Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
Di usia yang relatif muda, Ikrar Mallarangeng sukses menjadi pengusaha alat musik tradisional. Kendati demikian, Ikrar merasa masih banyak yang harus dibenahi dalam mengelola usahanya itu.
Salah satunya terkait peralatan produksi yang masih serba manual. "Selama ini kami masih memakai alat manual untuk produksi kecapi, sehingga pengerjaan memakan waktu lama," ujarnya.
Bila sudah memiliki peralatan canggih, ia optimistis usahanya bisa berkembang dalam skala lebih besar. Ikrar menargetkan, tahun depan sudah bisa merakit alat modern untuk membuat kecapi.
Menurut hitung-hitungan, Ikrar butuh dana sekitar Rp 80 juta agar alat tersebut bisa diwujudkan. Selama ini, Ikrar mengaku tidak pernah kesulitan modal. Sebagai salah satu finalis dalam ajang Wirausaha Muda Mandiri, ia kerap mendapat pinjaman modal dari bank BUMN tersebut.
Bahkan, banyak juga bank-bank lain yang menawarkan pinjaman kepadanya. "Kalau dari segi modal saya bisa bilang tidak pernah kelimpungan atau kekurangan," kata dia.
Selain peralatan produksi, Ikrar juga terus berusaha meningkatkan kualitas produknya. Ia mengaku, akan mempertahankan model asli kecapi tapi tetap mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Ikrar, saat ini mulai bermunculan pemain-pemain baru yang memproduksi kecapi. Namun, ia mengklaim, sejauh ini hanya dirinya yang memproduksi kecapi tradisional, khususnya di wilayah Sulawesi. "Kalau yang bikin kecapi modern sudah banyak," imbuhnya.
Kecapi modern biasanya terbuat dari triplek. Jadi, kualitasnya kalah dibandingkan kecapi tradisional yang dibuat dari kayu alam. Dari segi pemakaian, kecapi tradisional lebih tahan lama daripada kecapi modern.
Meski demikian, Ikrar melakukan beberapa perombakan. "Kecapi tradisional zaman dulu mengeluarkan nada yang kurang teratur, kalau di Rumah Kecapi Tradisional sudah saya sesuaikan dengan solmisasi," kata dia.
Ikrar mengakui, persaingan di bisnis alat musik tradisional belum terlalu ketat. Padahal, prospeknya cukup menjanjikan. Permintaan pun terus meningkat sehingga kadang ia kewalahan.
Sebagai komitmennya dalam melestarikan budaya, Ikrar juga mengajarkan cara membuat alat musik tradisional kepada para murid sekolah. Malah ia berharap bisa membuka sekolah musik tradisional secara formal. "Kalau bisa, saya mau mengembangkan Rumah Kecapi Makassar seperti Saung Angklung Udjo di Bandung, jadi turis pun tertarik belajar main kecapi" tambah dia.
Ikrar juga berharap, suatu saat nanti kecapi bisa menjadi salah satu muatan lokal dalam materi pendidikan yang diwajibkan pemerintah provinsi, mulai SD hingga perguruan tinggi. Menurut dia, anak muda harus mengenal kebudayaan lokal, termasuk alat musik tradisional.
Sementara, untuk bisnis cuci motor, Ikrar menargetkan tahun depan membuka kemitraan Cuci Motor Plus-Plus. Bukan itu saja, rencananya ia juga akan mengembangkan sayap bisnis di sektor properti. "Saya ingin membuat perumahan rakyat yang harganya murah dan terjangkau," kata dia. (Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













