kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ali Charisma: Dari buku kuasai seni merancang baju


Selasa, 03 Juli 2012 / 13:24 WIB
Ali Charisma: Dari buku kuasai seni merancang baju
ILUSTRASI. Warga berbelanja kebutuhan pangan di sebuah ritel modern di Jakarta


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Minat Ali Charisma terhadap dunia fesyen sudah tumbuh sejak masih sekolah menengah atas (SMA). Tapi, ia sama sekali tak pernah menempuh pendidikan formal di bidang fesyen. Keahliannya banyak didapat dari buku.

Ditilik dari latar belakangnya, Ali Charisma sebenarnya sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan bidang fesyen. Kalau pun saat ini menjadi seorang desainer ternama, keahliannya itu didapatnya secara autodidak.

Selain dari buku, ia memang sempat mengikuti beberapa kursus desain. Namun itu tidak berlangsung lama. "Selebihnya saya banyak belajar secara autodidak," katanya.

Kebetulan, sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), Ali sudah menyenangi pelajaran seni dan rajin mengikuti kegiatan yang berbau kesenian. Salah satunya seni yang terkait dengan kreasi desain pakaian.

Selepas SMA pada 1980, Ali tidak langsung terjun ke dunia seni atau fesyen. Tapi. ia mencoba mengadu peruntungan dengan bekerja di luar negeri. Sebelum merantau ke negeri orang, Ali sempat memperdalam bahasa Inggris dan komputer dengan mengikuti kursus-kursus.

Setelah merasa pengetahuan bahasa Inggris dan komputernya memadai, Ali memutuskan berangkat ke Taiwan. Di sana, ia bekerja di salah satu perusahaan elektronik dengan jabatan sebagai manajer ekspor.

Selama di luar negeri ini, minatnya terhadap seni terus tumbuh. Ia banyak melahap buku-buku yang berhubungan dengan seni, termasuk seni desain.

Sebagian besar buku yang dibacanya diperoleh dari luar negeri, seperti Eropa. Selai soal desain pakaian. "Saya juga banyak membaca buku-buku seni secara umum," papar Ali.

Selain memperdalam minatnya di bidang seni, selama di Taiwan, ia juga banyak belajar mengenai seluk-beluk dunia bisnis. Di perusahaan tersebut, Ali menimba banyak ilmu.

Selama bekerja, ia pun menguasai segala persoalan teknis, terutama yang terkait dengan aktivitas ekspor. Setelah empat tahun bekerja, ia kemudian memutuskan kembali ke Indonesia dan menetap di Pulau Dewata. Di pulau yang terkenal dengan keindahan pantainya ini, Ali membuka toko butik pertama miliknya pada tahun 1998.

Keputusannya membuka toko butik dan terlibat dalam dunia bisnis ini tak terlepas dari pengalamannya bekerja di Taiwan. Menurutnya, dunia bisnis itu menarik dan ia ingin mencobanya sendiri.

Pilihan jatuh ke bisnis butik karena Ali juga senang mendesain busana. Minim pendidikan di bidang ini tidak menghambatnya untuk berkarya.

Ditopang pengetahuannya seputar seni, Ali terus mengembangkan bakat alaminya tersebut. Agar kemampuannya semakin meningkat, ia tetap rajin mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan kesenian.

Ali mengaku, lewat buku-buku yang dipelajarinya, imajinasi dan daya kreatifnya semakin terasah. Tak heran, bila ia berhasil merancang busana dengan berbagai model dan filosofinya.

Salah satu contoh karyanya ditunjukkan pada pameran Indonesia Fashion Week (IFW 2012) di Jakarta Convention Center (JCC) pada Februari lalu. Saat itu, Ali mementaskan busana wanita modern dengan gaya Yunani kuno.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×