kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,58   -6,78   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yully ingin memperluas pasar hingga Australia


Senin, 29 Juni 2015 / 15:24 WIB
Yully ingin memperluas pasar hingga Australia


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Hendra Gunawan

Bisnis kerajinan tangan seperti yang dijalankan Yully Widianto memang tidak akan lepas dari persaingan. Makin lama kian banyak perajin lain yang menjalankan usaha sejenis sehingga Yully harus berebut pasar dengan mereka. Namun hal itu tidak menjadi kendala buat pria yang sempat berjualan lukisan di Malioboro ini.

Dia bilang, desain yang inovatif dengan bahan-bahan yang bisa didapat dari alam membuatnya mampu bersaing dengan perajin lainnya. Permintaan dari konsumen korporasi, perorangan maupun dari luar negeri tetap banyak datang kepadanya.

Namun, kendala yang masih dia alami hingga kini adalah sulitnya mencari tenaga kerja yang mumpuni dan bersedia menjadi perajin. Saat ini Yully memiliki delapan pegawai di gerainya dan 12 pegawai untuk produksi. “Kalau ada pesanan dalam jumlah banyak saya biasanya menambah perajin dengan  sistem borongan,” ucapnya.

Tak hanya kerap kekurangan pegawai, bapak dari dua anak perempuan ini pun mengaku kewalahan jika ada tawaran mengikuti pameran dari Pemerintah namun pesanan dari konsumen sedang membeludak. Oleh sebab itu, Yully biasanya hanya mengikuti satu sampai dua pameran saja dalam setahun. Selebihnya, dia fokus memproduksi untuk memenuhi pesanan yang datang.

Dia juga kerap ketar ketir tentang ketentuan wajib Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) yang belakangan digaungkan pemerintah untuk produk kayu yang diekspor khususnya ke Eropa. “Kalau buat sertifikat kayu membutuhkan waktu yang lama, dan harga untuk mendapat sertifikat itu juga mahal dan rumit prosesnya. Tapi tetap saya harus siap-siap,” ujarnya.

Di luar kendala-kendala menjalani bisnis kerajinan tangan ini, produknya beberapa kali sempat masuk dalam nominasi ajang penghargaan. Salah satunya produk Dhowo Art didapuk sebagai nominasi Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) tahun 2006 yang diadakan salah satu BUMN di Jakarta.

Selain itu, Yully juga masuk menjadi nominasi Wirausaha Muda Mandiri tahun 2007-2008. Ke depannya, Yully bilang ingin membuka gudang di daerah Bantul untuk menaruh beberapa barang produksi Dhowo Art. Maklum saja, showroom ataupun tempat produksi miliknya sudah kelebihan kapasitas untuk menaruh seluruh produksinya.

Tahun ini dia sudah membeli tanah dan sedang dalam tahap pengurukan untuk pembangunan gudang tersebut. Luas tanah sekitar 400 meter persegi (m²) dan rencananya akan rampung pada tahun depan. Namun, penyelesaian gudang melihat kondisi pesanan lampu yang masuk. "Kalau pesanan selalu lancar penyelesaian pembangunan gudang bisa sesuai rencana," ujarnya.

Daerah Papua dan Sulawesi diakui Yully masih belum digarap. Sehingga wilayah bagian Timur akan menjadi sasaran selanjutnya. Sedangkan pasar luar negeri, dia ingin mendapatkan pembeli dari Australia.

Selain tetap membesarkan Dhowo Art, Yully berkeinginan membangun restoran bersama sang istri di Yogyakarta. Di dalam resto tersebut akan dipajang produk-produk interior buatannya. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×