kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Profesi pilot: Ketat persyaratannya, mantap bayarannya


Selasa, 12 Juli 2011 / 15:19 WIB
Profesi pilot: Ketat persyaratannya, mantap bayarannya
ILUSTRASI. Stan Bank Mayora saat pameran pasar keuangan rakyat di Jakarta. KONTAN/Daniel Prabowo.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Kebutuhan pilot di Indonesia masih sangat besar. Tumbuhnya industri penerbangan membuat pilot menjadi profesi yang mengiurkan. Tak salah jika masyarakat banyak yang berminat untuk menjalani profesi ini. Namun, dibutuhkan syarat dan biaya tinggi untuk menjadi pilot.

Saat ini, pilot menjadi profesi yang sangat dibutuhkan sekaligus menjanjikan bagi orang Indonesia. Bayangkan saja, data Kementerian Perhubungan menyebutkan, dari 7.000 pilot maskapai yang ada di Indonesia, 300 di antaranya adalah warga negara asing.

Potensi ini semakin mekar melihat bisnis maskapai yang terus terbang belakangan ini. Tak hanya muncul pemain baru di industri penerbangan, tapi pemain lama juga agresif membuka jalur penerbangan baru, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Tak pelak, kebutuhan pilot pun masih banyak.

Dadang Kusyadi, Asisten Direktur Akademik, Akademi Penerbangan Medan, mengatakan, ketersediaan pilot yang ada saat ini memang mampu memenuhi kebutuhan. "Bahkan, kalau ditambah dengan kebutuhan pilot helikopter, defisitnya lebih lebar lagi," ujarnya.

Saat ini, minat orang untuk menjadi pilot sangat banyak. Terbukti dengan pendaftaran di sekolah-sekolah pilot luar biasa banyaknya. Namun, tempat yang terbatas menyebabkan Akademi Penerbangan Medan hanya sanggup menampung 250 siswa untuk dididik menjadi pilot.

Untuk menjadi pilot profesional, kata Dadang, banyak persyaratannya. Selain persyaratan fisik yang ketat, seperti tinggi badan harus memenuhi standar, minimal 167 cm, calon pilot juga harus berbakat dalam mengendalikan pesawat. "Jadi, cerdas saja tak cukup," ujarnya.

Makanya, dari 250 siswa yang masuk Akademi Penerbangan Medan, tidak semuanya bakal lulus dan dapat mengikuti pelatihan terbang. "Dari 10 orang, mungkin hanya 6 orang saja yang lolos seleksi untuk mendapatkan sertifikasi terbang di Curug, Tangerang," ujarnya.

Akademi ini menawarkan jenjang pendidikan D2 dan D3 dengan berbagai konsentrasi pendidikan. Di sini siswa yang lulus akan memperoleh kesempatan memperoleh lisensi terbang, antara lain commercial pilot lisence (CPL) di Curug, Tangerang. Dengan lisensi ini seseorang bisa menerbangkan pesawat komersial seperti Boeing atau Airbus.

Tak hanya syaratnya yang ketat, biaya menjadi pilot tergolong besar. Dadang mengungkapkan, setiap siswa harus merogoh kocek kira-kira Rp 500 juta untuk menjadi pilot profesional. "Itu biaya keseluruhan," tegasnya.

Biaya itu sebanding dengan gaji yang akan diperoleh. Pilot pemula bisa mengantongi bayaran Rp 15 juta per bulan di tengah kebutuhan pilot yang tinggi. Gaji lebih tinggi untuk pilot senior dengan jam terbang tinggi.

Vetty Fatonah, Kepala Humas Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang, mengatakan bahwa tingginya kebutuhan pilot disebabkan siklus pilot yang masuk dan yang pensiun tak sebanding.

Penambahan rute dan frekuensi penerbangan membuat kebutuhan pilot semakin besar. "Makin banyaknya flying school menjadi indikator profesi pilot makin diminati," katanya. Di STPI, jumlah calon siswa yang mendaftar juga paling banyak di jurusan penerbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×