Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan online ternyata memudahkan para pebisnis untuk bisa mengoptimalkan pasar. Seperti layanan binatu khusus sepatu. Lewat layanan online, pebisnis binatu sepatu bisa melakukan jemput dan antar sepatu ke konsumen dengan memanfaatkan jasa kurir.
Skema bisnis inilah yang diterapkan Ishoe Laundry sejak beroperasi 2016. Hasilnya, start up tersebut sudah bisa mencuci ragam sepatu konsumen, mulai dari sneakers, heels, boots dan lainya, antara 800 pasang sampai 1.000 pasang per bulannya.
Dengan sistem itu, Patrick, Co-Founder Ishoe Laundry mengklaim pertumbuhan bisnis usahanya bertumbuh. Tahun lalu saja pertumbuhan bisnisnya bisa mencapai 65% dari tahun sebelumnya. "Tahun ini target pertumbuhan 70% dari tahun 2018. Karena kami berencana akan membuka beberapa cabang baru," katanya.
Cabang yang dimaksud adalah tempat cuci sepatu atau biasa disebut workshop. Kalau sebelumnya start up ini baru fokus di sekitar Jakarta, maka mulai tahun ini mencoba keluar dari ibukota.
Ishoe siap membuka gerai Ishoe di Tangerang dan Bekasi. Namun, Patrick tidak merinci waktu persis pembukaan gerai tersebut.
Setelah dua gerai tersebut, barulah Ishoe mulai mengoptimalkan pasar di ibukota dengan membuka layanan sejenis di beberapa tempat.
Layanan cuci dan bersih-bersih alas kaki itu ia banderol dengan harga mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 100.000. Ada beberapa jenis layanan yakni quick clean deep clean, repaint, dan coating dengan durasi pengerjaan sekitar 30 menit hingga 5 hari untuk layanan deep clean. "Layanan deep clean yang paling banyak peminatnya," cetusnya.
Untuk sementara, layanan pemesanan layanan Ishoe Laundry masih memakai via situs dan belum ada aplikasi secara mobile. Tanpa merinci waktu persis, Patrick memastikan pihaknya pasti akan mengeluarkan versi aplikasi mobile dari Ishoe Laundry dalam waktu dekat.
Pemain lain, Sneaklin, juga merasakan manisnya bisnis layanan binatu sepatu online. Sejak beroperasi 2013 hingga Januari 2019, Sneaklin sudah melakukan pencucian sepatu sebanyak 200.000 kali.
Refaldy Fauzi, Chief Executive Officer Sneaklin mengatakan, selain sistem online yang diterapkan, perkembangan bisnis Sneaklin juga berkat ekspansi secara offline lewat sistem waralaba. "Saya kembangkan lewat penawaran waralaba," katanya kepada KONTAN.
Januari kemarin, ia sudah menambah dua mitra dan hingga akhir tahun ini bisa menggaet hingga 50 mitra bisnis dari sejumlah kota di Jabodetabek hingga Sumatera dan Kalimantan. Adapun yang tercatat di situs Sneaklin terdapat 40 cabang yang tersebar di sejumlah daerah dengan rata-rata bisa melayani 20.000 pasang sepatu per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News