kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bambang Krista: Setelah sukses, ilmu beternak pun dibagi (3)


Rabu, 07 Desember 2011 / 13:49 WIB
Bambang Krista: Setelah sukses, ilmu beternak pun dibagi (3)
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (8/8). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj/foc/17.


Reporter: Hafid Fuad | Editor: Tri Adi

Setelah mampu membuktikan sebagai peternak ayam kampung yang sukses, Bambang pun sering diundang untuk memberikan pelatihan peternakan ayam kampung yang benar. Selain itu, karena banyaknya permintaan, di sela-sela waktu senggangnya Bambang juga tetap rajin menulis buku tentang peternakan ayam kampung.

Prospek bisnis ayam kampung kini mulai cerah setelah Bambang Krista memasyarakatkan cara beternak ayam kampung secara intensif. Usaha peternakan ayam kampung yang sebelumnya dilakukan secara tradisional mulai berubah ke cara beternak yang lebih modern seperti laiknya memelihara ayam bukan ras atau ayam ras.

Cara beternak ayam kampung modern itu memang membawa dampak besar. Lihat saja, kalau sebelumnya nilai ekonomis ayam kampung baru diperoleh setelah ayam berusia tiga bulan atau lebih, kini peternak hanya butuh waktu 45-60 hari untuk bisa panen.

Namun demikian, menurut Bambang, peternakan ayam kampung dalam skala besar masih bisa dihitung dengan jari. Saat ini, peternakan ayam kampung masih dikelola dalam skala menengah dan kecil. "Banyak yang beranggapan bisnis ayam kampung ini bisnis recehan," ujar Bambang.

Padahal, melihat hasil yang diraih Bambang saat ini, sejatinya bisnis ayam kampung ini bisa lebih stabil dan punya masa depan yang cerah. Selain itu, beternak ayam kampung juga jauh lebih menguntungkan karena ayam ini lebih tahan penyakit dibandingkan dengan ayam broiler. Padahal, harga jual ayam kampung juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ayam buras itu. Apalagi saat ini lamanya masa panen beternak ayam kampung sudah bisa diatasi.

Ayam kampung hasil penelitian Bambang ini memang terbilang super. Lihat saja, ayam kampung yang diternak Bambang itu punya daging selezat ayam kampung namun masa panen sesingkat ayam broiler. "Perkembangan yang cepat tentu lebih menghemat biaya produksi dan memperkecil risiko kematian," terang Bambang.

Contoh sukses Bambang itu tentu juga membuat masyarakat semakin tertarik untuk ikut beternak ayam kampung. Bambang yang suka berbagi ilmu ini pun tak pelit menularkan cara beternak ayam kampung yang efisien. Itulah sebabnya, Bambang rutin mengadakan pelatihan beternak ayam kampung di Cibubur dan Bekasi.

Tidak hanya itu ia juga kerap diundang sebagai pembicara mengenai ayam kampung ke berbagai daerah di Indonesia. Jam terbangnya yang tinggi membuat semua masalah berat peternak menjadi ringan. "Pelatihan tersebut sekaligus untuk memperkuat jaringan usaha," ujar Bambang.

Jaringan usaha itu memang penting bagi pertumbuhan bisnis. Salah satu manfaat jaringan bisnis ini, di antara peternak bisa saling berkomunikasi untuk menjaga harga produk agar tidak jatuh.

Bagi Bambang, bisnis seperti ini harus dijaga agar tetap saling menguntungkan. Itulah sebabnya, "Saya juga sering memberikan bantuan pelayanan secara gratis di berbagai daerah," imbuh Bambang.

Dalam membantu para peternak baru, ia biasanya akan mewanti-wanti mengenai kondisi kandang. Menurut Bambang, kesiapan kandang sangat penting untuk meminimalisasi risiko kematian bibit ayam akibat virus. Kandang yang siap menampung bibit bisa dilihat dari sirkulasi udara dan lingkungan sekitar kandang yang steril.

Situasi kandang sebaiknya berada di wilayah yang tenang dan tidak dimasuki oleh sembarangan orang. "Karakter ayam itu sensitif dan gampang stres kalau ada perubahan di sekitarnya," ujar Bambang.

Bambang sendiri yang punya jam terbang panjang di bidang peternakan ayam juga masih tetap hati-hati. Ia mengaku pernah merugi lantaran bibit yang dijualnya kepada seorang mitra mati mendadak. Setelah diteliti, ternyata itu akibat virus yang berbiak di kandang yang tidak steril. "Karena itu saya akan memastikan para klien saya siap sebelum pengiriman bibit," jelas Bambang.

Kini, di sela-sela waktu luangnya, Bambang masih rajin menulis buku tentang beternak ayam kampung ini. Hingga saat ini ia telah menerbitkan tiga buku yang laris manis diserbu pembeli. Buku-buku itu mengenai tata cara beternak ayam kampung untuk peternak dari kalangan awam hingga untuk keperluan studi. "Buku tersebut saya tulis karena permintaan masyarakat yang tinggi," ujar Bambang.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×