kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Benhil dan Gandaria masih jadi pusat perburuan takjil di Jakarta


Sabtu, 26 Mei 2018 / 15:05 WIB
Pasar Benhil dan Gandaria masih jadi pusat perburuan takjil di Jakarta


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Memasuki bulan Ramadan, ada beberapa kegiatan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Salah satunya adalah berburu takjil dan beragam makanan untuk berbuka puasa.  

Di Jakarta sendiri ada beberapa titik lokasi yang jadi langganan perburuan takjil dan aneka kuliner berbuka puasa. Seperti Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.

Setiap tahun, Pasar Benhil menyediakan lapak bagi para pedagang kuliner khas Ramadan. "Saya jualan rutin di sini sejak lima tahun lalu dan mulai menata dagangan sejak pukul dua siang," kata Ayu Puspa, salah satu pedagang di Pasar Benhil.

Ayu menjual beragam takjil seperti bubur sumsum, biji salak, es buah, rujak serut, kolak dan es pisang ijo, serta aneka camilan dan kue basah. Aneka takjil dibanderol  Rp 4.000 - Rp 6.000 per porsi. Sedangkan aneka camilan, kue basah dan gorengan Rp 1.500 - Rp 3.000 per buah.

Dari aneka jualannya, yang paling laris kolak,  pisang ijo  dan es buah, serta gorengan.  Ia mengaku bisa mengantongi omzet Rp 600.000 sampai Rp 800.000 per hari.

Selain aneka makanan untuk buka puasa, di Pasar Benhil juga ada pedagang yang menjajakan aneka lauk pauk dan paket nasi untuk berbuka puasa. Bahkan, aneka kuliner nusantara tersedia di dalam pasar ini, seperti pempek Palembang, bubur, aneka lauk Padang, gudeg sampai lemang dengan harga Rp 10.000-Rp 35.000 per porsi.

Selain Pasar Benhil, ada lagi pusat jajanan sejenis di  Gandaria. Tepatnya, di sepanjang jalan depan Rumah Sakit Gandaria sampai arteri Pondok Indah. Di sana terdapat jajaran lapak yang menawarkan aneka jajanan khas Ramadan. Ada es kelapa muda, kolak, es pisang ijo, biji salak, aneka bubur, aneka camilan serta lauk pauk yang siap disantap saat berbuka.

Menurut salah satu pedagang, Sutrisno, pusat jajanan tersebut biasanya ramai mulai pukul 15.00. Ia sendiri sudah tiga tahun terakhir berjualan di sana.

Di sana, ia menjajakan aneka camilan, kue basah dan gorengan. Selain itu ada juga beberapa lauk dan sayuran, seperti pecel, oseng-oseng daun pepaya, terong balado, ayam kremes, dan lainya.

Aneka sayur dan lauk pauk dibanderol antara Rp 3.000-Rp 15.000 per porsi. Sedangkan camilan, kue basah dan gorengan Rp 1.000 sampai Rp 3.500 per buah. "Alhamdulillah, dagangan sering habis," ucapnya.
Apabila tidak habis terjual, ia kerap membagikan dagangan ke para sesama pedagang. Ia mengaku setiap hari bisa meraih omzet sekitar Rp 1 juta.                  

Aneka Pilihan Jajanan Memanjakan Lidah Pengunjung

Kini, kantong-kantong penjualan takjil hingga menu masakan untuk berbuka puasa pun makin banyak. Salah satu yang populer, Pasar Bendungan Hilir (Benhil). "Saya termasuk lumayan sering ke sini. Banyak pilihan lauknya, apalagi yang masakan Padang," kata Rita, salah satu pengunjung setia Pasar Benhil, Jakarta Pusat.

Tak hanya Rita yang jadi pelanggan setia, pengunjung lainnya, seperti Rizky juga berlangganan di pusat jajanan Ramadan di Jakarta Pusat ini. "Maklum, saya anak kosan, susah kalau mau masak. Jadi, tiap bulan puasa pasti cari makanan di sini," tuturnya sambil tertawa.

Rizky bersama temannya nampak memborong beberapa gorengan, kolak dan sejumlah lauk untuk buka puasa. Bahkan, ia kerap juga memborong beberapa lauk untuk makan sahur. Keberadaan pusat jajanan selama Ramadhan sangat bermanfaat bagi dirinya dan mungkin para anak rantau lain yang minim fasilitas dapur.

Pusat jajanan Ramadhan Pasar Benhil beroperasi sekitar pukul 14.00 sampai pukul 19.00. Ada puluhan pedagang yang membuka lapaknya di Pasar Benhil setiap Ramadhan. Pilihan makanan sangat beragam, tak heran sepanjang bulan Ramadhan, pasar ini selalu dipadati pengunjung.

Ayu Puspa, salah satu pedagang takjil dan camilan di Pasar Benhil mengatakan banyaknya jumlah pedagang ternyata tidak meningkatkan persaingan. Karena tiap pedagang sudah punya pelanggan sendiri.

Padahal ada beberapa pedagang yang menjajakan jenis makanan yang sama. "Banyak yang jual sama, tapi saya santai saja. Biasanya, tiap lapak sudah punya pelanggan masing-masing. Yang jelas, jajanan saya ini fresh, begitu dibawa ke sini masih baru jadi," kata Ayu.

Ia bilang sebagian jajanan merupakan hasil masakannya sendiri. Namun ada beberapa jajanan yang merupakan titipan dari sejumlah kenalan, saudara dan tetangganya. Ayu kerap dititipi jajanan oleh tetangga dan saudaranya. Ia tak keberatan, asalkan jajanan yang ditawarkan rasanya pas dan baru. "Saya sih sering dititipin jajanan, tapi saya coba dulu, kalau enak, ya saya ambil. Beberapa jajanan kayak kue lapis, dadar gulung, pisang cokelat, puding sama kue basah lain, kebanyakan titipan," ujarnya.

Lain halnya dengan Ayu yang membawa beberapa jenis jajanan titipan, Sutrisno, salah satu pedagang di pusat jajanan Ramadhan Gandaria justru memasak semua dagangannya sendiri. Keterampilan sang istri meracik berbagai macam masakan berhasil meramu aneka lauk untuk dijual.

"Ini semua istri saya yang masak. Saya bantu-bantu saja, belanja atau motong-motong bawang. Biasanya mulai racik-racik bumbu sekitar jam 11.00. Lalu, masak dan sekitar jam 2 siang sudah siap-siap dijual," jelasnya. Lapak milik Sutrisno menjajakan sekitar 15 pilihan lauk pauk yang siap santap untuk berbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×