Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Tri Adi
Usaha penitipan kendaraan bermotor memang sudah jamak. Asal ada lokasi strategis, usaha bakal laris. Siapa saja bisa menjalankan usaha ini sebab tak perlu keahlian khusus. Selain itu, modal juga tipis. Anda tertarik untuk mencoba?
Nurdin, pemilik usaha jasa penitipan sepeda motor di samping stasiun Sudimara, Tangerang Selatan, bercerita, dia ingin memperluas lahan parkirnya. Maklumlah, rumah plus halaman yang berukuran 10 meter (m) x 15 m itu tak bisa menampung sepeda motor lebih banyak lagi. Mentok hanya menampung 80 unit sepeda motor. “Masih potensial dikembangkan karena yang bekerja di Jakarta dengan naik kereta banyak,” jelasnya.
Kawasan di sekitar stasiun, sekolah, kampus, gedung perkantoran, terminal bus, dan pintu jalan tol memang cocok sebagai lahan penitipan kendaraan bermotor. Tengok saja, di sekitar Jalan M.T. Haryono Jakarta Timur, ada sekitar enam sampai tujuh penyedia jasa parkir. Pengguna jasa penitipan kendaraan ini biasanya mereka yang ingin melanjutkan perjalanan memakai transportasi lain, seperti kereta atau bus.
Bukan sekadar menghindari macet atau efisiensi waktu, dengan menitipkan kendaraannya, pengguna jasa ini juga bisa hemat energi. “Kalau naik motor terlalu jauh. Butuh waktu 45 menit lebih menuju tempat kerja saya di Palmerah, Jakarta Selatan,” ujar Sayekti, warga Tangerang. Jadi, dia memilih menitipkan motornya kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta naik kereta.
Dede Muqoddas, salah seorang penjaga parkir di kawasan M.T. Haryono, Jakarta Timur, mengungkapkan, pelanggannya kebanyakan dari Depok dan Bekasi. “Sekitar 70% pelanggan kami merupakan karyawan Bandara Soekarno-Hatta. Jemputan bandara di sini, ya, karyawan milih titip motor di daerah ini,” ujar Dede. Kawasan ini memang cukup strategis untuk usaha penitipan kendaraan bermotor. Selain di pinggir jalan, kawasan itu juga strategis menghubungkan daerah lain, seperti Jakarta dan Bekasi.
Untuk memulai usaha ini, Anda mesti melakukan survei lokasi mengenai potensi kawasan tersebut. Usaha ini akan menguntungkan asal kita jeli memilih tempat yang strategis. Misalnya, di jalur transit, dekat halte jalur bus TransJakarta, dan stasiun keretaapi. Lahan parkir di area ini terbatas, jauh lebih kecil dibandingkan jumlah kendaraan para komuter.
Janjikan laba besar
Omzet yang diperoleh dari usaha ini cukup besar.
Ari Silalahi, pengelola jasa penitipan kendaraan bermotor “Bersahabat Saja” di kawasan Cawang bilang, per hari ada 300 motor dan 10 mobil yang dititipkan. Ongkosnya hanya Rp 3.000 untuk sepeda motor dan
Rp 10.000 untuk mobil. Artinya, dalam sebulan “Bersahabat Saja” bisa mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta–Rp 23 juta.
Sementara, Dede bilang, dalam sehari bisa menampung
200 sepeda motor. Artinya, omzet per bulan mencapai sekitar Rp 13 juta. “Di daerah yang rampai dan lahan luas, pendapatan akan besar,” ujar Dede.
Nurdin yang mampu menampung 80 unit kendaraan bermotor, dalam sebulan bisa mengumpulkan omzet Rp 5 juta sampai Rp 6 juta. “Pelanggan kebanyakan karyawan. Jadi ramainya hanya pas hari kerja,” kata Nurdin. Adapun Sabtu dan Minggu, jumlah kendaraan yang dititipkan berkurang.
