kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis klinik yang pemiliknya tak perlu bergelar dokter


Jumat, 15 Oktober 2010 / 10:57 WIB
Bisnis klinik yang pemiliknya tak perlu bergelar dokter
ILUSTRASI. Muhammad Ali Akbar Taufani


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Bisnis klinik kesehatan makin tumbuh subur dan menjamur di mana-mana. Kesadaran masyarakat akan kesehatan menopang kegairahan usaha ini. Selain melayani pengobatan, klinik itu juga melayani jasa pengecekan kesehatan. Maklum, biasanya usaha klinik kesehatan ini juga dilengkapi dengan jasa laboratorium kesehatan.

Salah satunya adalah Pusat Diagnostik Budi Sehat. Laboratorium ini didirikan oleh Boedijanto dan Hilda Widhyani di Surakarta pada 1982. Kedua pendiri sekaligus pemilik Budi Sehat ini juga berprofesi sebagai dokter.

Tak heran, karena sudah berdiri puluhan tahun, Caroline, Franchise Manager Budi Sehat, mengklaim bekal pengalaman yang sudah diperoleh merupakan keunggulan mereka. Selain itu, peralatan laboratorium yang modern didukung oleh sistem informasi yang sudah terkomputerisasi menjadi kelebihan lainnya. "Budi Sehat berani bersaing dengan klinik lain yang telah ada," ujarnya.

Pusat diagnostik ini menawarkan berbagai layanan cek kesehatan. Di antaranya, rontgen, mammografi, pap smear, USG, hingga rekam kesehatan jantung.

Saat ini, Budi Sehat memiliki satu cabang di Sragen, Jawa Tengah. Untuk memperluas jaringan usaha klinik tersebut, manajemen Budi Sehat menawarkan peluang waralaba bagi masyarakat. Tawaran ini mulai berlangsung pertengahan tahun 2010.

Tiga paket investasi

Bagi investor yang berminat, Budi Sehat menawarkan tiga paket waralaba.

Pertama, Paket Pratama dengan nilai investasi Rp 50 juta. Paket ini hanya melayani lima jasa kesehatan, seperti jasa laboratorium klinik, rontgen, rekam kesehatan jantung, pap smear, dan home care.

Kedua, Paket Madya dengan nilai investasi Rp 100 juta. Jenis layanan kesehatan yang diberikan antara lain laboratorium klinik, rontgen, panoramic, USG, rekam jantung, pap smear, dan home care.

Ketiga, Paket Utama senilai Rp 150 juta yang mencakup layanan semua Paket Madya dengan tambahan beberapa layanan lainnya, seperti, audiometri dan spirometri.

Calon mitra akan memperoleh fasilitas produk dan alat kerja sesuai dengan paket yang diinginkan. Selain itu, terwaralaba Budi Sehat juga akan menerima konsultasi manajerial, bantuan desain tempat klinik, pelatihan awal dan pelatihan lanjutan secara berkala. "Kami juga mengaudit manajemen mutu secara rutin," ujar Caroline.

Manajemen Budi Sehat mengutip biaya royalti 5% dari omzet per bulan. Kerja sama waralaba ini berlangsung selama tujuh tahun dan bisa diperpanjang sesuai dengan perjanjian kedua pihak setelah masa kerja sama usai. Mitra harus membeli bahan baku dari pusat untuk memenuhi standar kualitas dan mutu.

Konsultan wirausaha A. Khoirussalim berpendapat, prospek klinik kesehatan sejatinya cukup bagus. Pasalnya, setiap orang pasti menginginkan selalu sehat. Namun, bisnis ini menjadi padat modal karena peralatan klinik yang relatif mahal.

Alhasil, waktu balik modal dari usaha ini pun menjadi lebih lama dibandingkan dengan investasi di bidang bisnis lain yang lebih murah. "Analisis bisnis yang cermat dan keberanian mengambil risiko adalah modal untuk memasuki bisnis di sektor kesehatan seperti ini," ujarnya. Tak heran, biasanya, investor yang berkecimpung di bidang kesehatan lebih tertarik dengan usaha yang seperti ini.

Lab. Budi Sehat
Jl. S Parman No. 131
Surakarta, Jawa Tengah
Telp. (0271)3029199

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×