Reporter: Tri Sulistiowati, Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini
Buah naga kuning terbilang cukup jarang dibudidayakan di Indonesia. Maklum saja, tanaman asal Meksiko, Amerika Tengah, ini memang baru beberapa tahun belakangan ini mulai populer. Meski begitu, cara budidaya terbilang cukup sederhana.
Soerjanto Hadiwin, pembudidaya buah naga kuning asal Mojokerto, Jawa Timur ini menjelaskan, tanaman ini dapat dikembangkan dengan cara disambung. Agar pohon bisa kuat dan bertahan lama, sebaiknya batang buah naga kuning disambung dengan tanaman buah naga putih yang digunakan sebagai akarnya. “Kalau tidak disambung juga bisa tapi tanaman akan cepat mati dan rentan penyakit,” katanya.
Agar pembiakan menghasilkan tumbuhan yang sempurna, sebaiknya menggunakan pohon buah naga yang sudah tua dan yang sudah pernah berbuah. Sedangkan, untuk batang buah naga kuning juga dipilih yang sudah pernah berbuah.
Untuk media tanam dapat menggunakan campuran tanah dengan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing dengan komposisi 1:1. Tanaman ini juga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Perawatan tanaman ini cukup mudah karena hanya perlu disiram selama satu minggu atau dua minggu sekali saat musim kemarau. Saat musim penghujan, tanaman tidak perlu disiram lagi. Sedangkan pemupukan dapat dilakukan enam bulan sekali menggunakan pupuk organik.
Tanaman ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun untuk dapat berbuah. Pada panen pertama biasanya jumlah buah dalam satu pohon hanya sedikit.
Agus Rhima, pembudidaya buah naga kuning asal Malang mengatakan, yang membedakan buah naga merah dan kuning adalah jumlah buah yang dihasilkan. Tanaman buah naga kuning menghasilkan lebih sedikit daripada buah naga merah. Selain itu, ukuran buah naga kuning juga lebih kecil ketimbang buah naga merah.
Agus menjelaskan, cara budidaya lainnya adalah dengan cara pembibitan. Sebelum ditanami, lahan harus bersih dari gulma dan rumput liar. Lalu, siapkan media tanam berupa campuran pasir, kompos, tanah gembur, sekam dengan perbandingan 2:3:2:1. Selanjutnya, media tanam tersebut dilubangi dengan kedalaman sekitar 40 cm.
Setelah itu, buat tiang dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 m yang nantinya akan ditancapkan di setiap lubang dengan kedalaman minimal 10 cm. Lalu, masukkan media tanam ke dalam lubang hingga penuh. Baru bibit ditanam di setiap lubang. Agus menyarankan agar tanaman tidak busuk ketika musim hujan, sebaiknya perbaiki ph tanah dengan cara pengapuran di permukaan tanah. n
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News