Tidak butuh keahlian khusus
Usaha ini menjanjikan keuntungan besar karena pengeluaran terbilang mini. Biaya listrik, air, telepon, dan jasa keamanan, paling berkisar Rp 300.000–Rp 500.000 per bulan. Adapun upah penjaga parkir, sekitar Rp 350.000 per orang per bulan. Untuk melengkapi layanan, sebaiknya Anda menyiapkan dana Rp 2 juta–Rp 3 juta sebagai mengantisipasi kehilangan barang pelanggan. Walaupun, Anda bisa juga membuat klausul; kehilangan tidak menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
Untuk menjalankan usaha ini, Anda tak perlu memiliki keahlian khusus. Asal punya lahan dan lokasi strategis, usaha ini bisa berjalan. Lokasi bisa berupa lahan sewaan atau milik pribadi. Untuk membuka usaha ini, biasanya tidak ada izin khusus. Paling Anda hanya perlu menginformasikan pada aparat terkait akan adanya pembukaan usaha tersebut. “Kalau di sini, mau usaha, buka saja. Tak ada syarat khusus. Di sini tak ada pungutan liar dari aparat,” ujar Nurdin.
Dia hanya memanfaatkan rumahnya yang terletak di pinggir stasiun sebagai tempat usaha. Dia cuma memperluas atap dan lantai di halaman rumah. “Ya, modalnya hanya untuk renovasi saja. Tanah milik sendiri,” ujar Nurdin. Modal yang dia gunakan untuk merenovasi tidak besar, sekitar Rp 5 juta. Uang itu digunakan untuk membeli seng, kayu, dan material bangunan untuk bayar tukang.
Beda apabila Anda berniat menyewa sewa. Tentu saja Anda harus memperhitungkan secara cermat biaya sewa lahan. Sebab, pasti, tarif sewa lahan tak akan murah mengingat lokasinya yang harus benar-benar strategis. Lahan di lokasi seperti ini biasanya menjadi rebutan karena cocok untuk bermacam jenis usaha.
Kebutuhan luas lahan usaha ini sangat tergantung dengan potensi pasarnya. Bila pasarnya besar, tak ada salahnya Anda membuka lahan yang luas pula. Lahan minimal yang dimiliki sekitar 7 m x 10 m. Lahan seluas ini sedikitnya bisa menampung 50 unit sepeda motor.
Bisnis kepercayaan
Sama halnya usaha jasa lainnya, bisnis penitipan kendaraan bermotor ini sangat mengandalkan tanggungjawab dan kepercayaan dari pelanggan. Meskipun antara pelanggan dan penjaga saling percaya, bukan berarti tidak harus waspada. Kelengkapan surat tanda nomor kendaraan (STNK) juga perlu dicek, demi keamanan.
Kehilangan barang yang dikeluhkan pelanggan selama ini, antara lain kehilangan helm, lampu spion, jaket, atau jas hujan. Penggantian dilakukan bila ada permintaan dari si empunya kendaraan. Bila tidak meminta, ya, tidak perlu repot menggantinya. Namun, untuk kehilangan kendaraan bermotor biasanya tidak ada jaminan penggantian.
Usaha jasa ini memang sangat mengandalkan kepuasan pelanggan. Sebab, usaha ini tidak mengenal persaingan harga, misal untuk penitipan sepeda motor rata-rata Rp 3.000 per hari. Jadi, untuk mendapatkan pelanggan, Anda harus memberikan pelayanan yang baik.
Usaha ini menjanjikan keuntungan besar juga karena tidak ada alokasi khusus untuk biaya promosi atau pemasaran. “Biasanya orang sudah tahu, itu lahan parkir. Jadi bisa langsung markirin motornya,” jelas Nurdin. Meski demikian, ada baiknya memang Anda membuat papan nama nama sederhana. Selain menunjukkan keberadaan usaha juga untuk memperlihatkan adanya kredibilitas keamanannya. Tak ada salahnya juga, Anda memberlakukan kartu pelanggan dengan mengenakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pelanggan non-member. Strategi ini akan menjadi magnet jitu untuk menarik pelanggan tetap.
Anda tertarik? Selamat mencoba dan semoga sukses!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News