Sumber: Kontan 3/11/2012 | Editor: Havid Vebri
Bisnis pijat refleksi semakin menjamur, terutama di perkotaan. Bagi masyarakat perkotaan yang supersibuk, jasa pijat refleksi ini memang dibutuhkan. Pijat refleksi bisa membantu mengatasi ketegangan dan stres akibat beban pekerjaan dan lain-lain.
Makanya, bisnis ini semakin hidup. Terbukti, menemukan gerai pijat refleksi kini bukan perkara yang sulit. Hal ini tak terlepas dari maraknya pemain yang mengembangkan usaha dengan menawarkan kemitraan atau waralaba.
Dalam review kali ini, KONTAN mengupas perkembangan usaha beberapa kemitraan pijat refleksi, seperti Tomura Syariah, Omah Refleksi, dan Klinik Suhu Yo. KONTAN pernah mengulas tawaran usaha mereka di tahun lalu.
Nah, dari tiga pemain bisnis pijat refleksi ini, ada yang semakin berkembang dan ada pula yang menghentikan tawaran kemitraannya. Seperti apa perkembangan usaha mereka, yuk ikuti ulasannya:
Tomura Syariah
Pada awal berdiri tahun 1997, usaha pijat refleksi yang berpusat di Kuningan, Jawa Barat ini masih bernama Tosyma Pijat Sehat. Adam Nova, pemilik Tomura bilang, sejak Agustus 2011, ia tidak bisa menggunakan nama Tosyma karena nama tersebut telah lebih dulu didaftarkan oleh orang lain di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) . "Makanya kami berganti nama menjadi Tomura," kata Adam.
Menurutnya, permasalahan nama tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan. Seluruh mitra yang sudah membangun gerai sebelum bulan Agustus 2011 boleh memilih meneruskan menggunakan nama Tosyma atau Tomura.
Namun, untuk gerai yang dibuka sejak Agustus 2011 wajib menggunakan nama Tomura. Kendati sempat terganjal sengketa brand, usaha pijat refleksi ini masih terus mengalami pertumbuhan.
Saat KONTAN mengulas tawaran kemitraan usaha ini di bulan Mei 2011, Tomura telah memiliki 28 gerai, 22 gerai diantaranya milik mitra. Tomura sendiri resmi menawarkan kemitraan di 2008.
Saat ini, total gerai Tomura terus bertambah hingga mencapai 40 gerai. Rinciannya, empat milik pusat dan sisanya milik mitra. Sejak berganti nama menjadi Tomura pada Agustus 2011, sudah ada 10 mitra baru yang bergabung.
Selain sistem syariah, Tomura berkembang dengan adanya sistem jemput bola. Jadi, pelanggan bisa menghubungi via telepon untuk meminta terapis datang ke rumah. Dengan begitu, pelanggan tidak perlu repot datang ke gerai Tomura.
Kendati berganti nama, Adam masih belum menaikkan biaya kemitraan. Sejak 2008, ia masih menawarkan dua paket investasi senilai Rp 25 juta dan Rp 75 juta.
Pada paket Rp 25 juta, mitra akan mendapatkan pelatihan terapis, standar operasional, dan penggunaan nama Tomura. Namun, mitra masih harus menyediakan tempat dan dekorasi sendiri.
Bedanya dengan paket Rp 75 juta ada di tenaga terapis. Dalam paket ini, mitra akan mendapat tenaga terapis dari pusat sebanyak lima orang. Sama dengan paket pertama, mitra juga harus menyiapkan biaya lagi buat dekorasi dan sewa tempat. Adam memperkirakan, total biaya paket ini mencapai Rp 150 juta.
Untuk jasa layanan, saat ini ia tengah mengembangkan satu jenis pijat baru, yakni pijat pelangsing.
Omah Refleksi
Omah Refleksi didirikan oleh Zaenal Mahasin di Bogor, Jawa Barat pada Agustus 2009. KONTAN pernah membahas tawaran kemitraan usaha pijat ini pada Juli 2011.
Saat itu, Omah Refleksi sudah memiliki delapan mitra yang tersebar di beberapa daerah, seperti Cibinong, Tangerang, Cibubur, Malang, Semarang, Merak, dan Palangkaraya.
