kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batik tulis madura pun menembus pasar dunia


Selasa, 22 Maret 2011 / 14:03 WIB
Batik tulis madura pun menembus pasar dunia
ILUSTRASI. JAKARTA/14/04-BERJEMUR TINGKATKAN IMUNITAS. Warga berjemur dan berolahraga di kawasan Petamburan, Jakarta,Selasa (14/04). Di tengah pandemi COVID-19, warga yang tinggal di kawasan permukiman padat berusaha untuk tetap menjaga imunitas tubuh dengan berjemu


Reporter: Dharmesta, Handoyo | Editor: Tri Adi

Hampir seluruh penjuru Indonesia mempunyai seni batik dengan ciri khasnya masing-masing. Salah satunya, batik madura. Berbeda dengan batik lainnya, batik dari Pulau Madura memiliki corak dasar bentuk-bentuk binatang dengan warna-warna yang berani. Batik tulis ini pun sudah menembus pasar ekspor.

Seperti usaha kerajinan batik di Pulau Jawa, batik tulis madura pada umumnya juga merupakan usaha turun-temurun. Iskandar, pemilik Pattimura Collection, misalnya, mewarisi usaha batik madura sejak tahun 2000 dari ibunya yang sudah membuka usaha batik tulis ini sejak 1976.

Kini, Pattimura Collection sudah mengekspor produknya hingga luar negeri. Beberapa negara yang menjadi pasarnya seperti Prancis, Belanda, Malaysia, dan Arab Saudi.

Iskandar menuturkan, perbedaan batik tulis asal Madura dengan produk batik lain terletak pada pemilihan warna dan motif yang digunakan. Batik madura banyak menggunakan warna-warna yang berani, seperti merah dan biru. "Motifnya kebanyakan motif hewan, seperti kupu-kupu dan burung," ujarnya.

Pattimura Collection melego batik tulis buatannya di harga Rp 100.000 hingga Rp 500.000 per lembar. Sementara itu, batik gentongan dijual dengan harga Rp 800.000-Rp 4.000.000 per helai.

Harga batik gentongan cukup mahal karena proses pembuatannya alami dan memakan waktu hingga sepuluh bulan. Batik ini harus direndam dalam gentong selama tiga minggu dengan pewarna alami, semisal daun karum untuk mendapatkan warna biru.

Pembuatan batik tulis biasa hanya membutuhkan waktu 15 hari. Untuk memproduksi berbagai batik tulis ini, Iskandar memperkerjakan 150 orang yang semunya perempuan.

Dalam sebulan, Pattimura Collection bisa menjual sekitar 200 lembar batik tulis Madura.
Sama seperti Iskandar, perajin batik madura lainnya, Abdul Rosyid Hafidz, juga menekuni usaha batik warisan keluarganya sejak tahun 1995.

Abdul memproduksi dua jenis batik, yakni batik tulis dan batik cap atau cetak. Di antara sekian banyak motif batik madura, batik produksi Abdul sebagian besar bermotif toge, okel dan olak-olak. "Olak-olak itu adalah batik yang dipakai oleh Bapak SBY," kata Abdul.

Selain motif khusus, Abdul juga hanya menggunakan bahan katun dan sutera. Ia menjual batiknya mulai dari Rp 80.000 sampai Rp 4,5 juta.

Selain bahan, harga selembar kain batik juga ditentukan oleh proses pewarnaan dan motif. "Semakin rumit motifnya, maka harganya akan semakin mahal," ungkap Abdul.

Untuk memproduksi batik madura, Abdul mengandalkan tujuh karyawannya. Dalam sebulan, mereka bisa memproduksi 100 hingga 300 kain batik dengan harga berkisar Rp 80.000 sampai
Rp 200.000.
Adapun harga batik dengan kualitas baik sekitar Rp 300.000 sampai
Rp 4,5 juta per helai. Abdul hanya bisa memproduksi hingga 30 potong perbulannya. "Ukuran standar kain per potong rata-rata antara
2 meter sampai 2,5 meter," tandas Abdul.

Batik-batik buatan Abdul ini juga sudah merambah pasar ekspor. Ia sudah mengirim batiknya ke Malaysia.

Di pasar lokal, Abdul baru memasarkan batiknya di seputar Jawa Timur, seperti Surabaya, Bondowoso, Jember hingga Bali. Dalam sebulan Abdul dapat meraup omzet sebesar Rp 30 juta sampai Rp 75 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×