kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.904   5,00   0,03%
  • IDX 6.659   24,30   0,37%
  • KOMPAS100 961   5,12   0,54%
  • LQ45 749   4,51   0,61%
  • ISSI 211   0,92   0,44%
  • IDX30 389   1,88   0,48%
  • IDXHIDIV20 469   2,38   0,51%
  • IDX80 109   0,68   0,62%
  • IDXV30 114   0,39   0,35%
  • IDXQ30 128   0,64   0,51%

Biarpun menjahit celana jins, untungnya berlipat-lipat


Rabu, 30 November 2011 / 12:53 WIB
Biarpun menjahit celana jins, untungnya berlipat-lipat
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Tri Adi

Hampir setiap orang punya celana jins. Hanya, tidak semua jins, termasuk yang mahal, menjamin pas dan enak dipakai. Ada peluang bisnis membuat celana dan pakaian dari jins sesuai dengan ukuran dan model sendiri. Hasil lumayan gede.

Pakaian berbahan denim alias jins menjadi seragam pas saat ingin tampil lebih kasual. Karena itu, hampir setiap orang mempunyai celana atau baju berbahan jins. Tak heran, banyak sekali produsen baju yang menjual produk busana berbahan jins.

Tapi, ada sebagian orang yang ukuran tubuhnya lebih besar sehingga sering kesulitan mendapatkan ukuran busana berbahan jins yang pas di toko. Alhasil, agar tetap nyaman, mereka harus menjahit secara khusus. Nah, tentu ini menjadi peluang bagi para penjahit yang khusus membuat baju atau celana berbahan jins.

Biasanya, para penjahit jenis ini menjual sekaligus menjual bahan jins. Dengan begitu, pelanggan tinggal memilih bahan dan warna jins yang diinginkan, menentukan model yang dikehendaki, baru tahap selanjutnya dibuatkan sesuai dengan pesanan.

Karena kemudahan pemesanan jins dengan spesifikasi tertentu (custom) ini, peminat jins jenis ini cukup besar. Muhammad David Octavin, pemilik Jakarta Jeans House, mengaku bisa mengerjakan pesanan celana jins dari pelanggan hingga 20 potong per hari. Selain melayani pembuatan celana jins, dia juga menerima reparasi alias permak jins. Sekitar 100 potong celana dia perbaiki saban hari.

David mengaku, total omzet yang mampu dia kantongi mencapai Rp 120 juta per bulan. Dari pendapatan itu, keuntungan bersihnya Rp 60 juta - Rp 75 juta per bulan.

Saman HD Musa, pemilik Kemitraan Rumah Jeans, menuturkan pengalaman serupa. Sekarang mitranya rata-rata mendapatkan pesanan yang cukup bagus. Rata-rata omzet mereka Rp 30 juta - Rp 70 juta per bulan. Oh, iya, kini baru ada tiga mitra Rumah Jeans, tersebar di Bandung dan Yogyakarta.

Biaya paling besar dari bisnis ini adalah belanja bahan jins dan gaji karyawan. “Bahan jins kami impor dari Jepang,” papar David. Karena itu dia mengaku menjual celana jins buatan sendiri dengan harga relatif mahal, antara Rp 538.000 - Rp 688.000 per potong. Untuk jasa permak, dia mematok tarif Rp 17.000 - Rp 120.000 per potong.

Dengan tarif mahal itu, David mengklaim busana jins bikinannya selain nyaman di badan juga mirip dengan potongan jins impor terkenal.

Berbeda dengan David, Samsam -panggilan akrab Saman HD Musa- cenderung menawarkan tarif yang relatif terjangkau, yaitu di kisaran Rp 120.000 - Rp 250.000 per potong, tergantung bahan dan modelnya.

Jika Anda terpikir untuk bisnis serupa, ada beberapa jalur yang bisa Anda tempuh. Anda yang memiliki keterampilan menjahit busana, memang bisa membuka usaha ini sendiri. Tapi, jika Anda tak memiliki keahlian itu, tawaran kemitraan bisnis boleh juga dipertimbangkan.



