi iklan Blaster dengan harga Rp 12 juta,” beber Budiono, pendiri komunitas Styrofoam Carving Nation yang banyak menggarap kreasi styrofoam untuk keperluan iklan dan promosi.

Rentang margin keuntungan bisnis pun juga lebar, dari biasa-biasa saja hingga luar biasa. Ada yang mengaku, margin keuntungannya 40%–50%. Tinggi rendahnya harga dan margin ini sangat tergantung tingkat kerumitan desain, ukuran, serta kualitas bahan baku, dan bahan pendukung lain. “Biasanya, kami berembuk dulu dengan pemesan supaya tahu ekspektasi mereka. Setelah itu, kami hitung biayanya,” ujar Budiono.


Pasarnya masih besar

Omzet bisnis ini tentu tergantung dari nilai kreasi dan kemampuan pelaku menggaet klien atau menjual produksinya. JJ Art Design terbilang cukup sukses menggarap bisnis styrofoam ini.

Saban bulan, dengan pesanan sekitar 10–15 produk per bulan, omzetnya rata-rata Rp 20 juta–Rp 27 juta. Maklumlah, JJ Art Design yang beroperasi sejak 2007 ini mematok harga antara Rp 1,7 juta hingga Rp 2,5 juta per produk. “Saat ini kami mengerjakan patung sapi dan logo 3D,” tutur Jeje Rachmat, pemilik JJ Art Design, bangga.

Gangsta Styrofoam yang bermarkas di Bogor juga cukup beruntung. Dengan fokus membuat hiasan dinding berbahan dasar styrofoam, omzet Gangsta rata-rata Rp 9 juta per bulan. “Tiap bulan saya dapat menjual sekitar 500 sampai 600 item dengan harga Rp 15.000 per unitnya,” ungkap Hasman, pemilik Gangsta.

Memang, besarnya omzet juga tergantung dari pangsa pasar yang dibidik. Yang jelas, pasar hiasan dari styrofoam ini sangat luas, mulai dari kalangan rumah tangga hingga korporasi besar. Kalangan rumah tangga biasa membutuhkan produk kreatif styrofoam untuk keperluan hiasan dinding kamar hingga dekorasi pesta keluarga. Adapun, kalangan korporasi membutuhkan jasa seni kreasi styrofoam untuk keperluan promosi atau materi iklan.

Dengan semakin banyaknya korporasi yang gencar berpromosi dengan styrofoam, peluang bisnis olah kreasi styrofoam pun kian besar. JJ Art Design, misalnya, mengaku menerima pesanan untuk perusahaan makanan dan farmasi. Adapun Styrofoam Carving Nation telah menggarap sejumlah iklan perusahaan besar: Axis, Blaster, Silverqueen, dan Milkuat.

Jika Anda tertarik untuk ikut terjun ke bisnis ini, berikut beberapa hal yang mesti Anda persiapkan:


Modal kreativitas

Modal utama untuk sukses menekuni bisnis kreasi styrofoam ini sejatinya adalah kreativitas. Tanpa kreativitas, Anda tidak akan bisa memproduksi produk-produk berbahan dasar styrofoam yang mengundang minat pasar. Karena itu, cita rasa seni adalah syarat mutlak dalam bisnis ini.

Walau begitu Anda tidak harus bisa mendesain sendiri atau mewujudkan sendiri ide kreatif tersebut. Ide kreatif bisa Anda peroleh dari referensi-referensi majalah atau tayangan hiburan. Bisa juga dari melihat kreasi dari sesama pelaku seni styrofoam. Ide juga bisa berasal dari klien Anda.

Yang terpenting, untuk mewujudkan kreasi tersebut Anda harus memiliki tenaga yang terampil. Jadi, tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam bisnis ini. Namun, lantaran pendapatan bisnis ini berbasis order alias pesanan, Anda bisa mengupah tenaga kerja Anda dengan sistem komisi, seperti yang dijalankan oleh JJ Art Design. Sistem ini cocok terutama ketika Anda baru merintis bisnis ini. Tapi, jika sudah mapan, merekrut tenaga permanen akan lebih baik.

Meski bisa merekrut tenaga kerja yang mengerti desain, akan lebih baik jika Anda sendiri juga memiliki pemahaman yang baik tentang desain. Syukur-syukur jika Anda memiliki kemampuan membuat desain kreatif, seperti Jeje. “Dulu masih usaha kecil-kecilan, saya garap sendiri,” kata dia.

Agar memiliki keterampilan yang mumpuni, Anda dan pekerja Anda harus banyak belajar dari buku seni pahat dan patung tentang teknik-teknik mengukir dan memahat.

