Reporter: Ragil Nugroho, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi
Di zaman serbamodern saat ini, kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi makanan cepat saji sangat tinggi. Selain kepraktisan dalam penyajian, kesehatan makanan, seperti tak mengandung lemak yang berlebih, juga menjadi perhatian utama.
Dengan pertimbangan dua hal tersebut, Nur Cholis Imam dan Tririan Arianto mendirikan rumah makan Mushroom Factory, dengan menu utama dari jamur, pada September 2008 di Surabaya. "Olahan jamur merupakan camilan yang menyehatkan," ujar Nur Cholis Imam berpromosi.
Mereka menawarkan berbagai olahan jamur ini dengan menjamin kesegaran bahan baku. Semua menu yang dimasak tak menggunakan MSG, tanpa bahan pengawet, dan hanya dimasak setelah ada pemesanan.
Aneka kudapan jamur yang dibesut Nur Cholis dan Tririan antara lain original mushroom, enokidake mushroom, ultimate mushroom, hingga green n' fresh mushrrom. Mushrom Factory menjual tiap menu sajian jamur ini mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 13.500.
Tiga paket kemitraan
Aneka olahan jamur ini ternyata memikat banyak pelanggan. Tak heran, permintaan bekerja sama pun banyak mengalir.
Sebagai respons atas minat pelanggan ini, pada akhir 2009 lalu, Mushroom Factory pun mulai menawarkan peluang kerja sama melalui sistem kemitraan. Kini, setelah jalan dua tahun, mereka sudah mampu menggandeng 18 mitra, yang tersebar di Surabaya, Bandung, Jakarta hingga ke Pulau Batam.
Mushroom Factory menawarkan tiga paket kemitraan. Yakni, kemitraan tipe A dengan investasi Rp 26 juta, tipe B dengan investasi Rp 35 juta, dan tipe C dengan investasi awal Rp 43 juta.
Pada kemitraan tipe A, mitra akan memperoleh booth berukuran 2 x 2 m² tanpa atap. Sedangkan, mitra tipe B mendapat booth ukuran 3 x 2 m²tanpa atap. Dan, mitra yang mengambil paket tipe C akan mendapat booth 3 x 2 m² yang lengkap dengan atap.
Perbedaan lainnya terletak pada menu yang ditawarkan. Mitra tipe A mendapat enam menu jamur, sedangkan tipe B memperoleh sepuluh menu, dan tipe C dapat 12 menu jamur.
Selain itu, tiap mitra juga akan mendapatkan pelatihan manajemen dan karyawan, bahan baku awal, fasilitas survei dan sistem pengendalian operasional. Nur Cholis sendiri mengutip license fee sebesar Rp 8,75 juta per tahun.
Pihak Mushroom Factory juga mensyaratkan, setiap lokasi tersedia listrik berkapasitas 4.400 watt. Mitra juga harus menyediakan dua hingga empat karyawan.
Dengan memasang target penjualan 60 porsi per hari, mitra akan memperoleh omzet per bulan sebesar Rp 23,4 juta. Sehingga mitra hanya membutuhkan waktu tujuh bulan hingga sepuluh bulan untuk balik modal.
Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Amir Karamoy menyebutkan, nilai investasi yang ditawarkan Mushroom Factory masih bisa diterima. Namun begitu, calon mitra hendaknya tetap melakukan uji pasar terlebih dahulu untuk mengetahui peminat maupun penikmat jamur.
Maklum, camilan ringan ini belum terlalu akrab di lidah penikmat kuliner Indonesia. Selain itu, lokasi juga menentukan keberhasilan usaha.
Mushroom Factory
Jl. Bratang Gede 3C
Surabaya 60245
Jawa Timur
Telp. (031) 77706980
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News