kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Basuki Kurniawan: Utamakan kejujuran dan kewaspadaan (3)


Kamis, 17 November 2011 / 13:50 WIB
Basuki Kurniawan: Utamakan kejujuran dan kewaspadaan (3)
ILUSTRASI. Won Korea Selatan jadi mata uang paling unggul di Asia


Reporter: Hafid Fuad | Editor: Tri Adi

Seperti bisnis sebelumnya, Basuki Kurniawan juga pernah menelan kerugian besar di bisnis mebel. Tapi, ia tak patah arang dan terus belajar dari pengalamannya. Inilah yang mengantarkan pada kesuksesan dengan mengembangkan penjualan ke pengecer. Dalam setiap transaksi, Basuki mengutamakan kejujuran dan kewaspadaan.

Setiap kesuksesan, sering menjadi buah dari kegagalan. Hampir setiap pengusaha pasti pernah mengalami kegagalan, karena itu menjadi kunci menuju keberhasilan.

Demikian pula yang dialami oleh Basuki Kurniawan, pemilik PT Indoexim International. Saat berbisnis furnitur, ia pernah menelan kerugian hingga ratusan juta.

Ketika itu, seorang buyer asing menghubunginya dan tertarik membeli mebel dagangannya. Tanpa curiga, Basuki menemui calon klien itu di Jepara.

Kecurigaan Basuki makin lenyap, ketika ia melihat sang klien menginap di hotel bintang lima dengan kamar paling mewah. Orang asing ini pun kian meyakinkan dengan mobil mentereng yang dikendarainya. "Si bule ini ingin membeli semua stok barang saya. Bahkan, ia meminta saya melengkapi semua pesanannya," ucap Basuki dengan suara lantang.

Namun, ternyata orang asing itu hanya memberi uang muka 10% untuk enam kontainer furnitur yang dikirimkan. Skema pembayaran berikutnya, 60% dibayarkan saat pengiriman dan 30% saat barang tiba di tujuan.

Sayang, Basuki tak bisa berbuat banyak. Ia pun terpaksa menerima skema itu, karena khawatir mengalami kerugian yang lebih besar. "Ternyata benar, pembayaran tersendat. Saya pun tertipu hingga Rp 500 juta," ujarnya.

Meski kepolisian mengusut kasusnya, Basuki hanya menerima pengembalian uang Rp 100 juta. "Itu pun dicicil 10 kali oleh pelaku," ujarnya sambil tertawa.

Pengalaman itu sempat menurunkan semangatnya dan tak ingin melanjutkan usaha. Namun, untunglah, sang istri, Theresianawati selalu memberi semangat untuk tak menyerah ini.

Basuki pun makin terdorong, setelah melihat banyak eksportir sukses yang punya pengalaman serupa. "Banyak pengusaha ekspor yang tergantung pada satu pembeli besar, namun itu justru sangat berbahaya," ujarnya.

Dengan semangat untuk terus belajar, Basuki mengembangkan konsep penjualan langsung kepada pengecer di luar negeri. Ia memilih pengecer, untuk mengurangi risiko kerugian, seandainya pembeli besar bermasalah.

Selain itu, importir besar, kerap menekan harga dengan alasan pembelian partai besar. Importir besar juga sering memaksakan kehendak.

Pernah, Basuki menghadapi importir besar skala multinasional yang ingin menerapkan aturan baru, yakni tak adanya deposit uang muka. Aturan ini berlaku untuk seluruh dunia, termasuk perusahaan Basuki.

Karena punya pengalaman buruk, Basuki pun bertahan tetap memakai skemanya. "Saya bilang, semua pembeli saya ikut cara saya," ujarnya.

Akhirnya, setelah melalui perdebatan sengit, perusahaan itu justru mengalah. Ia mau bertransaksi, dengan memberikan uang jaminan sebesar 30%.

Dari berbagai pengalaman ini, Basuki pun dituntut untuk selalu waspada. "Strategi inilah yang membuat saya bisa berkembang dalam persaingan bisnis mebel hingga saat ini," ujar penggemar bulutangkis ini.

Dalam bisnis, ia meyakini, semua rezeki sudah diatur oleh Tuhan. "Karena itu, kita tak perlu serakah," ujarnya. Ia pun selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap transaksi.

Bagi penerima penghargaan Primaniyarta ini, apa yang telah diperolehnya saat ini ibarat proses menaiki tangga. Jika ingin sukses, seseorang tak melompati anak tangga. "Jika lompat ada kemungkinan jatuh dan tersungkur," tuturnya.

Untuk mengakalinya, Basuki pun menyarankan, agar kita cepat menyelesaikan setiap anak tangga. "Tapi, untuk melewati anak tangga tersebut, maka kita harus jujur dan bekerja keras," ujarnya mantap.

Basuki meyakini, dalam setiap lini kehidupan, manusia harus jujur untuk berhasil. Baginya, nilai kejujuran merupakan harga mati. "Kejujuran itu sangat gampang diucapkan, namun sulit dilakukan," tuturnya. Itulah yang selalu disampaikan kepada keluarga, karyawan dan orang lain.


(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×