Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Di industri fesyen Tanah Air, nama Ali Charisma sudah cukup berkibar. Desainer asal Bali ini dikenal lewat sejumlah karyanya yang unik. Ia juga dikenal kreatif dan selalu menampilkan kejutan pada setiap peragaan busana hasil rancangannya.
Pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur tahun 1970 ini mulai terjun ke dunia fesyen pada tahun 1998. Bisnis ini ia awali dengan membuka butik di Banjar Anyar Kelod, Kerobokan, Kuta Utara, Bali.
Di butik seluas 80 meter persegi itu, Ali memajang setiap busana hasil rancangannya. Tapi, "Sampai saat ini saya masih menyewa butik tersebut," ucapnya. Itulah satu-satunya butik milik Ali, ia tidak punya cabang.
Di butik tersebut, para pengagum karya Ali bisa memesan busana hasil rancangannya. Selain di Bali, busana hasil rancangannya juga bisa didapat di beberapa butik di Jakarta.
Di Bali, Ali juga sudah memiliki semacam home industry yang menempati rumah seluas 300 meter persegi. Di situ, dia memproduksi busana-busana hasil rancangannya.
Tak hanya di dalam negeri, kini busana hasil rancangan Ali juga dijual ke luar negeri. Aktivitas ekspor ini sudah ia lakoni sejak 2004. Saat ini, busana rancangannya tersebar di sejumlah negara, seperti Italia, Prancis, Inggris, Spanyol, Jerman, Belanda, Yunani, Amerika serikat, Australia, Kuwait, China, dan Arab Saudi.
Sekitar 70% busana hasil rancangannya Ali jual ke luar negeri. Hanya sekitar 30% yang dipasarkan di dalam negeri. Di luar negeri, busana rancangan Ali yang banyak peminatnya adalah jenis evening wear alias pakaian malam, seperti cocktail dress dan kasual. Umumnya, busana-busana itu dirancang untuk wanita dan pria umur 20 tahun ke atas.
Menurut Ali, setiap kliennya di luar negeri biasa memesan 300 potong sampai 1.000 potong busana dalam sebulan. Sayang, Ali enggan membeberkan angka pasti omzetnya karena selalu berubah-ubah. "Kalau pasarnya lagi bagus bisa mencapai Rp 800 juta, tapi kalau lesu seperti sekarang bisa Rp 200 juta hingga Rp 400 juta," ujar dia.
Laba bersihnya juga bervariasi. Untuk penjualan grosir ke luar negeri, labanya mencapai 30%. Namun, jika dijual retail, labanya bisa 100% sampai 200%. Adapun harga grosir untuk pasar ekspor sebesar US$ 30-US$ 300 per potong. Sementara itu, harga eceran di dalam negeri mulai Rp 750.000 hingga Rp 5 juta per potong.
Di industri fesyen, Ali sudah menyabet sejumlah penghargaan. Ambil contoh, Head of Indonesian Fashion Designer for Bali Province. Selain itu, Ia juga banyak mengikuti pameran, antara lain Bali Fashion Week–Exhibitor & Runaway dan Jakarta Fashion Association for Runaway.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News