Reporter: Pravita Kusumaningtias | Editor: Havid Vebri
Tanaman sorgum memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia. Selain untuk bahan pakan ternak, sorgum juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bioetanol, bahkan bahan pembuatan cat.
Tak pelak, budidaya tanaman ini pun menjanjikan keuntungan yang lumayan. Salah satu petani yang membudidayakan sorgum adalah Andy Hendra di Kediri, Jawa Timur.
Di bawah bendera usaha CV Athiya Sukses Global, ia bisa mendapatkan 3.000 ton sorgum basah sekali panen. Masa panennya sendiri relatif cepat, hanya sekitar empat bulan sejak tanam.
Namun, sorgum hanya bisa dibudidayakan pada musim kemarau saja. Setelah masuk musim hujan, Andy memilih menanam komoditas lain, seperti padi. "Jadi, dalam setahun sorgum hanya bisa ditanam satu kali," kata Andy.
Ciri sorgum yang sudah siap panen bisa dilihat pada daun yang menguning dan biji yang telah masak. Sebelum dijual, sorgum basah hasil panen dijemur dulu dengan cara tradisional di bawah sinar matahari hingga kering.
Setelah kering baru dijual dengan harga sekitar Rp 2.900 per kilogram (kg). Selama ini, Andy banyak menjual sorgum ke daerah Surabaya. "Tapi baru-baru ini ada juga permintaan ke Jakarta untuk dijadikan beras," cerita Andy.
Andy mengaku, mendapat laba bersih sekitar Rp 100 per 1 kg sorgum. Bila setiap panen sorgum menghasilkan 3.000 ton, maka laba bersihnya sekitar Rp 270 juta.
Menurut Andy, prospek sorgum di Indonesia masih sangat besar. Namun sayangnya, banyak petani di Indonesia, terutama petani di lahan subur lebih memilih menanam padi ketimbang sorgum.
Alhasil, sorgum lebih banyak ditanam di daerah lahan kering. Petani lainnya adalah Endang Noerhartati, juga di Jawa Timur. Beda dengan Andy, ia melibatkan petani binaan untuk mengembangkan sorgum.
Sementara ini, luas lahan sorgumnya hanya sekitar 1 hektare. "Satu hektar itu bisa menghasilkan 6 hingga 7 ton sorgum," kata Endang.
Bila diolah sebagai bahan pangan, misalnya diolah menjadi beras, biji sorgum harus dipisahkan dari kulitnya.
Sementara bila kulitnya tidak dibuang, sorgum bisa diolah menjadi pakan ternak. "Untuk memisahkan kulit itu harus pakai mesin penyosok. Mesinnya ini belum ada, jadi kami sedang mencari investor," ujar Endang, yang juga dosen teknologi industri pertanian di Universitas Wijaya Kusuma ini.
Endang sendiri menjual sorgum kering seharga Rp 95.000 per sak dengan bobot 25 kg. Tidak hanya menjadi beras dan pakan ternak, sorgum juga dapat diolah menjadi tepung. Seperti tepung gandum, tepung sorgum juga bisa menjadi bahan untuk membuat roti dan kue.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













