kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,02   -1,62   -0.17%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyeruput hangatnya laba di kafe kopi


Jumat, 04 November 2011 / 14:24 WIB
Menyeruput hangatnya laba di kafe kopi
ILUSTRASI. Grab.REUTERS/Edgar Su/File Photo


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Siapa yang tak kenal kopi? Menyeruput seduhan kopi sudah pasti menjadi ritual saat memulai aktivitas di pagi hari hingga malam tiba. Kopi juga bisa menemani waktu santai Anda.

Popularitas kopi pula yang membuat kedai kopi ada di mana-mana, mulai kedai kopi kelas pinggir jalan hingga kelas hotel bintang lima. Tak heran, PT Dwiputra Group tertarik mendatangkan Cuppa Coffe, waralaba kopi asal Australia, pada 2009.

Setelah kurang lebih beroperasi selama tiga tahun, kini, sudah ada 27 gerai Cuppa Coffee yang tersebar di Jakarta, Medan, Surabaya, Bali, Banjarmasin, dan Makassar. "Hampir 50% dari gerai kami merupakan gerai waralaba," kata Cherry Hartadi, Franchise Manager Dwiputra Group.

Bagi Anda yang tertarik menikmati hangatnya laba bisnis gerai kopi ini, harus menyiapkan dana sebesar Rp 730 juta. Paket investasi ini sudah termasuk franchise fee sebesar Rp 100 juta untuk jangka waktu lima tahun, renovasi, furnitur, peralatan, bahan baku makanan dan minuman, pelatihan usaha, manajemen bisnis hingga promosi.

Cherry bilang, terwaralaba harus menyediakan gedung dengan luas minimal 80 m2. Selain mencari lokasi sendiri, terwaralaba juga harus menyiapkan karyawan. "Namun kami akan membantu proses seleksi dan pelatihan," tutur Cherry.

Untuk bahan baku, terwaralaba juga harus membeli dari pemasok yang telah ditunjuk Cuppa Coffee. Sedangkan pewaralaba akan memungut biaya royalti sebesar 7% dari penjualan.

Selain itu, Cuppa Cofee Inc, yang berkantor pusat di Australia, juga memungut biaya operasional sebesar 2% dari penjualan. Dengan mengusung tagline "Not Your Ordinary Coffee", Cuppa Coffee tak hanya mengandalkan kenikmatan variasi sajian kopi. Mereka juga menyediakan suasana yang cozy plus fasilitas free wifi.

Selain kopi, pengunjung juga bisa menikmati beragam sajian makanan sebagai teman kopi, seperti spageti, lasagna, dan pancake. Banderol harga minuman mulai dari Rp 30.000. Sedangkan makanan dipatok dari harga Rp 20.000.

Potensi pasar besar

Menurut Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia, bisnis kedai kopi di Indonesia masih sangat menjanjikan. Maklum, menyeruput kopi bersama teman ataupun kolega pada waktu senggang telah menjadi gaya hidup, baik anak muda maupun kalangan eksekutif di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Alhasil, potensi pasar kedai kopi pun masih terbuka lebar.

Amir memprediksi, paling tidak kebiasaan hangout di kedai kopi ini masih bisa bertahan selama sepuluh tahun mendatang. Meski begitu, ia menyarankan, tiap kedai kopi sebaiknya tak berhenti berinovasi dalam bentuk rasa.

Tujuannya, supaya kedai kopi itu memiliki ciri khas dan bisa menarik banyak pengunjung. "Inovasi menjadi faktor penting agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat," kata Amir.

Biji kopi Indonesia juga merupakan salah satu kopi yang memiliki banyak variasi. Dengan begitu penikmat dan pecinta minuman dari biji kopi ini pun masih luas dan tak terbatas di pasar dalam negeri saja. "Kopi memiliki pasar yang luas, bahkan hingga pasar ekspor," tandasnya.

Jl. Meruya Ilir No. 10
Kembangan, Srengseng
Jakarta Barat 11639
Telp. (021) 58902665
Faks. (021) 5864584


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×