Selang setahun, mitra Omah Refleksi bertambah satu di Cilangkap, Jakarta Timur. Total mitra sekarang ada sembilan mitra. Zaenal mengaku, pertumbuhan mitranya tidak begitu pesat karena memang tidak fokus pada ekspansi bisnis.
Karyawan di salah satu perusahaan otomotif ini mengaku masih fokus mengembangkan usaha mitra-mitranya. Dalam hal paket kemitraan yang ditawarkan masih sama seperti sebelumnya. Pertama, mitra cukup membayar uang kemitraan 6% dari omzet per bulan.
Namun, dalam paket ini mitra harus mengelola usaha sendiri dan menanggung semua biaya operasional, termasuk tenaga kerja. Kedua, mitra hanya berperan sebagai investor dengan membayar biaya investasi sebesar Rp 25 juta.
Uang sebesar itu akan dialokasikan untuk royalti fee senilai Rp 9 juta. Sisanya sebesar Rp 16 juta dipakai buat membeli perlengkapan dan peralatan usaha.
Untuk lokasi dan tempat usaha, Zaenal mematok ruangan minimal 13 meter (m) x 12 m di tempat strategis, seperti dekat perumahan. Pengelolaan usaha sepenuhnya diserahkan kepada kantor pusat. Jadi, mitra hanya menanggung biaya bahan baku.
Sedangkan, biaya tenaga kerja ditanggung Omah Refleksi. Dalam paket ini, ada pembagian keuntungan 50:50 antara mitra dengan pusat. Omah Refleksi mengusung konsep family transmodern relaxation and massage dan menawarkan jasa pijat refleksi bagi laki dan perempuan, baik anak-anak maupun dewasa.
Beberapa layanan pijat yang ditawarkan antara lain pijat tradisional, pijat refleksi, pijat kombinasi, totok wajah, terapi kuping, kop, pijat Thailand, dan bekam.
Tahun lalu, tarif jasa di Omah Refleksi berkisar dari Rp 20.000 untuk pijat refleksi hingga Rp 60.000 untuk layanan body massage. Namun, tahun ini, tarif itu sudah naik menjadi Rp 35.000 untuk pijat refleksi hingga Rp 75.000 untuk body massage. “Kalau dulu tarif tergolong murah karena untuk menaikkan pendapatan sekaligus penetrasi market. Sekarang karena kami sudah punya banyak pelanggan, otomatis tarif disesuaikan,” tuturnya.
Klinik Suhu Yo
KONTAN sudah mengulas tawaran waralaba Klinik Suhu Yo pada tahun 2011. Saat itu, Suhu Yo yang bermarkas di Mal Mangga Dua Square, Jakarta sudah memiliki 18 cabang milik sendiri yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Cirebon.
Selain itu, Suhu Yo juga memiliki dua mitra masing-masing di Mangga dua dan Bekasi. Tri Hardiansyah, staf Suhu Yo mengatakan, sejak awal 2012 lalu, Suhu Yo sudah menutup tawaran kemitraan.
Alasannya, mitra dengan kantor pusat susah tidak sejalan dalam mengelola bisnis pijat refleksi ini. "Saat ini, tawaran waralaba Klinik Suhu Yo kami tutup dulu," ujar Tri
Tri bilang kedua mitra Klinik Suhu Yo sudah memutuskan kerjasama. Sehingga, semua gerai yang beroperasi saat ini merupakan milik Klinik Suhu Yo sendiri. Selain gerai waralaba, beberapa gerai milik sendiri ada juga yang tutup. Dari sebelumnya 18 gerai kini tinggal 15 gerai.
Saat ini, harga layanan di Klinik Suhu Yo bervariasi mulai Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per orang, dengan durasi waktu satu jam hingga satu setengah jam.
Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 lalu yang berkisar mulai Rp 50.000 hingga Rp 70.000. Klinik Suhu Yo menawarkan pelayanan shaolin reflexy. Ini meliputan layanan refleksi kaki dan tangan, pijat seluruh tubuh, bekam, dan totok aura.
Sebelumnya, Klinik Suhu Yo menawarkan waralaba dengan investasi Rp 100 juta. Dengan modal sebesar itu, mitra akan mendapatkan pelatihan terapis, training manajer, dan sistem promosi.
Mitra dijanjikan meraup omzet Rp 2 juta - Rp 3 juta per hari. Mitra harus menyediakan tempat dengan luas minimal 100 meter persegi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News