kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menghirup manisnya laba si manggis putih (1)


Kamis, 11 Agustus 2011 / 12:45 WIB
Menghirup manisnya laba si manggis putih (1)
ILUSTRASI. Sudah terjangkau, harga mobil bekas Honda Brio Satya tahun muda mulai Rp 100 juta


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Buah manggis ternyata tak hanya berwarna ungu. Si ratu buah tropis atau queen of tropical fruit ini ada juga yang berwarna putih atau manggis putih. Nah, manggis putih ini kabarnya lebih unggul serta harga jualnya lebih mahal. Mau mencoba?

Buah manggis (Garcinia mangostana) ternyata memiliki banyak varian. Selain manggis ungu atau manggis kaligesing yang banyak kita jumpai di pasar atau toko buah, di daerah Lingsor, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, banyak terdapat kebun manggis putih. Konon, manggis putih di Lingsor ini adalah peninggalan raja-raja Bali yang pernah berkuasa di Lombok sekitar pada abad 18 silam.

Seperti namanya, manggis putih memiliki warna kulit dominan putih ketika buahnya masih muda. Namun saat menjelang panen, warna putih buah ini memudar dan berubah menjadi merah keunguan mirip buah manggis kaligesing. "Kalau sudah di petik susah untuk membedakan antara manggis putih dan manggis ungu," ujar Eka Surya, pembudi daya manggis putih di Lingsar.

Eka mengaku memiliki kebun manggis seluas empat hektare (ha) yang merupakan kebun warisan. Menurut Eka, menanam manggis putih itu investasi jangka panjang. "Bertanam manggis putih seperti menanam jati," ujar Eka, yang mulai serius menggarap kebun manggis keluarga itu pada 2009 lalu.

Eka serius berkebun manggis lantaran yakin masa depan usaha manggis putih ini. Menurut dia, saat ini masih sedikit pembudi daya atau pekebun manggis putih. Padahal manggis putih ini sangat laku di pasar ekspor dibandingkan dengan manggis ungu. Manggis putih hasil kebun Eka sudah terbang ke Taiwan dan Korea. "Ekspor itu melalui agen di Surabaya," ungkap Eka.

Manisnya bisnis manggis putih ini juga di alami oleh Oka Supatria, pekebun manggis putih juga di Lingsor. Oka memulai berkebun manggis putih sejak 1990 lalu.

Oka bilang, harga jual manggis putih jauh lebih mahal dibanding harga jual manggis ungu. Sebagai gambaran, harga per kilogram (kg) manggis putih di pasar ekspor mencapai Rp 30.000 per kg, sementara manggis ungu paling mahal cuma Rp 7.000.

Keistimewaan lain manggis putih adalah dari segi ukuran. Ukuran manggis putih lebih seragam dengan berat rata-rata antara 2 ons sampai 2,5 ons untuk setiap buah. "Itu berat kualitas ekspor," terang Oka.

Kalau, toh, ada manggis putih beratnya di bawah berat itu, dijual di pasar lokal pun masih lebih mahal dibandingkan dengan harga manggis ungu. Selisihnya bisa sampai Rp 1.500 per kg.

Selain dari tampilan fisik, perbedaan antara manggis putih dengan manggis ungu yang sering di temui di pasaran adalah dari segi rasa. Baik Eka maupun Oka, kompak mengatakan bahwa kandungan glukosa dalam buah manggis putih ini lebih tinggi. "Rasanya lebih manis, daging buahnya juga lebih renyah karena lebih sedikit kandungan airnya," terang Eka. Kelebihan lain, daging buah manggis putih juga lebih tebal.

Setiap pohon manggis berusia produktif bisa menghasilkan buah hingga 50 kg. Kalau setiap satu hektare kebun rata-rata ditanami manggis putih sebanyak 300 pohon maka bisa menghasilkan hingga 15 ton manggis putih. Dari hasil panen sebanyak itu, "Sekitar 60% dari hasil panen per hektare tersebut adalah ukuran buah standar ekspor," tandas Eka.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×