kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Air teh dan popcorn dalam satu kemitraan


Kamis, 14 Oktober 2010 / 12:27 WIB
Air teh dan popcorn dalam satu kemitraan
ILUSTRASI. Ilustrasi Fintech


Reporter: Hendra Gunawan, Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Tawaran waralaba atau kemitraan yang menyajikan paket bundling atau bundelan semakin marak. Yang terbaru adalah kemitraan Teh Segar dan Popcorn Afiah.

Sesuai namanya, paket kemitraan ini menawarkan dua produk dagangan sekaligus, yaitu minuman teh dan camilan popcorn. Pemilik kemitraan ini adalah Sukarna Jundi di Solo, Jawa Tengah. Bendera usahanya Arbain Group.

Menurut Sukarna, paket bundling yang ditawarkannya berbeda dengan tawaran serupa lainnya. Pasalnya, calon mitra tidak perlu mengeluarkan modal yang besar untuk menjalankan usaha ini.

Tawaran paket kemitraan ini hanya dibanderol Rp 6,3 juta. Dengan investasi itu, calon mitra akan mendapatkan dua booth atau gerobak sekaligus. "Jadi jualannya bisa di tempat yang sama secara berjejeran atau di tempat terpisah," kata Sukarna.

Jadi, dengan modal terjangkau, mitra sudah bisa membuka dua usaha berbeda. Kelebihan lainnya, Sukarna tidak mengutip biaya royalty fee atau franchise fee. "Semua keuntungan sepenuhnya menjadi milik mitra," katanya.

Berkat berbagai kelebihannya itu, kemitraan Teh Segar dan Popcorn Afiah mengklaim sudah meraih banyak peminat meski belum genap setahun dimitrakan. Kini, Sukarna memiliki 46 mitra yang tersebar di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti di Solo, Bandung, serta Ciamis.

Sukarna mengklaim tidak hanya menyediakan kemitraan dengan investasi murah. Dagangannya pun digemari pasar. Misalnya, Teh Segar. Pria berusia 39 tahun ini, bilang, teh buatannya memiliki keunggulan dari segi rasa. "Teh racikan saya ini rasanya gado-gado. Ada sepet, ada harum, dan juga ada pahitnya. Rasanya seperti teh keraton," katanya, berseloroh.

Yang jelas, lanjut dia, rasa teh produksinya itu cocok di lidah konsumen. Apalagi, masyarakat di negeri ini sudah menyatu dengan minuman teh, baik yang berada di pedesaan maupun perkotaan. Minuman teh juga digemari oleh kalangan bawah hingga atas. "Jadi bisnis ini potensi pasarnya sangat besar," kata bapak dari tiga anak itu.

Sukarna menambahkan, alasannya memadukan bisnis minuman teh dengan popcorn adalah faktor kesehatan. Argumentasinya, bahan baku popcorn adalah jagung, yang merupakan salah satu hasil palawija yang banyak mengandung gizi dan serat. Makanya, dia menyebut popcorn sebagai snack sehat.

Popcorn yang dijualnya tidak jauh berbeda dengan popcorn yang dijajakan oleh pedagang lainnya. Sukarna menyediakan dua rasa pilihan. Yakni, rasa jagung bakar dan barbeku. "Bedanya, kemasan kami lebih eksklusif dan bisa ditenteng," katanya. Selain itu, model booth juga didesain sedemikian rupa agar tampilannya lebih menarik di mata konsumen.

Keuntungan tinggi

Sukarna menilai, selain memiliki potensi pasar yang besar, usaha ini sangat menguntungkan. Dia memberi contoh, biaya produksi satu gelas Teh Segar hanya sekitar Rp 800. Adapun harga jualnya bisa mencapai Rp 2.500 per gelas.

Begitu pula dengan popcorn. Satu bungkus popcorn, cuma membutuhkan modal Rp 800. Tapi mitra bisa menjualnya dengan harga Rp 2.500-Rp 3.500 per bungkus. "Jadi keuntungan yang dipetik mitra bisa tiga sampai empat kali lipat," imbuh Sukarna.

Namun, dalam memasarkan Teh Segar dan Popcorn Afiah, Sukarna tidak mematok harga tertentu. Dia menyerahkan harga jual teh dan popcorn itu kepada mitra di daerahnya masing-masing. Sebab, lanjut dia, daya beli masyarakat di setiap daerah pasti berbeda-beda.

Yang jelas, di gerai milik Sukarna, dia menjual teh seharga Rp 2.500 per gelas, dan popcorn dibanderol Rp 3.500 per bungkus. Dalam hitungannya, dengan menjual 30 gelas dan 20 bungkus popcorn setiap hari, investasi para mitranya bisa kembali dalam rentang waktu dua bulan.

Hanya, Sukarna mengingatkan, tidak semua mitra bisa balik modal dalam waktu cepat. Sebab, pada tiga bulan pertama adalah masa-masa perkenalan pasar. "Ada tempat yang responsnya bagus, dan ada juga yang butuh tiga bulan. Tergantung tanggapan masyarakat sekitar," katanya.

Nah, supaya usaha mitra bisa cepat dikenal masyarakat sekitar, dibutuhkan kreativitas mitra dalam melakukan pemasaran. Salah satu mitra Teh Segar dan Popcorn Afiah adalah Zulfa Magdalena. Ibu rumah tangga ini baru mulai menekuni usaha tersebut pada April tahun ini.

Zulfa membuka gerai Teh Segar di pusat perbelanjaan di Singosaren, Solo. Dia mengaku, dalam sehari bisa menjual minimal 100 gelas Teh Segar. "Pendapatan sehari rata-rata antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000," katanya.

Dengan pencapaian omzet sebesar itu, Zulfa mengklaim investasi yang dikeluarkannya telah kembali hanya dalam waktu sekitar dua bulan.

Teh Segar dan Popcorn Afiah
Arbain Group, Lotte Mart
Jl. Bhayangkara, Solo
Telp: 0271-7044839
HP: 081225970086

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×