kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tinggal celup, minuman kopi kental siap tersaji


Kamis, 14 Juli 2011 / 12:18 WIB
Tinggal celup, minuman kopi kental siap tersaji
ILUSTRASI. Hari terakhir lowongan kerja BUMN Oktober 2020 di Perum Jasa Tirta I, 2 posisi./pho KONTAN/carolus Agus Waluyo/22/07/2016.


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Kopi sangat akrab bagi masyarakat dan tak terhitung lagi jumlah penggemarnya. Selain kopi bubuk, kini produsen kopi berinovasi dengan meluncurkan kopi celup yang menawarkan kepraktisan. Pemain di bisnis ini masih jarang, prospek bisnis kopi celup pun masih terbentang.

Sejak dulu minuman kopi punya banyak penggemar di Indonesia. Maklum, negeri ini merupakan salah satu penghasil biji kopi besar di dunia. Biji-biji kopi terbaik pun banyak berasal dari Tanah Ibu Pertiwi ini.

Untuk mendapatkan sajian kopi nan nikmat, perlu takaran kopi dan gula yang tepat. Bagi pemula, mendapatkan takaran yang pas untuk segelas kopi tentu bukan perkara gampang. Peluang inilah yang kemudian dilirik oleh beberapa produsen kopi di Indonesia.

Berawal dari ketertarikannya sebagai penikmat kopi, Emiliana Indrawati menciptakan teknik menyeduh kopi yang baru. Wanita 40 tahun ini membuat kopi celup yang lebih mudah dan praktis dalam penyajiannya.

Kini, usaha yang dirintis tahun 2007 itu sudah berbuah manis. Emiliana yang membangun usahanya di Malang, Jawa Timur, bisa meraup omzet hingga Rp 40 juta per bulan dari pembuatan kopi celup.

Tak hanya di seputar Malang, kopi celup dengan merek Selera Rakyat ini juga telah dipasarkan hingga kota-kota besar lainnya, seperti Surabaya, Bandung dan Jakarta. Bahkan, kopi celup ini juga telah merambah ke pasar Sumatera, terutama di wilayah Nangroe Aceh Darussalam.

Emiliana yang memproduksi kopi celup di rumahnya, menjual produk ini dengan harga murah. Maklum, semua proses produksi, mulai dari pengeringan, penggilingan, pengepakan, hingga pemasaran ditangani langsung oleh Emiliana. Ia mematok harga satu kotak kopi celup Rp 10.000 yang berisi lima saset seberat 5,5 gram.

Kini, Emiliana pun mengaku kerepotan memenuhi banyaknya pesanan. Pasalnya, dalam empat tahun terakhir ini, permintaan terus meningkat. "Saat ini saya baru bisa memenuhi 80% permintaan pasar," ujarnya. Saban bulan, ia mengirimkan sekitar 5.000 kotak kopi celup yang berisi sekitar.

Selain Emiliana, Muhammad Ircham juga memproduksi kopi celup dengan merek Kopi Celup Saitama. Menurutnya, kopi celup dipilih banyak konsumen karena meski pembuatannya mudah, citarasa kopi celup tetap nikmat. "Apalagi, kopi ini lebih bersih karena tanpa ampas," ujarnya.

Meski pun baru mulai memproduksi kopi celup pada awal tahun ini, pria asal Semarang ini sudah bisa menjual hingga 10.000 kotak kopi celup. Satu kotak kopi celup itu berisi lima saset kopi dengan berat masing-masing 5,5 gram.

Jika harga satu kotak kopi celup ini berkisar Rp 4.500 hingga Rp 6.000, dalam sebulan Ircham bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 45 juta. Ia pun sudah mengirimkan produk kopi celupnya ke berbagai kota di Indonesia, seperti Pekalongan, Yogyakarta, Salatiga, Banjarmasin, Pekanbaru, hingga Batam.

Hanya, kemasan kopi celup ini masih harus diimpor dari China. "Produk dari dalam negeri belum ada yang berkualitas baik," ujar Ircham. Maklum, ia menggunakan kantong kopi yang mempunyai serat benar-benar halus. Alhasil, proses penyaringan menjadi sempurna. Dalam pengolahannya, ia juga sangat mengutamakan kebersihan.

Karena belum banyak pemain, Ircham sangat optimistis dengan bisnis ini. Bahkan, ia mengaku sudah ada orang dari Eropa dan Amerika yang tertarik menggandeng kerja sama untuk mengembangkan usahanya. Menurut Ircham, si investor asing itu tertarik pada kualitas biji kopi Indonesia serta inovasi penyajian kopinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×