kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.878   -18,00   -0,11%
  • IDX 6.733   53,86   0,81%
  • KOMPAS100 970   5,55   0,58%
  • LQ45 754   3,91   0,52%
  • ISSI 214   1,67   0,79%
  • IDX30 392   1,81   0,46%
  • IDXHIDIV20 471   3,20   0,68%
  • IDX80 110   0,42   0,38%
  • IDXV30 115   0,04   0,03%
  • IDXQ30 129   1,01   0,79%

Bisnis kerang darah tak pernah lesu darah (2)


Kamis, 21 Oktober 2010 / 11:39 WIB
Bisnis kerang darah tak pernah lesu darah (2)
ILUSTRASI. Sidebeep.com, Start up Penyedia Berbagai Macam Jasa


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Cara pembudidayaan kerang darah cukup sederhana. Apalagi, hewan ini tidak membutuhkan pakan tiap hari. Kualitas rasa daging hewan air yang bernama latin Anadara granosa, hasil alam dengan hasil budidaya tidak berbeda jauh.

Budidaya kerang darah saat ini lebih banyak dilakukan untuk tahap pembesaran. Adapun untuk benihnya diperoleh secara alami dengan cara mengeruk pasir di laut dangkal pesisir. Benihnya kemudian dibawa ke tempat pembesaran.

Kerang darah mulai berkembang biak saat berukuran mencapai 2 centimeter (cm) atau umur kurang dari setahun. Pada masa itulah bibit-bibit muda ini mulai tumbuh. Meski masa pemijahan kerang darah berlangsung sepanjang tahun, masa puncaknya berlangsung antara bulan Agustus-September.

Bibit hasil pemijahan alami bisa diambil untuk dibesarkan saat ukurannya mencapai 4 milimeter. Bibit yang terkumpul dibesarkan dalam satu lokasi tambak di laut dangkal yang dipagari bambu.

Pertumbuhan kerang darah ini lebih lambat dibandingkan kerang lain. Tiap hari tumbuhnya hanya sekitar 0,098 milimeter. "Cukup didiamkan saja, nanti dia besar sendiri," kata Wedy Andro, pemilik PD Andro Marine.

Kerang adalah pemakan bahan organik, sehingga untuk pembudidayaan dan pembesarannya tidak membutuhkan pakan lain. Hanya, perlu pengelolaan lahan budidaya dengan pemberian nutrisi organik.

Wedy menjelaskan, bibit kerang darah bisa ditebar dengan kepadatan mencapai 2.000 ekor per meter persegi. Setelah mulai besar, tingkat kepadatannya dikurangi hingga sekitar 200 ekor per meter persegi agar pertumbuhannya bisa lebih maksimal.

Pemilik CV Agrobis Indonesia, Rudi Hartono, menjelaskan bahwa kerang darah siap dipanen ketika mencapai umur enam bulan. Meski begitu, bisa saja panen dilakukan saat kerang masih berumur satu atau dua bulan. Cepat atau lambatnya masa panen ditentukan oleh pengelolaannya, termasuk pemenuhan kebutuhan organik untuk makanannya.

Rudi menambahkan, sebenarnya panen bisa dilakukan setiap hari dengan memakai sistem rotasi untuk pembesaran kerang darah ini. Namun, saat ini Rudi memanen kerang darah setiap dua atau tiga bulan sekali. "Kalau pasokan dari nelayan sedang surut, panen bisa tiga kali sebulan," ujarnya.

Adapun rasanya, Wedy mengatakan, tidak banyak perbedaan antara daging kerang hasil budidaya dan hasil alam. Hanya saja, banyak yang menilai kerang darah alam memiliki rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan hasil budidaya. Adapun warna dagingnya sama-sama berwarna merah.

Menurut Rudi, perbedaan rasa itu terjadi lantaran media air untuk hidup dan pembesaran kerang berbeda. Kerang alam hidup di air yang memiliki kadar garam lebih banyak. Berbeda dengan kerang budidaya yang hidup di air yang sudah banyak mengalami campur tangan manusia. "Yang pasti harga jualnya hampir sama," imbuh dia.

Ada juga sedikit perbedaan yang terlihat dari warna cangkang. Biasanya, kerang darah hasil budidaya memiliki warna cangkang putih kehitaman; kerang alam memiliki warna cangkang mendekati cokelat kehitaman.

Selain warna, ukuran kerang juga sedikit berbeda. "Kerang hasil budidaya ukurannya tidak terlalu besar, beda dengan pembesaran di alam," kata Andro. Permintaan yang besar membuat kerang ukuran kecil pun sudah dipanen.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×