kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aroma Teh Ciwidey dari Oza Tea Menguar hingga Benua Afrika


Sabtu, 24 Juni 2023 / 09:30 WIB
Aroma Teh Ciwidey dari Oza Tea Menguar hingga Benua Afrika


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minum teh tengah naik daun. Tidak lagi kalah dengan minum kopi. Hal ini tidak terlepas dari maraknya teh dengan beragam aroma. Salah satunya adalah teh buatan Oza Tea asal Bandung, Jawa Barat.

Usaha racikan teh ini berdiri pada 2014. Menurut Oza Sudewo, Pemilik Oza Tea, dirinya tertantang untuk mendirikan usaha ini lantaran keheranannya dengan teh dari luar negeri yang dijual dengan harga mahal di Indonesia. Padahal, bahan bakunya ada yang berasal dari dalam negeri.

Melihat hal itu, Oza langsung berupaya membuat  teh racikan dengan berbagai bahan baku lokal. Tujuannya adalah, tentu saja, untuk bisa menjual teh berkualitas asli Indonesia namun dengan harga yang murah.

Setelah melakukan serangkaian eksperimen, Oza pun berhasil menciptakan beragam aroma teh alias speciality tea. Mulai teh beraroma buah, bunga, hingga rempah. Kini, ia sudah menciptakan 50 varian teh, dengan varian paling favorit adalah mango mint.

Untuk bahan baku daun teh, Oza mendapatkan dari perkebunan teh Ciwidey, Bandung. Proses produksi juga dia lakukan di sekitar perkebunan. Teh buatannya, dia kemas dengan harga mulai dari Rp 52.500 hingga Rp 99.750 per 40 gram.

Baca Juga: Menjajal Kemitraan Gerai Teh Kekinian dari Dr Tea

Untuk penjualan, Oza Tea masih fokus pada skema business to business (B to B) dan mereka pasok ke beragam tempat usaha. Mulai kedai kopi, restoran, hingga Hotel Padma Bandung.

Bukan cuma pasar dalam negeri, Oza Tea sudah melakukan ekspor meski dalam jumlah yang kecil, masih kiloan saja. Negara tujuan ekspor adalah Singapura dan Sudan. Saat ini, Oza Tea sedang proses ekspor ke Malaysia, juga Turki.

"Karena ini speciality tea, maka pasarnya masih kecil," ungkap Oza.

Menurutnya, kesulitan dalam mengekspor teh terletak pada regulasi dan menjaga kelanjutan pasokan. Misalnya, ia mendapat order ekspor di Januari. Kalau ada pemesanan di bulan berikutnya, harus dia penuhi. 

Persoalan lainnya yang tidak gampang adalah perkebunan teh di Indonesia yang fokus pada speciality tea masih sedikit. Kurang dari 10 perkebunan.

Untuk bisa lebih memasyarakatkan teh spesial, Oza akan lebih fokus pada edukasi pasar dan konsumen. Harapannya adalah, agar konsumen lebih menghargai dan mencintai teh racikan buatan dalam negeri. 

Selain itu, Oza juga kerap membuat teh sesuai dengan kondisi. Misalnya, ada teh racikan hujan yang enak orang minum saat hujan turun. Komposisi teh ini adalah teh hitam, kayu manis, dan bit apel.

Lantas, ada teh dengan bahan racikan bunga cempaka dan bunga kenanga. Oza  mengklaim, dirinya adalah pencipta pertama racikan teh tersebut.

Dan, racikan teh ini yang membuatnya memenangkan medali emas di kompetisi teh The Golden Leaf Award 2022 yang berlangsung di Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×