kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bermula dari warung, kopi Putri sampai luar negeri


Senin, 22 Juli 2013 / 14:18 WIB
Bermula dari warung, kopi Putri sampai luar negeri
ILUSTRASI. Anak bermain air


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Tri Adi

Berawal dari pengecer produk makanan minuman dari warung, Theresia Deka Putri kini sukses mengembangkan produk kopi sendiri. Bahkan, produknya, Kopi Luwak Lanang telah tersebar hingga ke luar negeri. Omzet miliaran rupiah pun mampu direnggut dara 25 tahun ini dalam setahun.

Pengalaman sebagai tenaga pemasar produk makanan dan minuman, menjadi bekal Theresia Deka Putri membangun usaha sendiri. Setelah menjadi pengecer produk milik orang lain, dara berusia 25 tahun ini merintis bisnis kopi sendiri.

Lewat CV Karya Semesta, Putri, panggilan akrabnya, memproduksi tiga merek kopi, yakni Kopi Luwak Lanang, Kopi Lanang Landep, dan Kopi Gajah Hitam. Tak terbatas di Jawa Timur, pemasaran produk kopi itu telah meluas hingga ke beberapa negara, seperti Taiwan, Korea, China, Jepang, Thailand, Malaysia hingga Polandia.

Putri memang bukan orang baru di dunia bisnis. Sedari sekolah, ia telah mengasah kemampuan bisnisnya dengan berjualan sepatu, pakaian, dan produk fashion lain. Sesuai dengan usianya, kala itu, konsumen Putri hanya teman-teman sekolah dan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.

Sekitar tahun 2002, Putri mulai merambah produk makanan dan minuman, seperti kopi dan teh. Ia mendapat kepercayaan dari produsen untuk memegang satu tim di wilayah Jawa Timur. “Saya ikut berkeliling dari warung ke warung untuk menawarkan beragam produk minuman itu,” kenang perempuan yang besar di Gresik ini.

Kegigihan dan keuletan pun membawanya terus maju. Putri benar-benar menguasai jaringan warung-warung kopi yang berada di kota dan kabupaten lain di Jawa Timur. “Dari kegiatan itu, saya semakin mengerti dengan soal aktifitas pasar dan peluang-peluang di dalamnya. Banyaknya kompetitor di bisnis minuman, menandakan semakin besar peluang pasarnya,” terang Putri.

Tak hanya tinggal diam memasarkan produk orang lain, Putri mulai berpikir untuk membuat produk sendiri. Relasi yang kuat dengan para pemilik warung kopi menjadi modal pertamanya untuk terjun ke bisnis kopi. “Dari pemilik warung, saya memahami selera kopi yang digemari konsumen. Itu pelajaran yang sangat berharga,” jelasnya.

Bermodal keuntungan yang dikumpulkan, ia membuat usaha pengolahan kopi yang sederhana pada 2008. Ia hanya menyangrai biji-biji kopi itu dalam penggorengan terakota.  Penggilingan biji kopi dilakukan di tempat-tempat yang memang menawarkan jasa tersebut.


Luwak lanang

Lantaran sudah memiliki jaringan pemasaran yang kuat, Putri percaya diri untuk membangun bisnis ini. Untuk mendapatkan kebutuhan biji kopi, ia menjalin kemitraan dengan beberapa petani kopi yang ada di Bondowoso dan Malang. Ia sendiri juga memiliki kebun kopi seluas empat hektare.

Meski sudah punya produk sendiri, Putri tetap menjajakan produk minuman dari produsen lainnya. Selain untuk menambah keuntungan, ia mengantisipasi apabila ada pelanggan yang menginginkan produk lainnya. “Langkah ini juga saya lakukan untuk memperkuat modal usaha,”  tuturnya.

Selanjutnya, ia pun menciptakan segmentasi produk. Kopi Gajah Hitam adalah produk yang menyasar kalangan menengah bawah atau masuk ke warung-warung.  Dua merek lain, Kopi Luwak Lanang dan Kopi Lanang Landep merupakan produk untuk pasar menengah atas. “Kopi Luwak Lanang selalu habis dipesan oleh pelanggan di luar negeri,” ujar Putri.

Sesuai dengan namanya, Putri memang hanya menggunakan luwak jantan untuk fermentasi biji kopi supaya menghasilkan aroma dan rasa yang khas berbeda. “Enzim luwak jantan itu jauh lebih kuat dari luwak betina,” cetusnya.

Demikian pula untuk kopi merek Lanang Landep. Ia hanya menggunakan biji-biji kopi tunggal (pearberry), atau yang sering disebut sebagai biji kopi lanang. Biji kopi tunggal tersebut diperoleh melalui proses penyortiran.

Di luar ketiga produk tersebut, Putri juga memenuhi pesanan kopi sesuai dengan keinginan pelanggannya. Maklum, pemasaran Putri makin meluas karena aktif mengikuti pameran. Tak hanya menjajakan di warung-warung kopi, Karya Semesta juga mengisi kebutuhan kopi instansi pemerintah, kafe dan ritel modern yang tersebar di Jawa Timur, Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Kini, saban bulan, Putri bisa mengolah berton-ton biji kopi.  Untuk Kopi Luwak Lanang saja, Putri bisa menghasilkan hingga 1,6 ton kopi setiap tahun. “Di luar itu, bisa puluhan ton,” ujarnya. Omzetnya terus menanjak di angka miliaran rupiah.

Tak heran, berbagai penghargaan pun berhasil diraih pengusaha muda ini. Di antaranya adalah penghargaan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Namun itu tak membuat ia puas. Putri terus mengembangkan produknya. Kini, ia juga memproduksi teh, berlabel Gambung Tea.

Perempuan yang menempuh pendidikan manajemen ini masih menyimpan cita-cita untuk membuat kemasan saset produknya. “Mesinnya sudah ada, kami masih menyiapkan modal untuk yang lain,” tutur Putri.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×