kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Budidaya kakao dan produk olahan sama-sama untung (2)


Selasa, 07 September 2010 / 09:50 WIB
Budidaya kakao dan produk olahan sama-sama untung (2)


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Permintaan biji kakao terus hidup sepanjang tahun. Menjelang bulan puasa, produk olahannya pun laris manis di pasaran. Tak heran, banyak pemodal yang tertarik melakoni usaha produk olahan kakao ini. Peningkatan penjualan selama Ramadan mencapai 100% dengan omzet ratusan juta rupiah.

Kita patut mensyukuri tinggal di negara yang berada di kawasan beriklim tropis. Iklim ini membuat Indonesia kaya akan hasil hutan dan komoditas perkebunan. Tanaman kakao adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki prospek menjanjikan tersebut.

Mulai dari pembudidayaan hingga pengembangan produk olahan, tanaman buah yang tersebar di berbagai daerah ini bisa menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Pasalnya, kakao bisa diolah menjadi berbagai produk olahan cokelat.

Tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini memiliki bentuk daun panjang membulat dengan ujung meruncing. Warna buah merah kecoklatan hingga merah jingga. Banyak orang percaya kakao dan produk olahan cokelat memiliki banyak khasiat.

Kandungan antioksidan yang terkandung dalam kakao bisa menangkal radikal bebas. Selain itu, kakao mampu membuat tubuh jadi rileks, mengurangi penyakit sulit tidur, dan membangkitkan semangat.

Berbagai khasiat ini membuat permintaan kakao terus mengalir, baik dalam bentuk bahan baku ataupun sudah berbentuk produk olahan cokelat.
Banyak pemodal yang tertarik terjun ke bisnis olahan kakao. Salah satunya adalah PT Bestindo Harmony Entplus. Perusahaan yang baru berjalan empat bulan ini memproduksi berbagai produk kesehatan. Di antaranya, produk cokelat bubuk dari tanaman kakao, yang diberi merek Expresso Harmony Chocolate.

Jaswadi, Manajer Pemasaran PT Bestindo Harmony Entplus, mengatakan, perusahaannya telah meluncurkan lima produk ke pasaran. Dan, produk olahan kakao mencapai sekitar 70% dari total penjualannya. "Peminat minuman cokelat cukup tinggi," ujarnya.

Menjelang bulan Ramadan, tepatnya sejak awal Agustus lalu, permintaan produk cokelat bubuk meningkat hingga 100%. Pada bulan biasa, penjualan Expresso Harmony sekitar 750 paket. Sedangkan menjelang Lebaran seperti sekarang, penjualannya mencapai 1.500 paket.

Bestindo menjual satu paket Expresso Harmony dengan harga Rp 360.000. Paket ini terdiri dari lima dus berisi masing-masing 15 sachet. Jika perusahaan ini menjual 1.500 paket, maka omzet penjualan produk kakao olahan ini Rp 540 juta.

Walaupun di dalam negeri produksi kakao melimpah, Bestindo masih mendatangkan bahan baku kakao dari Malaysia. Persoalan harga menjadi alasan Jaswadi membeli kakao jiran itu.

Bagus Soesintho, pembudidaya kakao yang berada di bawah bendera usaha PT Marga Okapallo di Semarang, menyebut produknya kerap diekspor ke berbagai negara. "Padahal saya kewalahan memenuhi permintaan dari dalam negeri," ujarnya.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×