kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bergizi tinggi, permintaan olahan ikan teripang naik


Kamis, 07 Juli 2011 / 14:00 WIB
Bergizi tinggi, permintaan olahan ikan teripang naik
ILUSTRASI. Ilustrasi untuk Reksadana. KONTAN/Muradi/2017/03/07


Reporter: Mona Tobing, Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Jika ikan biasanya disantap sebagai lauk teman makan nasi, sekarang ikan banyak dikelola untuk dijadikan makanan olahan. Selain karena kandungan gizi ikan yang baik untuk tubuh manusia, ikan bisa memunculkan rasa yang kuat pada makanan olahan. Salah satunya adalah ikan teripang. Ikan yang hidup di laut timur Jawa ini kerap diolah menjadi kerupuk dan tepung.

Berada di antara dua samudra besar, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, laut Indonesia kaya akan beragam jenis ikan. Tak hanya menjadi lauk, ikan-ikan itu juga menjadi bahan baku makanan olahan, seperti kerupuk dan tepung.

Menurut Irayati, pemilik Pranspul, produsen kerupuk asal Madura, rasa ikan yang kuat membuat kerupuk makin gurih. Irayati pun hanya menggunakan ikan teripang sebagai bahan baku krupuknya, selain beberapa bumbu seperti garam, kemiri, dan bawang.

Karakteristik ikan teripang memang berbeda dengan jenis ikan lainnya. Selain dagingnya lebih tebal, bau ikan terasa harum. "Karena inilah teripang cocok menjadi bahan baku kerupuk," terang Irayati.

Secara fisik, ikan teripang memiliki juga memiliki ciri-ciri, seperti, warna kuning serta tekstur kulit yang keras. "Karakteristik inilah yang juga membuat ikan teripang menjadi bahan baku tepung," ujar Arry Kurniawan, pemilik Luxe Utama Indonesia di Jakarta. Selain memproduksi tepung, ia juga mengolah teripang menjadi pakan udang, ayam dan ikan.

Cara pembuatan kerupuk teripang sangat sederhana. Irayati pun tak pernah menggunakan mesin. Setiap hari, wanita yang telah 10 tahun mengeluti bisnis kerupuk ini memproduksi sendiri kerupuk. "Ikan teripang dicuci hingga bersih, kemudian direndam dengan bumbu dapur selama dua jam," terang Irayati.

Proses perendaman ikan dengan bumbu yang cukup lama ini supaya bumbu meresap dan ikan memiliki rasa yang kuat. Setelah itu, ikan dijemur dibawah terik matahari selama sehari. "Saat dijemur, ikan harus diolesi dengan garam sebelum nantinya benar-benar kering," ujarnya.

Irayati tak menggunakan pengawet. Alhasil, lanjut Irayati, camilan ini memiliki kandungan gizi tinggi. "Cocok untuk melancarkan darah dan menurunkan kolesterol," kata wanita asal Madura ini. Meski penampilan kerupuk ini tak menarik, permintaan camilan ini sangat tinggi. "Kerupuk ikan teripang kerap menjadi oleh-oleh khas daerah," tambah Irayati.

Bahkan, sejak lima tahun lalu, ikan teripang telah menjadi ikon oleh-oleh khas Madura. Irayati pun harus memenuhi pesanan dari lima gerai oleh-oleh di Madura. "Selain itu, saya juga harus memenuhi permintaan dari rumah makan di Bangkalan," tuturnya.

Ia mengirimkan memasok sepuluh rumah makan di Bangkalan. "Masing-masing 50 plastik dengan berat 0,5 ons dan berharga Rp 15.000 per plastik," terang Irayati.

Permintaan kerupuk teripang selalu meningkat tiap tahun. Bahkan, menurut Arry, permintaan produk olahan teripang juga naik dalam lima tahun belakangan ini. "Kenaikannya bisa mencapai 25%," kata Arry.

Perkembangan usaha ternak juga mendorong permintaan teripang. "Dalam sebulan, saya bisa menjual hingga 100 ton pakan ternak," kata Arry yang dulu hanya menjual 75 ton sebulan.

Dengan harga sekitar Rp 5.000 hingga Rp 8.000 saban kilogram (kg), maka ia bisa meraup omzet hingga Rp 500 juta setiap bulan. Bahkan, Arry sendiri telah menjual produk teripangnya hingga ke Jepang dan China.

Permintaan tinggi juga dirasakan oleh Irayati. Sayang, ia tak bisa memenuhi kenaikan permintaan. Sejak awal tahun ini, ia mengaku kesulitan untuk memperoleh bahan baku teripang.

Pasalnya, para nelayan di Pulau Madura lebih sering menjual teripang ke Singapura, sebagai bahan baku kosmetik. "Harga belinya lebih mahal. Kami pun harus bersaing dengan mereka," jelas Irayati. Kini, ia membeli harga teripang dengan harga Rp 100.000 tiap gram. Padahal lima tahun lalu, harga ikan teripang hanya Rp 40.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×