kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Agit bangga jadi produsen sepatu kulit 100% Indonesia (3)


Rabu, 12 Januari 2011 / 11:02 WIB
Agit bangga jadi produsen sepatu kulit 100% Indonesia (3)


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Dengan umur yang masih muda, Agit Bambang Suswato sudah bisa memiliki usaha pembuatan sepatu kulit dengan omzet ratusan juta per bulan. Pemuda yang sampai sekarang belum menyelesaikan kuliah ini juga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Dia sengaja memberitahu di depan bahwa produknya 100% Indonesia.

Jiwa bisnis Agit Bambang Suswanto sudah terbentuk saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Kegagalan dalam berbisnis tidak membuatnya jera, bahkan semakin memacu semangat untuk bisa berhasil berwirausaha.

Di usia yang masih sangat belia, 21 tahun, Agit sudah memiliki bisnis pembuatan sepatu kulit dengan omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan. "Selain ulet, untuk menjadi seorang sukses berwirausaha juga membutuhkan pendidikan dan kreativitas tinggi," katanya.

Di usia yang masih sangat muda itu, Agit juga memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Itu terbukti dengan mencantumkan tulisan: Made With Proud in Indonesia, yang artinya dibuat dengan bangga di Indonesia pada setiap sepatu produksinya.

Agit mengatakan, ada alasan khusus kenapa dia mencantumkan tulisan itu dalam tiap sepatu kulit buatannya. Yakni, ia memakai 100% kulit lokal untuk sepatu merek Amble. "Jadi, memang 100% Indonesia, dari bahan bakunya sampai proses pembuatannya," ujarnya bangga.

Ia berharap, koleksinya mampu memupus imaji yang selama ini ada bahwa produksi luar negeri pasti lebih baik. Menurutnya, dulu hanya ada sepatu kulit impor, dan orang kita merasa bangga sekali memakainya. "Padahal, kulit yang digunakan berasal dari Indonesia juga, saya tahu karena saya kenal dengan beberapa pemilik pabrik kulitnya," ungkap Agit.

Dengan menuliskan Made in Indonesia di setiap kotak sepatu, juga tulisan Made With Proud in Indonesia, Agit sengaja memberi tahu ke semua orang, bahwa sepatu kulit bikinannya adalah asli buatan Indonesia dengan bahan baku Indonesia pula.

Nasionalisme Agit juga ditunjukkan dengan misi terbesarnya yang ingin memberikan kebanggaan kepada rakyat Indonesia. Caranya, dengan membuktikan bahwa pembuat sepatu kulit Indonesia mampu berdiri sejajar dengan produsen dari negara lain.

Soal pendidikan, Agit yang ternyata belum menyelesaikan kuliah tetap akan menyelesaikan pendidikannya di sela-sela kesibukan sebagai pengusaha sepatu. "Saya tetap ingin menyelesaikan kuliah, walau waktunya pasti akan padat sekali," ujarnya. Sekalipun banyak waktu yang tersita dalam mengurus usahanya, pendidikan tetap penting.

Bangku kuliah, Agit menuturkan, telah memberikan dasar ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan bisnis sepatu kulitnya. Meskipun di dunia nyata, banyak ilmu yang didapat di bangku kuliah kurang dirasakan manfaatnya. "Seharusnya, setiap pelajaran bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata," katanya.

Baginya, seorang mahasiswa tidak hanya cukup hadir di kelas menerima materi dari dosen dan mengikuti ujian saja. Namun, lebih dari itu, mahasiswa juga harus mampu mengaplikasikan mata kuliah yang diterima dalam kehidupan nyata.

Oleh karena itu, Agit mengambil jurusan manajemen bisnis di sebuah universitas swasta di Bandung. "Bila sedang mempelajari manajemen pemasaran, saya coba benar-benar mengaplikasikan dengan memasarkan sebuah produk. Dengan begitu, ilmunya tidak sia-sia," ujar Agit.

Selain mendalami ilmu bisnis, Agit juga tertarik dengan dunia desain. Itu sebabnya, dia berencana mengambil jurusan desain jika punya waktu luang.

Ilmu desain menjadi penting lantaran untuk orang sepertinya yang berbisnis sepatu kulit, kreativitas merupakan hal yang mutlak untuk bisa bertahan. Ia mencontohkan, kreativitas diperlukan dalam memodifikasi mesin produksi agar bisa mencetak lebih banyak model. Sehingga, "Tidak perlu lagi membeli mesin baru," kata Agit.

Kreativitas juga dibutuhkan dalam pelbagai eksperimen desain sepatu dan bahan baku, termasuk bagaimana memproduksi produk-produk lain sehingga menambah angka penjualan.

Saat ini, selain sepatu kulit, Agit juga sedang mencoba memproduksi sabuk dan dompet yang juga terbuat dari bahan baku kulit. Kedua produk tersebut dipilih sebagai pengembangan usaha karena proses pembuatannya tidak terlalu rumit.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×