kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meronce laba dari kalung biji saga


Selasa, 25 Oktober 2011 / 15:54 WIB
Meronce laba dari kalung biji saga


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Pohon dan buah saga memiliki sejumlah manfaat. Selain akar dan daunnya bisa mengobati berbagai macam penyakit, biji buah saga juga bisa diuntai menjadi kalung yang memiliki nilai ekonomi. Inilah sebabnya beberapa perajin sejak beberapa tahun lalu mulai membuat kalung biji saga ini dengan omzet per bulan cukup lumayan.

Buah saga yang memiliki nama latin Abrus precatorius memiliki berbagai macam khasiat. Daun dan akar tanaman saga dipercaya mengandung protein, vitamin A, B1, B6, C, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid, dan pentosan. Dengan kandungan tersebut, daun dan akar saga bisa mengobati sariawan, amandel, dan reumatik.

Tak hanya daun dan akar yang bermanfaat, biji buah saga ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk kerajinan. Memiliki warna merah menyala, biji buah saga jika dirangkai akan menjadi kalung yang menawan.

Warna merah yang tak cepat pudar dan bobot ringan menjadi salah satu kelebihan biji buah saga. Apalagi biji-bijian ini mudah didapatkan dan berharga murah, tentu ini menjadi satu kelebihan lain. "Karena bahan bakunya murah, margin keuntungannya bisa mencapai 40%," ujar Rini Veriliani di Jakarta.

Perempuan berusia 29 tahun ini menjadi salah satu perajin kalung buah saga. Menekuni usaha kerajinan kalung biji saga sejak tahun 2008, ia mengaku bisa melayani pesanan 800 kalung biji saga per bulan. Dengan harga Rp 35.000 per kalung, omzet per bulan yang didapat Rini mencapai Rp 28 juta.

Selain pesanan dari pelanggan di Jabodetabek, Bandung, Semarang, dan Bali, Rini juga membuat kalung pesanan dari pembeli di Palembang. Walau telah memulai usaha ini sejak 2008, usaha kalung biji saga ini baru berkembang pesat setahun kemudian. Saat itu, dia mengubah cara pemasaran dari penjualan langsung ke toko suvenir dan kerajinan ke penjualan online.

Strategi pemasaran tersebut ternyata sangat efektif, apalagi segmen pasar kalung biji saga adalah anak muda. "Permintaan meningkat 40%," ujar pemilik website Kalung Unik Online ini.

Tak hanya Rini yang memanfaatkan dunia maya untuk memasarkan kalung biji saga. Nuraini, pemilik Betrand Accessories di Cengkareng, Jakarta Barat mengatakan, sejak mempromosikan produknya via internet, mulai blog hingga Facebook, penjualannya meningkat 25%.

Dengan harga jual Rp 30.000 per kalung, Nuraini mengaku bisa memperoleh omzet hingga Rp 20 juta per bulan. "Itu hasil penjualan sekitar 700 buah kalung per bulan," ujarnya. Dari total omzet itu, margin keuntungan yang diperoleh mencapai 40% sampai 45%. Dengan konsumen paling banyak berasal dari Jabodetabek dan kota-kota besar lain di Jawa.

Tak hanya memproduksi kalung biji saga saja, Nuraini yang memulai usaha sejak pertengahan 2009, juga memproduksi kalung dari bahan baku petai cina, fiber glass, gelang akar laut, dan gelang tali pisang. Namun, permintaan kalung biji saga yang paling banyak.

Dengan bahan baku yang murah dan gampang diperoleh, ia optimis usaha pembuatan kalung buah saga tetap layak untuk ditekuni. Bahan baku biji buah saga didapatkannya dari pengumpul di sekitar rumah dengan harga Rp 5.000 untuk setiap 1.000 biji saga.

Sepakat dengan Nuraini, Rini bahkan mengaku akan terus melakukan inovasi untuk menciptakan bentuk kalung yang berbeda. "Saat ini sedang kami siapkan bentuk bintang dan oval," ujar Rini yang dibantu tiga karyawan untuk menghasilkan 20 hingga 30 kalung biji saga dalam sehari.

Rini menjelaskan, untuk membuat satu kalung sepanjang 120 cm, diperlukan sekitar 1.000 biji saga. Proses pembuatannya juga tidak terlalu sulit. Setelah biji saga terkumpul, selanjutnya merendam biji saga dalam air panas selama kurang lebih satu jam. Proses itu dilakukan untuk menghilangkan getah dan kotoran yang menempel pada biji.

Setelah direndam, biji saga dilubangi sebagai jalan benang. Biasanya perajin menggunakan benang nilon karena dianggap paling kuat dibanding jenis benang yang lain. Jika ingin mendapatkan sentuhan warna lain, sebelum dirangkai biji saga bisa diwarnai dengan cat.

Beberapa warna kalung pernah dibuat oleh Rini, selain warna asli, ada juga warna hitam, emas hingga perak. Namun, "Kebanyakan pelanggan saya menyukai desain dan warna yang natural," ujar Rini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×