kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.324   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.158   84,64   1,20%
  • KOMPAS100 1.054   15,08   1,45%
  • LQ45 829   11,70   1,43%
  • ISSI 213   1,32   0,62%
  • IDX30 429   7,68   1,82%
  • IDXHIDIV20 515   8,93   1,77%
  • IDX80 120   1,38   1,17%
  • IDXV30 122   0,92   0,76%
  • IDXQ30 141   2,22   1,60%

Buka lapak hingga berjualan keliling


Jumat, 15 November 2013 / 16:53 WIB
Buka lapak hingga berjualan keliling
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan?di Mandiri Tunas Finance.?KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Ada banyak cara ditempuh  para pembuat kue di Kelurahan Penjaringan Sari, Surabaya, untuk memasarkan produk sekaligus mempromosikan Kampung Kue. Peresmian sebagai Kampung kue oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya tiga tahun lalu rupanya belum cukup membuat sentra ini populer.

Maka, khususnya di bulan puasa, pada sore hari, para perajin kue Penjaringan Sari menggelar dagangannya di sepanjang Jalan Mer, yang lokasinya  tak jauh dari kampung tersebut. Suniyah, salah satu perajin tersebut  bilang, biasanya mereka menggelar dagangan mulai   pukul 4 sore.

Ternyata sambutan konsumen sangat bagus. "Hanya dalam waktu dua jam saja, dagangan kami biasanya ludes terjual," tutur perempuan 49 tahun ini. Dan, kata Suniyah, para perajin memang pada umumnya juga membuka lapak di Jalan Mer.

Hanya, untuk di luar bulan puasa,  itu dilakukan pada pagi hari, yaitu mulai pukul 5 pagi. Itulah sebabnya, konsumen semakin tahu adanya sentra kue tersebut.

Selain membuka lapak sendiri, para perajin juga  memasarkan kue dengan cara menitipkan kue ke para pedagang di pasar-pasar tradisional di sekitar Penjaringan Sari. "Setiap hari, saya titip sekitar 75 buah kue di satu toko," ujar Suniyah.

Untuk memaksimalkan penjualan, perempuan yang sudah memproduksi kue sejak 2007 ini juga menggunakan tenaga pemasar untuk berjualan secara keliling dari perumahan yang satu ke perumahan lain di  sekitar kelurahan Penjaringan Sari.

Ia mengklaim, cara tersebut cukup efektif untuk mendongkrak penjualan. Sebagai pemikat, Suniyah tak segan menjual dengan  harga jual lebih murah bagi pembeli yang membeli langsung ke lokasi produksi di rumahnya.

Ia mencontohkan, untuk kue yang dijual di pasaran seharga Rp 1.500, hanya dibanderol Rp 1.250  untuk membeli langsung ke rumah Suniyah.
Yang tak kalah efektif untuk menggenjot penghasilan, yaitu dengan menerima pesanan kue dalam partai besar.

Kata Suniyah biasanya pesanan datang dari perkantoran atau acara pesta. Minimal pemesanan sekitar 60 boks. Satu boks berisi minimal tiga buah kue basah.

Perajin lain di Kampung Kue Penjaringan Sari, Anik Pudjiati pun kerap menerima pesanan kue basah maupun kering dalam partai besar. Katanya, setiap pekan, selalu menyiapkan pesanan untuk rapat di dinas sosial serta dinas perindustrian dan perdagangan Kota Surabaya. "Sekali pesan, kadang sampai 300 boks," ujarnya.

Anik tak hanya menjaring pembeli dari sekitar Surabaya. Ia mengaku secara rutin mengirimkan kue kering ke luar kota Surabaya, seperti Sidoarjo dan Gresik. Menurutnya, yang paling disukai pembeli, yaitu kue pastel dan onde-onde wijen. Dalam sebulan, bisa lima kali pengiriman. Sekali kirim bisa sampai 15 kilogram (kg).

Ia mengklaim, kue kering buatannya tidak menggunakan pengawet. Makanya, hanya tahan sekitar sebulan. Di samping itu, ia rajin mengikuti pameran usaha kecil menengah (UKM) yang diadakan pemerintah, baik di Surabaya dan luar kota. Menurut Anik, setelah mengikuti pameran, biasanya ia selalu mendapat pelanggan atau pesanan baru.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×