Reporter: Noor Muhammad Falih, Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Beberapa tahun terakhir, mulai banyak yang melirik budidaya mangga chokanan. Selain karena keunggulan rasa dan warnanya, budidaya mangga asal Thailand ini relatif mudah.
Kepala Pemasaran Sentra Tani Bogor Deni Hadian menyebut, budidaya chokanan sama seperti mangga jenis lain. “Jenis mangga apapun sama budidayanya, termasuk chokanan,” ungkapnya.
Bibit mangga chokanan dibudidayakan dengan teknik penyambungan atau okulasi. Pada teknik penyambungan, batang bawah bisa menggunakan batang mangga lokal yang terkenal lebih kuat ketimbang batang chokanan. Batang atas, adalah jenis chokanan.
Penanaman batang hasil penyambungan sebaiknya diberi jarak antar tanaman sekitar 5 - 6 meter. Jarak antar pohon harus diperhatikan untuk mengatasi lebatnya daun. Ini agar sirkulasi udara dan cahaya tiap pohon tetap terjaga.
Mangga chokanan akan mulai belajar berbuah setelah berumur 3 bulan - 4 bulan setelah penyambungan.
Lantaran, mangga ini bersifat tanaman buah dalam pot (tambulapot), teknik budidayanya tidak rumit. Penyiraman, cukup dua kali dalam sehari. Bahkan, jika musim hujan, tanaman tidak perlu disiram. "Pemberian pupuk kandang rutin sekali dalam enam bulan. Ini terus dilakukan meskipun pohonnya sudah besar. Untuk pupuk kimia pemakaiannya 3 bulan sekali,” papar Deni.
Seperti mangga pada umumnya, chokanan akan berbuah pada Oktober -Januari. Namun, karena bersifat genjah (cepat berbuah), chokanan bisa berbuah hingga tiga kali dalam setahun. Pohon berumur dua tahun bisa menghasilkan 20 kilogram (kg) sekali panen.
Pembudidaya lainnya di Bogor, Syahriel M. Said lebih sering menggunakan teknik okulasi atau penempelan mata tunas untuk memperbanyak tanaman. Menurutnya, teknik okulasi lebih menguntungkan. "Okulasi itu kan satu batang bisa beberapa mata tempel, hasilnya bisa lebih banyak dibanding sistem sambung," ujarnya.
Pemilik Indrapuri Agro ini bilang, proses pembibitan sistem okulasi berlangsung selama 6 - 9 bulan, hingga bibit mencapai tinggi 50 cm - 70 cm. Secara umum, mangga ini lebih baik ditanam di lokasi dataran rendah.
Kata Syahriel, jika ingin tanaman ini panen dua hingga tiga kali dalam setahun, perlu perawatan khusus. "Kandungan pupuk yang digunakan harus banyak mengandung fosfor dan asam amino," ungkapnya.
Jika membudidayakan dalam pot, ia menyarankan, media tanaman harus rutin diganti, serta memangkas akar. Dalam tempo dua atau tiga tahun sekali, tanaman dikeluarkan, sebagian akarnya dipotong, lalu tanah dan pupuknya diganti, barulah ditanam kembali. (Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News