kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjajal peruntungan di bisnis burger susu


Selasa, 08 April 2014 / 15:35 WIB
Menjajal peruntungan di bisnis burger susu
ILUSTRASI. 2 Cara Membuat Polling atau Vote Grup WhatsApp, Pakai Aplikasi Ini. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

Bisnis burger tak pernah surut. Diadaptasi dari Eropa, makanan yang aslinya terdiri dari setangkup roti isi daging ini telah mengalami banyak modifikasi yang disesuaikan dengan lidah dan selera orang Indonesia.

Salah satu pebisnis burger lokal yang juga melakukan inovasi di bisnis ini adalah Sammulia R. Hasyar, di Bandung, Jawa Barat. Mengusung merek Burger Susu, ia menawarkan burger isi mayones, daging, plus susu. "Susunya ada yang menjadi topping dan ada juga diletakkan di dalam roti, itu yang menjadi perbedaannya dari kompetitor," klaimnya.

Pria yang akrab disapa Sam ini mengklaim, burger hasil racikannya disukai oleh semua kalangan, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Guna mengembangkan bisnis burgernya, Sam  langsung menawarkan kemitraan sejak mendirikan usaha, tahun lalu. Saat ini, ia sudah memiliki empat gerai yang tersebar di Bandung. Perinciannya, satu gerai milik pusat dan sisanya milik mitra.

Sam memasang harga burger susunya mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per potong. Tertarik menjadi mitra usaha Burger Susu? Sam membuka tawaran kemitraan dengan biaya investasi sebesar Rp 7 juta.

Dengan paket investasi itu, mitra akan mendapatkan satu buah booth, peralatan masak lengkap, pelatihan, bahan baku awal, serta konsultasi usaha. Mengacu pada gerainya yang sudah beroperasi, rata-rata setiap gerai bisa menjual 20 sampai 40 burger susu per hari.

Dengan penjualan sebanyak itu, mitra diperkirakan bisa meraup omzet sekitar Rp 8,4 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya sewa tempat, biaya bahan baku dan gaji pegawai, mitra masih bisa meraup laba bersih sekitar 30% dari omzet. Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam jangka waktu tiga bulan hingga empat bulan.

Target itu bisa tercapai dengan syarat lokasi berjual-an harus strategis. Menurut Sam, keuntungan dari penjualan semuanya masuk kantong mitra usaha. Sebab, dirinya tidak mengutip biaya royalti sepeser pun dari mitra.

Namun, mitra wajib membeli bahan baku, seperti roti, mayones, susu, dan daging dari pusat. "Hal itu agar kualitas rasanya tetap terjaga," terangnya. Ia optimistis, tahun ini  bisnisnya masih akan terus berkembang.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×