kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rezeki dari mengolah limbah plastik


Senin, 06 Februari 2012 / 13:21 WIB
Rezeki dari mengolah limbah plastik
ILUSTRASI. IHSG hari ini, Rabu (17/2), diperkirakan masih bisa melanjutkan penguatan meski terbatas. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Muhammad Yazid, Eka Saputra | Editor: Tri Adi

Mengurai limbah plastik bukan urusan gampang. Hingga kini, banyak penelitian yang terus berupa mengurai limbah yang baru bisa terurai tanah setelah 200 tahun ini. Tak heran jika limbah plastik dibiarkan menggunung di beberapa tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Nah, di tangan orang kreatif dan terampil, limbah plastik ini bisa dijadikan produk bernilai jual tinggi. Adalah Asep Kusumah, pendiri Paguyuban Daur Ulang Sampah yang berkantor di Tangerang, Banten, menemukan formula yang tepat untuk mendaur ulang sampah plastik supaya bernilai ekonomis. "Saya daur ulang limbah plastik menjadi jas hujan," ujarnya.

Pelindung hujan buatan Asep itu berbahan baku utama sampah plastik berjenis polietilena (PE). Plastik jenis ini biasanya digunakan untuk pembungkus obat dan botol minuman. Dari bahan baku plastik yang didaur ulang, Asep bisa memproduksi sekitar 1.000 buah jas hujan per bulan.

Jas hujan buatannya dijual mulai Rp 110.000 per buah hingga Rp 130.000 per buah, tergantung ukuran. "Harganya bisa lebih mahal jika pemesan menginginkan tambahan fasilitas, misalnya dengan sablon," kata dia.

Asep bilang, produknya disukai pelanggan dari wilayah Jabodetabek, bahkan ada juga dari Majalengka dan Samarinda. Tak ayal, bila Asep kini mampu mengantongi omzet Rp 120 juta per bulan. Adapun laba bersihnya mencapai 50% dari omzet. "Besarnya laba saya karena bahan bakunya kami kumpulkan sendiri," imbuhnya.

Mengolah limbah plastik jenis polietilena sejatinya tidak ribet dan tak perlu teknologi yang canggih. Awalnya, sampah plastik dipanaskan sampai menjadi bijiH plastik (pellet), lalu dicetak menjadi lembaran-lembaran plastik.

Untuk menghasilkan lembaran plastik, Asep cukup memakai alat pemanas atau setrika. Dari lembaran bahan plastik itu, Asep lalu menjahit menjadi jas hujan.

Setelah memproduksi limbah plastik menjadi jas hujan, Asep kini gencar melakukan kampanye ke aparat pemerintahan daerah untuk memanfaatkan limbah plastik ini. "Pemda kesulitan mengatasi masalah sampah plastik. Makanya mereka ingin tahu dari saya," ujarnya.

Usep Rustandi, pemilik PD Usaha Baru di Bandung, juga kreatif menyulap limbah menjadi duit. Tapi, ia hanya mengolah plastik menjadi bubur plastik. Dalam sebulan, produksinya mencapai 50 ton.

Bubur plastik Usep telah dibeli beberapa rumah industri pembuat ember, botol, dan gantungan baju. "Saya jual bubur plastik ke pelaku industri bisa di kisaran Rp 10.000 per kg hingga Rp 12.000 per kg," ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×