• Kemitraan jins

Rumah Jeans berasal dari Kota Bandung dan sudah berjalan selama tiga tahun silam. Rumah Jeans menawarkan keunikan, yaitu bisa menyelesaikan order hanya dalam waktu dua jam. Kemitraan ini tidak hanya menawarkan pemakaian merek, menurut Samsam, mitra juga akan mendapatkan peralatan berupa tiga unit mesin: dua mesin jahit Juki highspeed dan satu mesin obras. Tapi, mesin itu tidak dalam kondisi baru. Samsam beralasan, penggunaan mesin bekas bertujuan menekan biaya setting awal. Meski begitu kualitas mesin sudah teruji.

Mitra juga akan mendapatkan satu tim tenaga kerja yang terdiri dua orang tukang jahit dan seorang tukang pola berpengalaman. Gaji penjahit nantinya harus dibayar oleh si mitra, dihitung berdasarkan pekerjaan dan penjualan. Samsam menjabarkan, tarif jahit sebesar

Rp 8.500 per potong, tarif potong dan ukur Rp 8.000 per potong. Tarif tersebut di luar uang makan dari penjahit dan tukang pola. Dia memperkirakan satu hari biaya makan Rp 10.000.

Biaya kemitraan sebesar Rp 15 juta, berlaku seumur hidup dan tidak perlu ada perpanjangan kemitraan. Dengan membayar biaya itu Anda sudah mendapat peralatan mesin jahit dan stok awal bahan baku senilai Rp 7,5 juta. Ada juga kiriman perlengkapan lain, seperti benang, ritsleting, kain saku, kancing, dan perlengkapan lain. Mitra juga mendapatkan software keuangan untuk .

Mitra yang berlokasi di Bandung akan mendapatkan pelatihan selama dua minggu. Khusus di luar kota Bandung, biaya transportasi dan akomodasi pelatihan bisa dinegosiasikan. Rumah Jeans juga memberikan neon box.

Tapi, sebelum memulai menjadi mitra, calon mitra harus mempersiapkan tempat dan lokasi usaha. Mitra juga harus menyiapkan interior dan eksterior Rumah Jeans. Samsam memperkirakan dana investasi awal untuk keperluan ini sekitar Rp 30 juta.

Bagi mitra yang berada di luar kota, Samsam memperkirakan biayanya bisa jauh lebih mahal. Di wilayah Jakarta, misalnya, biayanya sekitar

Rp 53 juta. “Setelah semua kami sepakati, kemitraan ini baru bisa berjalan,” tuturnya.

Karena memperhitungkan jumlah mesin jahit, biaya pengiriman, stok bahan baku, dan beberapa faktor lain, mitra di luar Bandung belum tentu bisa menerapkan konsep “selesai dalam dua jam”. Sejauh ini, konsep ini baru bisa diterapkan di Bandung.

Samsam juga menambahkan, mitra juga harus menyediakan penginapan untuk karyawan. “Biasanya, tukang jahit menginap di toko jika ada kamar mandi,” papar dia. Selain itu, mitra juga harus memperhitungkan biaya perizinan pendirian usaha, pajak, serta beberapa hal lainnya.

Mitra juga harus membuat rekening usaha sehingga mudah untuk mengontrol dan menghitung pembagian hasil usaha. Samsam menawarkan dua cara bagi hasil. Pertama, diambil 10% dari omzet penjualan. Kedua, pembagian keuntungan dari laba bersih. “Pembagiannya, 70% untuk mitra dan

30% Rumah Jeans,” papar dia. Mitra juga mendapatkan komisi sebesar 5% dari penjualan jika mampu menjual di atas 300 potong sebulan.

Keuntungan kotor mitra dari pembuatan celana sekitar 30%, sudah memperhitungkan biaya belanja bahan, upah jahit, benang, saku kancing, dan lainnya. Bahan baku celana rata-rata Rp 55.000 per potong. Sedangkan biaya benang, kain saku, kancing, dan pernak-pernik lain, rata-rata menghabiskan Rp 12.500 per potong.

