kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.468   -17,00   -0,10%
  • IDX 7.780   80,67   1,05%
  • KOMPAS100 1.091   14,08   1,31%
  • LQ45 793   11,03   1,41%
  • ISSI 266   2,05   0,77%
  • IDX30 411   4,83   1,19%
  • IDXHIDIV20 478   6,05   1,28%
  • IDX80 120   1,47   1,24%
  • IDXV30 130   1,34   1,04%
  • IDXQ30 133   1,54   1,17%

Berkali-kali jatuh bangun merintis usaha (2)


Rabu, 24 Juli 2013 / 12:53 WIB
Berkali-kali jatuh bangun merintis usaha (2)
ILUSTRASI. Makanan Ini Wajib Dihindari Oleh Penderita Asam Lambung


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

Ihsanudin meraih sukses bersama merek ADN Adrenalin. Meski usahanya baru berjalan kurang lebih tiga tahun, produk jaket motor buatannya sudah merambah berbagai wilayah di tanah air, bahkan sampai ke Malaysia. Namun, sebelum mantap menggeluti bisnis konveksi, ia pernah jatuh bangun berkali-kali merintis bisnis.

Pria asal Serang, Banten ini hijrah ke Bandung untuk kuliah pada 2004. Minatnya dalam berbisnis mulai tersalurkan sejak 2007. Sembari kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis (STEMBI) Bandung, ia membuka warung makan kecil-kecilan. "Tapi, karena belum bisa fokus jalankan usaha, akhirnya bangkrut, padahal belum setahun berjalan," kenang Ihsan.

Ia tak putus asa. Setahun kemudian, Ihsan kembali berbisnis. Saat itu ia menerima ajakan temannya berinvestasi di bisnis eksplorasi batubara skala kecil di Singkawang, Kalimantan Barat. Sayang, usahanya terhempas resesi global. Krisis menyebabkan harga batubara anjlok, sehingga Ihsan terpaksa mundur dari bisnis itu.

Niat berbisnis terus bergelora. Selang setahun, ia mencoba berbisnis jilbab. Ternyata pasarnya kurang bagus. "Saya pun berhenti jualan jilbab. Lalu, menjajal bisnis yang berbeda sejak 2010, yakni buka warung bakso," kisahnya.

Nah, sejak merintis usaha warung bakso itulah, ia mulai bermitra dengan temannya, Yoad Nazriga Sunarto. Sebenarnya, pasarnya cukup bagus, karena membidik mahasiswa yang mengincar harga murah meriah. Namun, keduanya menilai usaha tersebut sulit berkembang, sehingga mulai mencari tambahan pemasukan dengan menjadi reseller jaket motor buatan perusahaan konveksi di Bandung.

Kata Ihsan, waktu itu ia hanya merogoh kocek Rp 130.000 untuk membeli satu lembar jaket motor yang akan dijual kembali. Ternyata, banyak permintaan masuk. Apalagi, kala itu, belum banyak yang menjual jaket motor.

Lantaran melihat peluang yang bagus, Ihsan bersama rekannya memutuskan berhenti jualan bakso, dan fokus berbisnis jaket motor. Sayang, baru berjalan empat bulan, usaha reseller jaket motor ini mandek. Penyebabnya, banyak pembeli yang mengeluhkan kualitas jaket yang semakin menurun. "Ketika kami komplain kepada pabrik konveksi, mereka malah marah, dan bilang mengapa tidak bikin sendiri saja," tutur Ihsan.

Kalimat tersebut terus terngiang di benak Ihsan. Akhirnya, ia bersama temannya memutuskan membuka konveksi jaket sendiri pada Februari 2011. Mereka merintis bisnis konveksi hanya dengan mengandalkan satu mesin jahit dan mempekerjakan satu karyawan.

Produksinya khusus jaket motor, dan membidik kelas menengah atas. Ihsan membuat desain sendiri dengan sumber ide yang didapatnya dari internet. Jaket motor dibuat dari bahan cordurai polyester. Bahan baku dibeli dari Bogor, Jawa Barat.

Ternyata, produk buatannya diminati pasar. Memang, saat itu, belum banyak produk jaket motor yang membidik kelas menengah atas. Bisnisnya berkembang pesat, sehingga lima bulan kemudian, Ihsan memutuskan untuk mematenkan usahanya dengan mengusung merek ADN Adrenalin. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×