kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   -931,36   -100.00%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengantar seserahan, menerima imbalan


Kamis, 10 April 2014 / 14:22 WIB
Mengantar seserahan, menerima imbalan
ILUSTRASI. Cara menghilangkan bekas jerawat.


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Tri Adi

Pernikahan adalah peristiwa penting dalam perjalanan hidup. Karena memegang pandangan semacam itu, banyak orang sangat serius menyiapkan hari pernikahannya. Mulai dari lamaran, akad nikah, hingga resepsi.

Berbagai kerepotan di seputar pernikahan, tentu, tak bisa dipikul sendiri oleh mempelai dan keluarganya. Maklum, mereka juga harus menyiapkan mental maupun tenaga untuk menjalani berbagai prosesi pernikahan.

Situasi tersebut membuka celah bisnis untuk berbagai tahap prosesi pernikahan. Satu bisnis yang kini naik daun adalah menyiapkan seserahan atau hantaran.

Bisnis penyiapan hantaran makin laris karena di masa kini pemberian tidak cuma dari pihak pria ke wanita, tapi juga sebaliknya. “Ini sesuai dengan tren wanita yang semakin mandiri dan berpenghasilan. Jadi, mempelai saling memberi,” tutur Siti Aisyah atau biasa dipanggil Iis, pemilik usaha Istje Seserahan dan Suvenir.

Besarnya pesanan yang bisa dinikmati bisa terlihat dari pengalaman Iis. Biasanya, pelanggan Iis memesan antara 12 hingga 15 kotak hantaran, jika hantaran hanya dari pihak pengantin pria ke mempelai wanita. Nah, apabila penyerahan hantaran berlaku untuk masing-masing mempelai, hantaran yang dipesan ke Iis bisa mencapai 48 kotak.

Seiring perkembangan waktu, kini Iis mematok tarif menghias hantaran dari Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per kotak. Dalam sebulan, Iis bisa mengantongi omzet berkisar Rp 20 juta hingga Rp 40 juta. Tingkat keuntungannya berkisar 30%.

Sedang Nila Kusumawati, yang mengawali usaha hantaran sejak akhir 2009 melalui situs www.seserahan.co, menjual seserahan yang harganya antara Rp 850.000 hingga Rp 2 juta per kotak. Berbeda dengan Istje, Nila cuma menjual seserahan yang berisi aneka produk perawatan tubuh bermerek luar negeri. Tanpa menyebut omzetnya, Nilai memetik untung sekitar Rp 200.000 per kotak.

Daya tarik lain usaha ini adalah modal awal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Dalam hitungan Iis, dana Rp 2 juta sudah memadai untuk memulai usaha menghias hantaran. “Setelah mengerjakan 5 orderan, modal pasti kembali,” tutur dia

Iis sendiri mengawali usahanya pada 2005 dengan bendera Istje Seserahan dan Suvenir, dan melalui blog istjeseserahan.blogspot.com. Saat itu, Iis mengeluarkan modal Rp 10 juta untuk membuat kotak hantaran sebanyak 60 buah.

Kotak yang dibuat suami Iis itu terbilang sederhana, cuma berhiaskan kain brokat. Saat masih memulai usaha, Iis mematok tarif sebesar Rp 200.000 per kotak hantaran dan kotak menjadi milik pelanggan. Sedang tarif menghias saja adalah Rp 50.000 per kotak. Dan, kotak hantaran dipinjamkan.

Namun sejak tahun 2009, Iis mengubah konsep dengan membuat kotak hantaran dari kayu yang ditutup dengan plastik mika tebal. “Selain penampilannya lebih bagus, juga lebih kuat,” tutur dia.

Iis juga membuat wadah dengan desain lain, seperti sangkar burung dari besi dan koper harta karun. Kotak hantaran disain unik itu kerap dibeli beberapa pelaku usaha hantaran dari luar daerah seharga Rp 700.000 per buah.

Sejak awal Iis telah fokus membidik segmen pasar menengah ke atas. Ada dua macam jasa yang ditawarkan Istje Seserahan. Pertama, menghias dan menjual kotak hantaran, artinya kotak hantaran menjadi milik konsumen. Kedua, jasa menghias hantaran, kotak hantaran dikembalikan.

Setahun setelah memulai usahanya, Iis memasang iklan di situs pernikahan www.weddingku.com. Hasilnya? Ia menangguk respons luar biasa. “Nama Istje Seserahan dan Suvenir makin banyak dikenal,” tutur Iis.


Pasang sendiri

Dalam jasa menghias hantaran, Iis mengenakan uang jaminan minimal Rp 1 juta per 10 kotak hantaran. Maklumlah, di jasa menghias hantaran, kotak hantaran berstatus dipinjamkan Iis ke kliennya, Jika klien menggunakan lebih dari 10 kotak, Iis mengenakan uang jaminan tambahan sebesar Rp 100.000 per kotak. Guna uang jaminan, menurut Iis, memastikan pelanggan menjaga keutuhan kotak hantaran sehingga tidak rusak setelah dipakai. Uang jaminan akan dikembalikan saat kotak hantaran diambil di rumah pelanggan. Sejauh ini, pelanggannya selalu mengembalikan kotak hantaran dalam kondisi utuh dan tidak rusak.

Menurut Iis, jasa menghias hantarannya sebanding dengan isi hantarannya. Maklum, pelanggan Iis yang berasal dari kelas atas isi per kotak hantaran, minimal Rp 3 juta. Itu harga untuk kotak yang isinya “cuma” perlengkapan mandi.

Belum lagi hantaran yang berisi kosmetik dari merek tertentu yang harganya juga jutaan rupiah. “Jadi mereka, ya, tutup mata dengan ongkos Rp 700.000 per kotak,” ujar Iis. Saat ini, isi hantaran pernikahan yang sedang ngetren untuk mempelai pria adalah aneka gadget, seharga minimal, Rp 7 jutaan.

Biasanya pelanggan yang menggunakan jasa Istje Seserahan terlebih dahulu melihat foto-foto yang terpajang di akun Facebooknya. Baru, mereka datang ke workshop Istje Seserahan yang berada di Jalan Pasar Baru Selatan, Jakarta Pusat. Ada yang datang setahun, sebulan, seminggu, hingga sehari sebelum acara berlangsung.

Jika acara masih lama, pelanggan membayar uang muka sebesar Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Namun jika acara tinggal hitungan hari, Iis mematok pembayaran uang muka sebesar 50% dari total biaya dan ditambah uang jaminan.

Khusus pelanggan dari luar kota seperti Bandung dan Semarang akan dikenai biaya pengiriman Rp 700.000. Saat hantaran sudah selesai dihias, Istje Seserahan akan mengantar ke rumah pelanggan. Empat hari setelah acara, wakil dari Istje Seserahan menyambangi rumah klien untuk mengambil kotak dan mengembalikan jaminan.

Sederhana dan menarik.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×