kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Sempat Ambruk, Antler Menilai, Ekosistem Startup di ASEAN Mulai Pulih


Jumat, 24 Oktober 2025 / 21:44 WIB
Sempat Ambruk, Antler Menilai, Ekosistem Startup di ASEAN Mulai Pulih
ILUSTRASI. Aplikasi yang dikembangkan startup. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/01/2024.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangkaian skandal yang melibatkan perusahaan rintisan atau startup seperti TaniHub, TaniFund dan Investree mengguncang kepercayaan investor. Kasus-kasus tersebut menyoroti lemahnya tata kelola, transparansi, dan manajemen risiko di sebagian perusahaan rintisan, terutama di sektor financial technoilogy (fintech) dan agritech.

Akibatnya, investor menjadi lebih berhati-hati dalam menyalurkan pendanaan baru. Sementara pelaku industri dituntut memperkuat aspek kepatuhan dan keberlanjutan bisnis agar kepercayaan pasar dapat pulih.

Bagaimana prospesk industri startup ke depan? Antler, investor global untuk startup early-stage (fase pendanaan awal), menilai ekosistem startup Asia Tenggara mulai memasuki siklus pertumbuhan lebih sehat. Dengan fondasi yang kian kuat, Indonesia diproyeksikan memimpin pemulihan tahap awal pada 2026.

Jussi Salovaara, Co-Founder & Managing Partner Antler  Asia Tenggara, bersama  Agung Bezharie Hadinegoro, Partner Antler Indonesia menyampaikan pandangan mereka mengenai lanskap venture di kawasan Asia Tenggara. Pandangan ini setelah dua tahun masa koreksi dan penataan ulang.

Setelah periode rekalibrasi selama dua tahun, kami melihat fase pertumbuhan baru dengan fondasi yang lebih kuat. Hal ini tercermin dari ketahanan makro, standar tata kelola yang lebih tinggi, dan kedisiplinan modal di kalangan founder. Indikasi pemulihan masih awal, tetapi konsisten dan mengarah pada siklus yang lebih berkelanjutan,” ujar Jussi, Kamis (23/10). 

Baca Juga: Startup Global Zinit Resmi Masuk Indonesia, Bidik Pasar Pengadaan Rp 3 Kuadriliun

Dalam 18 bulan terakhir, ekosistem investasi Asia Tenggara menunjukkan penguatan tata kelola. Sejumlah kasus berprofil tinggi memicu langkah penegakan hukum dan proses yang masih berjalan.

Ini fase koreksi yang tidak mudah, namun diperlukan. Kami melihat penegakan akuntabilitas mulai berjalan, dengan sejumlah proses hukum yang sedang berlangsung. Kepercayaan pasar berangsur terbentuk kembali," ungkap Agung.

Antler menyoroti data terbaru bahwa aktivitas exit di Asia kembali menggeliat. Menurut KPMG Venture Pulse Q3 2025, nilai initial public offering (IPO) exit di Asia hingga akhir kuartal III telah melampaui total sepanjang tahun 2024.

Di sisi pertumbuhan ekosistem, Airalo, startup yang didukung Antler sejak awal berdiri pada tahun 2018, kini sukses menjadi unicorn terbaru dari Asia Tenggara tahun ini.

“Startup ini menjadi contoh bahwa founder hebat yang membidik pasar global sejak awal bisa membangun bisnis kelas dunia yang berkelanjutan,” kata Jussi. 

Sebagai salah satu investor early-stage paling aktif di dunia dan Asia Tenggara, posisi Antler di garda depan memberi pandangan unik tentang arah perubahan ekosistem.

Optimisme Antler berangkat dari data dan bukti, bukan sekadar sentimen. Berawal dari ide sederhana memudahkan konektivitas global lewat eSIM, Airalo bertumbuh secara bertahap. Mulai mengejar product-market fit sebelum skala, menjaga unit ekonomi tetap sehat saat ekspansi global,. Hingga akhirnya berhasil membangun bisnis global yang berkelanjutan dan menjadi unicorn di kawasan Asia Tenggara.

Airalo membuktikan, membangun bisnis berskala global dari Asia Tenggara sangat mungkin untuk dicapai, dengan disiplin modal, fokus pada pelanggan, dan penyelesaian masalah nyata yang dihadapi pengguna. Kini, tugas founders generasi selanjutnya untuk mengeksekusi lebih jauh dengan standar yang sama,” ungkap Jussi.

Agung menambahkan, ini momentum Asia Tenggara untuk menjadi ekosistem yang kita idamkan. Yakni ekosistem yang transparan, selektif, dan kompetitif secara global. "Airalo membuktikan founder dari kawasan ini bisa menang di panggung dunia dengan menggabungkan ambisi dan keunggulan operasionalnya,” kata Agung.

Selanjutnya: Istana Siapkan Perpres Baru, Tarif dan Kesejahteraan Ojol Diatur

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (25/10), Provinsi Ini Berpotensi Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×