kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra alat pancing: Laba melimpah di akhir pekan (3)


Selasa, 02 November 2010 / 12:03 WIB
Sentra alat pancing: Laba melimpah di akhir pekan (3)
ILUSTRASI. Benny Rachmadi - Rupiah Butuh Obat Kuat


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi

Menangguk Laba Besar di Akhir Pekan (3)

Akhir pekan merupakan masa mendulang untung besar bagi pedagang di sentra alat pancing Jatinegara, Jakarta Timur. Saat itulah penjualan pedagang bisa melonjak dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Kondisi ini juga dinikmati oleh para pedagang alat pancing kaki lima, yang berada di sekitar kawasan tersebut.

Akhir pekan adalah masa yang paling ditunggu-tunggu oleh para pemilik toko alat pancing di Jatinegara, Jakarta Timur. Maklum, pada saat itu biasanya jumlah pembeli alat pancing akan berlipat ganda dibandingkan dengan hari biasa. Alhasil, para pedagang alat pancing di sentra tersebut bisa mendulang omzet yang lumayan besar.

Menurut Jimmy Pradjanata, pemilik Toko Himalaya, penjualan alat-alat pancing di tokonya setiap akhir pekan akan meningkat dari hari biasa. "Lumayan, meski repot melayani para pembeli yang butuh penjelasan," tuturnya.

Kondisi serupa dialami oleh Lucky Setiawan, pemilik Toko Ronson. Dia mengaku kerap kewalahan melayani permintaan pembeli di akhir pekan. "Hari Sabtu dan Minggu, pembeli di toko saya pasti padat sekali," katanya.

Namun, para penjual ini tak sendirian menikmati untung di akhir pekan. Pasalnya, beberapa penjual alat pancing kaki lima pun ikut menikmati kue keuntungan. Meski barang dagangan tidak selengkap toko pancing, para pedagang kaki lima ini mempunyai keunggulan tersendiri.

Selain menjual alat pancing baru, mereka juga melayani jual-beli dan tukar tambah alat pancing. "Kami melayani tukar tambah atau jual beli alat pancing bekas," tutur Soni, seorang pedagang alat pancing kaki lima.

Namun, Anda perlu memaklumi, para pedagang seperti Soni akan menekan harga beli alat pancing bekas yang ingin dijual pelanggan. Tujuannya untuk mendapatkan selisih harga jual yang besar. "Harga beli dari kami tergantung kondisi barang dan merek," ujar Soni.

Asal tahu saja, margin keuntungan yang dipetik pedagang kaki lima bisa lebih besar dibandingkan penjual di toko. Beberapa pedagang alat pancing di toko mengaku, hanya meraup margin laba 10%-20%. Sementara marjin pedagang kaki lima bisa 20% hingga 30%.

Meski begitu, omzet para pedagang kaki lima terbilang kecil. Soni, misalnya. Dia mengaku, hanya bisa meraup omzet rata-rata tak lebih dari Rp 1,5 juta per bulan. "Omzet besar baru bisa saya dapat jika ada yang membeli alat pancing bekas bermerek, seperti Shimano," imbuhnya.

Sebaliknya, para pemilik toko peralatan pancing mampu meraup omzet cukup tebal. Seperti Toko Himalaya, yang rata-rata omzet per bulannya Rp 30 juta. Sedangkan omzet rata-rata Toko Ronson bisa mencapai Rp 50 juta tiap bulan.

Sebenarnya, perbedaan besaran margin antara pemilik toko dengan pedagang kaki lima alat pancing tak jauh berbeda. Hanya saja, para pemilik toko tentu diuntungkan dari sisi volume penjualan alat pancing.

Nah, para pemilik toko yang bermain pada volume penjualan, tak terlalu memikirkan tingkat ketebalan keuntungan. Bagi mereka, yang penting barang dagangannya cepat laku. Sehingga keuntungan penjualan dapat diputar kembali. "Maklumlah, pemasok itu kalau menagih cepat sekali," terang Jimmy.

Lucky menimpali, kendati marginnya tipis, para pemilik toko sudah mendapatkan untung dari diskon yang diberikan kalangan distributor. "Sebab, kami belinya dalam jumlah banyak dan sudah jadi langganan mereka sejak lama. Jadi ada harga khusus," paparnya.

Selain itu, Lucky juga membuka peluang kerja sama dengan reseller yang berbelanja di tokonya. Namun, kerja sama ini bukan dalam bentuk usaha patungan. Dia akan merekomendasikan daftar barang dagangan yang cocok dengan konsumen para reseller tersebut.

"Mereka tinggal menyediakan bujet, nanti saya yang akan kasih daftar barang yang pas untuk dijual sesuai keinginan konsumen di sekitar tokonya," ujar Lucky, yang telah berjualan alat pancing selama 35 tahun tersebut.

Lewat pengalamannya itu pula, dia mampu memperkirakan jenis, merek, atau model dari alat pancing beserta peralatan pendukung yang cocok dengan profil konsumennya. Terutama untuk pelanggannya yang berasal dari wilayah Jabodetabek. "Biasanya di wilayah ini, sebagian besar pemancing empang atau kolam di daratan," tandas Lucky.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×