kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra fotokopi Gandaria: Jasa fotokopi meruyak (1


Selasa, 01 Mei 2012 / 16:02 WIB
Sentra fotokopi Gandaria: Jasa fotokopi meruyak (1
ILUSTRASI. Infused water jeruk nipis


Reporter: Eka Saputra | Editor: Tri Adi

Berdiri sejak tahun 1990-an, sentra fotokopi dan percetakan di Jalan Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan melayani mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pegawai kantoran. Selain fotokopi tradisional, beberapa kios juga menyediakan layanan digital printing. Omzetnya mencapai puluhan juta per bulan.

Kebutuhan akan jasa fotokopi dan percetakan sangat tinggi. Layanan ini dibutuhkan mulai dari anak sekolah, mahasiswa, hingga pegawai kantoran. Mahasiswa, misalnya, membutuhkan jasa percetakan untuk mengerjakan tugas kuliah dan tugas akhir.

Di Jakarta dan sekitarnya, sentra fotokopi dan percetakan dapat ditemui di beberapa lokasi. Salah satunya ada di Jalan Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di sepanjang ruas jalan ini terdapat sekitar 20 kios fotokopi dan percetakan.

Jaelani, karyawan kios dik Fotokopi dan Percetakan bilang, sentra fotokopi dan percetakan di Jalan Gandaria sudah muncul sejak tahun 1990-an. "Tapi, baru ramai tahun 2000-an," ujarnya.

Sentra fotokopi ini bisa Anda jumpai mulai pertigaan Jalan Gandaria Tengah dan Jalan Gandaria. Lokasinya sendiri sudah masuk ruas Jalan Gandaria. Kios-kios tersebut berdiri di sisi kiri dan kanan jalan.

Di deretan pertama, berdesakan sekitar 10 kios. Sementara kios lainnya menyebar di sepanjang ruas Jalan Gandaria. Umumnya, kios-kios di deretan pertama itu dikenal sebagai kios fotokopi tradisional yang mengandalkan tiga sampai empat mesin fotokopi.

Namun, seiring perkembangan usaha, mereka juga menyediakan jasa penjilidan, pengetikan, dan percetakan. Dari berbagai jasa yang disediakannya, jasa fotokopi dan jilid buku paling laris.

Untuk fotokopi, Jaelani mengenakan tarif Rp 125 per lembar, sementara tarif jilid mulai Rp 3.500-Rp 35.000. Omzet bisnis fotokopi ini lumayan besar. Dari fotokopi saja, toko tempat Jaelani bekerja bisa mengantongi omzet Rp 10 juta per bulan. "Untuk fotokopi ini, dalam sehari kami menghabiskan lebih dari 5 rim kertas A4 dan folio," jelasnya.

Selain fotokopi tradisional, beberapa kios juga menyediakan layanan digital printing yang lebih modern. Salah satunya adalah kios Snapy yang berdiri sejak 1998.

Kios ini melayani mulai dari cetak dan fotokopi digital, desain grafis, hingga biro iklan yang mengusung konsep promosi dalam ruangan maupun luar ruangan, seperti neon box. "Intinya semua jenis pekerjaan terkait fotokopi dan percetakan kami terima," ujar Yanuar, bagian Franchise Acquisition PT Snapy.

Untuk tarif ditentukan dari jumlah pesanan. Bila pesan satu-dua lembar, misalnya, dikenakan Rp 10.000. Tapi kalau pesan 51-200 lembar hanya Rp 6.000 per lembar. Menurut Yanuar, pasar digital printing jauh lebih besar ketimbang fotokopi dan cetak biasa. Selain cetak dokumen, ia juga melayani pencetakan gambar di atas mug atau kaus.

Selain itu, cetak digital pun bisa selesai dalam waktu relatif lebih cepat. "Kalau pesanannya masih ratusan, masuk pagi siangnya bisa diambil siang," tukasnya.

Konsumen Snapy dalam sebulan bisa mencapai 100.000 orang, dengan omzet Rp 95 juta. Laba bersihnya sekitar 22% dari omzet.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×