Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jawa Barat merupakan salah satu penghasil kopi tersohor di Indonesia. Kopi dari daerah ini sudah merangsek ke kedai-kedai kopi di sejumlah kota termasuk Jakarta. Sebut saja, kopi Manglayang Timur.
Ini adalah kopi arabika yang berasal dari perkebunan kopi di Manglayang Timur, Sukasari, Kabupaten Bandung. Pengelolaan perkebunan kopi ini di bawah komando Yusuf Supriatna yang biasa disapa Mang Yusuf. Bersama dengan para petani kopi lainnya, Yusuf berupaya untuk terus meningkatkan produksi dan kualitas kopi Manglayang Timur.
Pengembangan perkebunan kopi tersebut bergulir mulai 2017 lalu, dan merupakan bagian program pemerintah yang menyediakan lahan untuk membangun perkebunan kopi di Manglayang Timur. Di saat bersamaan, kelompok petani kopi pun lahir dengan mengusung nama Kelompok Tani Linggasari.
Secara perlahan, jumlah petani kopi di Manglayang Timur semakin bertambah banyak. Dan kini, jumlahnya sudah mencapai 300 petani dengan total lahan kebun seluas 60 hektare.
Saat awal menjalani usaha perkebunan kopi, Kelompok Tani Linggasari kerap mengalami masalah. Terutama, terkait penjualan hasil kopi ke pasaran. Awalnya, para petani kopi selalu menjual biji kopi kepada tengkulak. Hasilnya, mereka kerap mendapat harga kopi di bawah harga pasar.
Baca Juga: Mengenal UMKM Kopi Banyuatis, Kopi Khas Bali Binaan BNI
Beruntung, aroma khas dari kopi Mayangsari mendapat perhatian dari perusahaan kopi dengan jaringan global, yakni PT Sucafina Coffee. Perusahaan ini lalu bermitra dengan Kelompok Tani Linggasari. Tujuannya, untuk bisa menghasilkan biji kopi berkualitas yang bisa memenuhi standar untuk pasar nasional.
Dalam kemitraan tersebut, Sucafina Coffee memberikan pelatihan kepada para petani kopi tentang cara pemetikan buah kopi, kemudian menyortir dan memprosesnya, mulai green beans hingga jadi biji kopi masak yang siap dipasarkan.
Program kemitraan itupun membuahkan hasil. Kopi Manglayang Timur mulai dikenal luas. Salah satunya, berhasil masuk ke kedai kopi yang ada di Pasar Santa, Jakarta. Efek lebih lanjutnya adalah, harga jual kopi Manglayang Timur pun semakin menanjak. Yang awalnya hanya Rp 7.000 per kg kini sudah tembus Rp 16.000 per kg .
Meski begitu, Yusuf mengakui, masih ada tantangan untuk pengembangan kopi Manglayang Timur. Salah satunya adalah keterbatasan alat dan teknologi untuk proses produksi kopi.
"Pengolahan kopi sebagian besar masih manual, dan ini memakan waktu serta meningkatkan risiko kerusakan kopi," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.
Dengan kendala yang ada, Yusuf dan para petani berharap, ada dukungan dari pemerintah dan pihak swasta untuk membantu meningkatkan produksi kopi yang kini mencapai 350 ton setahun.
Selanjutnya: Sebulan Naik 5,12%, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (2 November 2024)
Menarik Dibaca: Apakah Vitiligo Berbahaya? Ketahui 4 Fakta Tentang Vitiligo Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News