Tapi, itu belum termasuk komponen gaji kasir, biaya listrik, dan beberapa lainnya. Samsam memperkirakan, dengan hasil seperti itu, balik modal bisa 9 bulan - 12 bulan.

Samsam menambahkan, mitra juga dibantu dalam promosi. Tapi, mitra diwajibkan untuk membeli bahan baku dan aksesori dari Rumah Jeans.



• Buka usaha sendiri

Jika Anda ingin membuka usaha pembuatan baju dan celana jins sendiri, persiapan yang harus Anda lakukan jauh lebih sederhana. Hanya saja, Anda memang harus mempersiapkan semua perhitungan bisnis.

Satu hal pertama yang harus Anda siapkan tentu saja adalah lokasi. “Tempat yang akan Anda gunakan harus strategis,” tutur David. Lokasi yang tepat memungkinkan usaha Anda cepat dikenali dan mudah diakses oleh pelanggan.

Anda tidak perlu mempunyai keahlian menjahit untuk memulai bisnis ini. David mengaku tidak dapat menjahit. “Saya mempekerjakan penjahit yang bisa saya percaya,” ujarnya. Meski begitu, Anda tetap harus mengatur proses pengerjaan jins. Selain itu, Anda juga harus menjaga disiplin waktu pengerjaan dan kualitas jahitan.

David mengaku, proses menjahit jins hampir sama dengan menjahit baju atau celana berbahan kain biasa. Tapi, lantaran bahan baku jins lebih tebal, mesin yang dipakai memang harus berkualitas bagus, dan tidak gampang rewel.

Anda juga perlu menyesuaikan jumlah tukang jahit dengan kebutuhan dan kapasitas produksi usaha Anda. Dengan kapasitas produksi 20 potong per hari dan 100 potong reparasi, saat ini, David mempekerjakan delapan penjahit. Tapi, pada saat memulai usaha dia hanya mempekerjakan dua penjahit.

Bahan baku impor juga menjadi salah satu titik sukses bisnis. Sebab, menjaga kualitas bahan dan jahitan, Anda bisa menjual produk lebih mahal. David mengaku punya kenalan yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang. Secara teratur, ia yang mengirimkan bahan ke Indonesia. Tapi, kalau Anda memang percaya diri menggunakan bahan denim biasa, bisa saja belanja di sentra denim di Bandung atau tempat lain yang dikenal luas sebagai pusat tekstil.

Anda juga harus membeli peralatan menjahit. David memperinci, saat memulai bisnis ini, modal yang dia siapkan tak kurang dari Rp 15 juta. Dana itu untuk membeli dua mesin jahit dan sewa tempat, tapi itu belum termasuk biaya untuk stok bahan baku dan peralatan lain.

Menentukan pasar yang Anda bidik cukup menentukan persiapan awal bisnis ini. David, misalnya, lebih membidik pasar premium. Sebab, ia yakin, orang datang untuk memakai jasanya lantaran ingin sesuatu yang lebih. Karena itu, seharusnya biaya tidak menjadi masalah.

Apalagi, David melihat, saat tren jins impor dengan merek terkenal masuk, banyak pemiliknya membutuhkan tempat jahit memiliki pengetahuan dan tanggung jawab untuk memperbaiki jins mahal itu dengan jaminan kualitas.

Maklum, jins impor memang membutuhkan perlakuan khusus. Sebab, ada beberapa celana yang mempunyai tipe jahitan spesifik dan penggunanya ingin tetap orisinal. Beberapa merek jins impor itu adalah Nudie, Ksubi, TR, DRdenim, Samurai, dan lainnya. Harga mulai Rp 2 juta - Rp 6 juta. Wajar saja pemiliknya hati-hati memilih tempat permak atau jahit.

David mengaku balik modal dalam tiga bulan. Sebab, keuntungan bersihnya bisa mencapai 30% - 50% dari omzet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×