Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Bagi sebagian besar orang, bayam merah mungkin masih terdengar asing. Berbeda dengan varietas bayam hijau, bayam merah belum begitu populer. Baik budidaya maupun pemasarannya juga belum begitu masif.
Padahal, tanaman bernama latin Alternanthera amoena voss mengandung banyak khasiat yang dapat mengobati berbagai penyakit. Selain mengandung protein, bayam merah juga mengandung lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, betakaroten, vitamin A, C,E, asam folat, dan glutation.
Dengan berbagai kandungan itu, bayam merah dapat meningkatkan kerja ginjal serta melancarkan pencernaan. Bahkan, bayam merah dipercaya juga dapat membersihkan darah setelah melahirkan, memperkuat akar rambut, mengobati disentri, dan mengatasi anemia.
Sayangnya, bayam merah ini belum begitu dikenal masyarakat luas. "Banyak yang belum tahu khasiat tanaman ini," kata Catherine Perdanawaty, 32 tahun, salah seorang pembudidaya bayam merah di Purwakarta, Jawa Barat.
Di bawah bendera usaha bernama Cathy Healthy Life Organic Farm, Catherine terus mengampanyekan manfaat mengonsumsi bayam merah. Sejauh ini, menurut Catherine, peminat bayam merah didominasi dari daerah Jabodetabek dan Bandung.
Mereka umumnya konsumen individu dan bukan supermarket atau restoran. "Tapi ada juga supermarket dan restoran yang menjadi pelanggan saya," ujarnya.
Ia membudidayakan bayam merah di lahan seluas 800 meter persegi. Di atas lahan tersebut, ia mengaku dapat memanen bayam merah tiga kali dalam seminggu. Sekali panen, ia bisa mendapat sekitar 50 kilogram (kg) bayam merah. Sementara dalam sebulan dapat mencapai 600 kilogram (kg).
Bayam tersebut dijual di kisaran Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg. Di pasar, harganya bisa melonjak menjadi Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per kg. "Harganya agak mahal karena tergolong sayur organik yang hanya menggunakan pupuk kandang," ujar Catherine. Dalam sebulan, ia bisa meraup omzet Rp 15 juta hingga Rp 20 juta, dengan laba bersih 30%.
Menanam bayam merah juga ditekuni Sulaiman Suparwan, pemilik Sam Organik asal Lembang, Jawa Barat. Ia mengaku, potensi bisnis ini masih sangat besar. Sebab, peluang masyarakat mengonsumsi bayam jenis ini masih terbuka lebar.
Ia sendiri menanam bayam merah di lahan seluas 3.500 meter persegi. Selain bayam merah, juga terdapat sayur-sayuran lain. Dengan luas tanah tersebut, Sulaiman mengaku bisa memetik hasil sayuran organik miliknya tersebut setiap hari. "Saya bisa panen setiap hari," ujarnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News