kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batik naik pamor lagi, perhiasan kebaya kian berkilau


Rabu, 29 September 2010 / 10:22 WIB
Batik naik pamor lagi, perhiasan kebaya kian berkilau


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Mengenakan kebaya dipadu kain batik terasa kurang lengkap tanpa dibubuhi aksesori perhiasan. Karena itulah, permintaan perhiasan kebaya kian meningkat. Sedangkan seorang perajin perhiasan kebaya mengaku usahanya terbantu setelah batik kembali jadi tren sejak beberapa tahun ini.

Beberapa tahun terakhir, penggunaan kebaya kembali menjadi tren seiring meningkatnya pamor kain batik sebagai kekayaan budaya asli Indonesia. Maklum, kebaya memang sangat cocok dipadu dengan kain batik.

Namun, agar paduan tersebut lebih elok lagi, biasanya kaum hawa mengenakan berbagai aksesori pendukung. Beberapa aksesori yang kerap digunakan seperti bros, giwang, kalung dan gelang.

Kondisi inilah yang membuat peluang bisnis aksesori perhiasan untuk kebaya makin bersinar. Aziz Bakhtiar, seorang perajin perhiasan untuk kebaya dari Solo, Jawa Tengah, mengungkapkan, beberapa tahun terakhir ini permintaan aksesori kebaya terus meningkat. Pria ini sudah menekuni usaha pembuatan perhiasan kebaya sejak tiga tahun lalu. Dengan bahan baku tembaga dan kuningan, dia menciptakan berbagai perhiasan dengan sepuhan perak dan emas.

Awalnya Aziz menyasar kalangan menengah untuk produk perhiasan kebayanya. Sebulan, dia mampu memproduksi 5.000 unit perhiasan. Namun, lantaran pesaingnya makin banyak dan kerap terjadi penjiplakan model, dia mengubah pangsa pasar untuk masyarakat atas.

Otomatis, Azis harus menyesuaikan desain perhiasan dengan model kebaya yang lebih eksklusif, agar bisa diterima pasar kelas atas. Meski, kapasitas produksinya tak lagi sampai 5.000 unit sebulan, peluang pasarnya lebih besar ketimbang pasar di kalangan menengah.

Inspirasi desain perhiasan kebayanya datang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain dari Jawa, Aziz membuat perhiasan kebaya khas Aceh, Lombok, hingga Sulawesi. Harga jualnya berkisar Rp 100.000-Rp 2 juta per potong. "Seluruh bahan baku berasal dari dalam negeri," imbuhnya.

Rata-rata Aziz bisa menjual 500 hingga 1.000 unit perhiasan kebaya sebulan dengan omzet mencapai Rp 15 juta. Ia bisa meraih margin sekitar 20%. Mayoritas perhiasan itu dijualnya ke kota Jakarta, Surabaya dan Medan.

Adapun Fithria Qori, perajin perhiasan kebaya asal Sleman, Jawa Tengah, menciptakan berbagai perhiasan kebaya dalam satu set selain membuat perhiasan kebaya satuan. "Satu set itu berisi cincin, kalung, gelang, tusuk konde dan bros yang warnanya senada," kata dia.

Untuk perhiasan kebaya satuan, harganya Rp 25.000-Rp 135.000 per unit. Harga satu set perhiasan kebaya berkisar Rp 250.000-Rp 300.000. Pasarnya di sekitar Bali, Aceh dan Jakarta. "Omzet saya sekitar Rp 15 juta dengan margin hingga 30%," imbuhnya.

Menurut Fithria, perhiasan kebaya yang sedang tren saat ini berwarna tembaga lantaran terkesan lebih etnik. Permintaan banyak datang dari Bali dan Jakarta. "Pasar di Sumatera lebih suka perhiasan kebaya yang disepuh emas," katanya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×