Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri
Segelas es kacang hijau tentu menyegarkan. Apalagi kalau ditambah kelapa muda, sagu mutiara, kolang kaling, susu kental manis dan sirup melon. Siapa pun yang melihatnya pasti ingin menenggaknya.
Minuman menyegarkan ini murni hasil racikan Roni yang mengusung brand Es Buto Ijo di Kediri, Jawa Timur. Merintis usaha sejak 2009, ia langsung menawarkan kemitraan usaha.
Saat ini jumlah mitranya sudah ada 200 yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Antara lain Tulungagung, Jombang, Blitar, Surabaya, Nganjuk dan Semarang.
Ia mengklaim, es racikannya diminati karena rasanya yang menyegarkan, enak dan pas di lidah. "Sirup melonnya asli buatan sendiri, jadi rasanya berbeda dan cuma satu-satunya," kata Roni.
Tertarik menjadi mitra usaha Es Buto Ijo? Roni mengemas paket investasi senilai Rp 9 juta. Dengan investasi itu, mitra berhak mendapatkan booth, bahan baku, peralatan lengkap, stok sirup melon dan pelatihan karyawan.
Mengacu pada gerai yang telah beroperasi, mitra bisa menjual hingga 50 mangkok per hari. Dengan harga jual Rp 5.000 per porsi, mitra bisa mengantongi omzet hingga Rp 7,5 juta saban bulan.
Setelah di potong biaya bahan baku, sewa tempat, gaji karyawan dan biaya operasional per bulan, mitra masih bisa meraup laba sekitar 40%. Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam jangka waktu tiga bulan.
Supaya target balik modal tercapai, mitra wajib mencari lokasi yang strategis. Selain di pusat perbelanjaan, bisa juga membuka gerai di sekolah atau tempat-tempat yang ramai lalu lalang orang. Menurutnya, lokasi sangat menentukan perolehan omzet mitra.
Roni tidak mengutip biaya royalti dari mitra. Namun, bahan baku seperti sirup wajib beli dari pusat. Hingga kini ia masih gencar mecari mitra. Ia ingin Es Buto Ijo-nya terkenal hingga ke seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News