kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Butuh tanah gembur agar si hitam tumbuh subur (2)


Jumat, 15 Maret 2013 / 09:48 WIB
Butuh tanah gembur agar si hitam tumbuh subur (2)
ILUSTRASI. Rupiah di pekan ini melemah 0,34% dalam seminggu di level Rp 14.123 per dollar AS setelah harga komoditas melemah. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Budidaya pohon Sonokeling relatif mudah. Bibit pohon ini bisa didapat dari akar pohon Sonokeling yang sudah tua. Biasanya, akar pohon yang sudah berusia puluhan tahun akan tumbuh tunas-tunas baru.

"Tunas itu dipisahkan dari induk akar dan didiamkan sekitar dua minggu," jelas Daryanto, pebudidaya pohon Sonokeling asal Cilacap, Jawa Tengah.

Setelah itu, tunas bisa ditanam di polybag dan akan tumbuh besar nantinya. Setelah berukuran sekitar 30 centimeter (cm) hingga 1 meter (m), tunas sudah bisa dijadikan bibit dan ditanam di lahan perkebunan. "Saat akan ditanam, unsur hara di tanah harus sudah lengkap," jelas Daryanto.

Maka itu, tanah harus digemburkan terlebih dahulu dan diberi pupuk kompos. Supaya tumbuh maksimal, jarak tanam antar pohon sekitar 2 x 2 m - 2 x 3 m.

Dengan begitu, pertumbuhan pohon tidak terganggu pohon lain dan batangnya bisa lurus. Pada masa awal tanam, pohon Sonokeling masih membutuhkan pemupukan intensif.

Selama satu hingga dua tahun pertama, tanaman sebaiknya diberi pupuk dua minggu sekali. Setelah itu, pemupukan cukup dua kali setahun, yakni menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau.

Pola pemupukan terus dilakukan selama bertahun-tahun, hingga pohon siap dipanen. Jika menginginkan kayu yang sangat keras dan kokoh, pohon sonokeling bisa ditebang pada usia 20 tahun hingga 50 tahun.

Daryanto mengingatkan, setelah pohon tua ditebang, akarnya jangan dicabut. Pasalnya, pada bagian akar itu nanti banyak tumbuh tunas baru yang bisa dijadikan calon bibit. "Makanya akar ini disebut indukan, dia akan terus menghasilkan tunas baru," jelas Daryanto.

Nah, bila Anda belum memiliki pohon indukan berusia tua, maka alternatif paling mudah bisa dengan membeli bibit di pasar. Pebudidaya lainnya, Jusca Dirja menambahkan,  pohon Sonokeling sebenarnya sudah bisa panen pada usia sekitar lima tahun. Namun, harga jualnya lebih murah karena usia kayunya lebih muda.

Menariknya, pohon yang sudah dipanen saat usia lima tahun itu masih bisa tumbuh lagi untuk dipanen kedua kalinya. "Setelah itu, pohon tidak tumbuh lagi," katanya.

Menurut Jusca, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya pohon Sonokeling ini. Pertama, pohon sebaiknya ditanam di lahan dengan ketinggian di bawah 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). "Saya sendiri menanam pada ketinggian 200 hingga 300 mdpl," jelas Jusca.

Selain itu, gulma dan tanaman pengganggu yang ada di sekitar pohon harus rajin dibersihkan. Terutama pada masa-masa awal pertumbuhan hingga pohon berukuran 8 meter.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×