Adapun untuk modal dananya sendiri, sebenarnya relatif tidak terlalu besar dibandingkan dengan potensi keuntungannya. Modal awal terbesar adalah menyewa tempat untuk workshop atawa bengkel kerja. Nilainya bisa mencapai Rp 20 juta, tergantung lokasi, kualitas bangunan, serta luas bangunan. Disarankan, sih, minimal seluas 75 meter persegi. Yang asyik, jika Anda memiliki tempat kosong, biaya modal akan langsung terpangkas signifikan.

Modal lainnya adalah untuk belanja peralatan dan perlengkapan kerja. Yang terpenting adalah komputer minimal satu perangkat plus printer, kompresor, serta alat pemotong, semacam cutter dan kabel elemen. Cutter dipakai untuk teknik potong siku, adapun kabel elemen lebih baik dipakai untuk membuat bentuk lengkung. Untuk keperluan ini, modalnya sekitar Rp 10 juta.

Untuk tahap awal, tentu Anda juga harus menyiapkan modal untuk stok bahan baku. Selain styrofoam, bahan baku penunjang lainnya yang harus Anda siapkan adalah dempul dan resin.

Dempul dan resin ini berfungsi menguatkan styrofoam sehingga ketika dicat bisa menghasilkan tampilan yang mulus dan menarik, seperti keramik. Nilai stok awal bahan baku ini terserah kemampuan keuangan Anda dan seberapa optimistis Anda dalam meraih pasar di bisnis ini.

Yang jelas, dengan margin moderat 20% saja, Anda bisa balik modal dalam tempo kurang dari setengah tahun. Tentu, dengan catatan, Anda sukses mendapat klien.


• Manajemen bahan baku

Bahan baku untuk seni styrofoam ini cukup mudah Anda peroleh. Sebab, pemasok styrofoam cukup banyak dan tersebar di berbagai kawasan, seperti di Kapuk (Jakarta Utara), Tanahabang (Jakarta Pusat), dan Palmerah (Jakarta Pusat).

Yang harus Anda pahami, styrofoam terdiri dari dua jenis, yakni lembaran dan balok. Styrofoam jenis lembaran biasa dipakai untuk membuat hiasan dua dimensi. Adapun styrofoam balok dipakai untuk membuat karakter tiga dimensi.

Harganya tentu saja berbeda. Styrofoam lembaran ukuran 2 meter x 1 meter dengan ketebalan 1 centimeter (cm) saat ini dihargai sekitar Rp 10.000 per lembar. Adapun styrofoam balok ukuran satu meter kubik dijual seharga Rp 700.000– Rp 800.000 per balok.

Jika ingin berhemat, Anda juga bisa membeli bahan baku styrofoam dari pengepul sampah atau toko buah dan elektronik. Harganya bisa sangat miring. Konon, ada yang dibanderol dengan harga cuma Rp 400 per lembar. Risikonya, tentu saja kondisinya kadang di luar ekspektasi Anda alias buruk. Alhasil, tak banyak lagi bagian dari styrofoam yang bisa diolah atau dimanfaatkan menjadi produk kreatif.

Sebagai gambaran, Hasman mampu menciptakan 50 hiasan dinding ukuran 5 cm x 10 cm dari satu lembar styrofoam. Adapun, Jeje mampu memproduksi empat patung setinggi 1 meter dan lebar 50 cm dari satu meter kubik styrofoam.

Mengingat harga styrofoam yang lumayan mahal dan berpotensi naik, ada baiknya Anda mempunyai stok styrofoam di bengkel kerja Anda. Ini juga untuk mengantisipasi sewaktu-waktu datang pesanan.

Nah, untuk mengoptimalkan bahan baku sekaligus menekan volume sampah styrofoam, Anda jangan lupa untuk meminta pemasok atau supplier memotong styrofoam yang Anda beli sesuai dengan dimensi objek atau produk yang akan Anda kerjakan.


• Strategi pemasaran

Banyak jalan menuju Roma untuk memasarkan karya Anda. Namun, promosi dari mulut ke mulut masih yang paling efektif. Jadi, sekali Anda bisa memuaskan klien dengan kreasi yang bermutu dan harga yang masuk akal, besar potensinya klien-klien lain akan berdatangan.

Cara promosi lain yang kini populer adalah lewat internet, dari yang gratis semacam Facebook dan blog, hingga beriklan.

Selain itu, Anda juga perlu menjalin hubungan dengan para penyelenggara event atau biro iklan. Mereka bisa jadi pintu untuk proyek-proyek dari korporasi. Tak salah juga, Anda membangun relasi dengan pengelola pertokoan, pusat belanja, serta gedung pertemuan. “Biasanya mereka akan mencari kita kalau perlu dibuatkan set dekoratif dengan bahan styrofoam,” papar Budiono.

Siap mulai?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×