kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.585   -24,00   -0,14%
  • IDX 8.100   49,28   0,61%
  • KOMPAS100 1.118   12,09   1,09%
  • LQ45 778   6,23   0,81%
  • ISSI 291   1,93   0,67%
  • IDX30 406   2,41   0,60%
  • IDXHIDIV20 456   2,13   0,47%
  • IDX80 123   1,14   0,94%
  • IDXV30 131   0,76   0,58%
  • IDXQ30 128   0,62   0,48%

Anas mengawali bisnis sebagai pedagang (2)


Selasa, 11 September 2012 / 13:05 WIB
Anas mengawali bisnis sebagai pedagang (2)
ILUSTRASI. Sebuah truk melintas di depan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (22/7/2021)


Sumber: kontan 11/9/2012 | Editor: Havid Vebri

Sejak tahun 2009 Anas Faesol sukses menekuni usaha pembuatan tas batok kelapa di Blitar, Jawa Timur. Selain di dalam negeri, kerajinan tas batok kelapanya juga sudah dipasarkan hingga ke mancanegara, seperti Singapura, Malaysia dan Italia.

Sebelum sukses menjadi pengrajin tas batok, Anas juga sudah sukses menekuni usaha penjualan produk-produk aromaterapi dan spa di Bali.
Profesinya sebagai penjual produk aromaterapi sudah ditekuninya sejak tahun 1999. Di Pulau Deawata itu ia membuka toko khusus aromaterapi dengan brand Harum Aromatic.

Di toko itu ia menjual aneka produk aromaterapi, seperti massage oil, lulur aromaterapi, sabun aromaterapi, dan produk garam mandi. Harga produknya ini beraneka ragam, mulai dari Rp 10.000 sampai ratusan ribu rupiah per pieces.

Selain lewat toko, ia juga memasarkan produk-produknya itu lewat internet. "Saya membuat website khusus untuk menawarkan produk aromaterapi," katanya.

Selama hampir tujuh tahun menekuni usaha ini, bisnisnya terus bertumbuh. Namun, ia tidak cepat berpuas diri dengan sukses yang sudah diraihnya.

Naluri bisnisnya justru bangkit untuk merambah bidang usaha lain. Makanya, ketika ia meilai bisnis aromaterapinya sudah benar-benar sukses, ia memutuskan untuk meninggalkan usaha ini.

Maka, pada tahun 2006, Anas pun menyerahkan toko aromaterapinya untuk dikelola orang profesional. Lalu, ia memilih pulang ke kampung halamannya di Blitar untuk memulai bidang usaha baru.

Ketika pulang ke Blitar, ia tidak langsung menekuni usaha pembuatan tas batok kelapa. Namun, ia mengawali bisnis di kampung halamannya ini dengan menjadi penjual alat-alat kerajinan di lokasi makam Bung Karno. Sementara bisnis di Bali tetap berjalan dan tetap dipantaunya.

Ia memilih berjualan di lokasi pemakaman sang proklmator karena ramai wisatawan. Di lokasi ini, ia membuka empat toko khusus penjualan produk-produk kerajinan khas Blitar.

Produk-produk yang dijualnya seperti tas dan dompet yang terbuat dari batik, eceng gondokm, dan batok kelapa. Selain itu, ada juga hasil kerajinan kayu jati, seperti lampu petromak, tempat payung, dan jam dinding.

Produk-produk kerajinan itu diambil langsung dari sejumlah perajin di Blitar.Selain melayani penjualan ritel, tokonya juga melayani penjualan grosir dengan harga lebih miring.

Selama berjualan, ia terus mencermati minat konsumen terhadap produk kerajinan yang dijualnya. Ia mengaku, salah satu produk yang paling banyak oeminatnya adalah tas batokn kelapa.

Dari situlah, Anas kemudian terdorong untuk memproduksi sendiri tas tersebut. Pada tahun 2009, ia pun mulai merintis pembuatan tas batok kelapa dengan brand Tas Bathok Koi.

Agar bisnisnya terus berkembang, ia rajin melakukan perjalanan ke luar kota untuk membuka relasi dengan para pengusaha lainnya. Dari situlah, produk tasnya bisa merambah berbagai daerah di Indonesia.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×